Pada hari Selasa 20 Januari 2015 Kelompok Bantul kumpul Jagongan Iman di rumah Bapak Priyatmodo, dusun Kadiroso. Yang hadir 10 orang bapak dan 23 ibu. Dari pokok Syahadat Katolik yang menjadi pembicaraan adalah kepercayaan kepada Tuhan Yesus yang "turun ke dalam kerajaan maut, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati".
Dari pembicaraan yang terlontar, yang menjadi perhatian utama adalah "turun ke dalam kerajaan maut". Hal ini terjadi karena para peserta yang menggunakan bahasa Jawa memiliki rumusan "kerajaan maut" yang dulu dirumuskan tedhak dhateng naraka (turun ke dalam neraka). Pendapat para peserta pada umumnya berkisar di antara kasih dan kepedulian Kristus kepada manusia yang terumus:
- Sebagai Allah yang menjadi manusia, Dia merasakan sebagai manusia biasa dan ikut dipanggil oleh Bapa.
- Neraka dan surga itu buatan Tuhan, maka dikunjungi.
- Ini menunjukkan kesungguhan cinta Tuhan.
- Tuhan menjemput dan membuka pintu surga bagi para arwah dari Adam hingga wafat Tuhan yang mengalami surga ditutup.
- Tuhan datang untuk meneliti arwah baik dan buruk.
- Kerajaan Allah itu ada di antara manusia di manapun berada.
Pendapat para peserta kemudian dikritisi dengan Katekismus Gereja Katolik (KGK). Dari sini ada yang diteguh, ada yang dikoreksi, dan ada perluasan pemahaman. Yang dibacakan adalah KGK no. 632-635:
632 Penegasan Perjanjian Baru yang begitu sering
tentang Yesus yang "bangkit dari antara orang mati" (Kis 3:15; Rm 8:11; 1 Kor 15:20)
mengandaikan bahwa sebelum kebangkitan Ia tinggal di tempat penantian orang
mati. Itulah arti pertama yang diberikan oleh pewartaan para Rasul mengenai
turunnya Yesus ke dunia arwah: Yesus mengalami kematian seperti semua manusia
dan masuk dengan jiwa-Nya ke tempat perhentian orang mati. Tetapi Ia turun ke
tempat ini sebagai Penyelamat dan memaklumkan Warta gembira kepada jiwa-jiwa
yang tertahan di sana.
633
Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus
sesudah kematian-Nya "neraka", "Sheol"
atau "hades", karena mereka yang tertahan
di sana tidak memandang Allah'. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum
kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur. Tetapi itu tidak berarti
bahwa mereka semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita
dalam perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang
diterima "dalam pangkuan Abraham". "Jiwa orang jujur, yang
menantikan Penebus dalam pangkuan Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia
turun ke dunia orang mati" (Catech. R. 1,6,3).
Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk
dari dalamnya', juga tidak untuk menghapuskan neraka, tempat terkutuk, tetapi
untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia.
634
"Juga kepada orang-orang mati, Injil diwartakan" (1 Ptr 4:6). Dengan turunnya Yesus ke dunia orang mati,
selesailah sudah penyampaian Warta gembira mengenai keselamatan. Itulah tahap
terakhir perutusan Yesus sebagai Mesias -- tahap yang
menurut rentang waktu sangat singkat, tetapi menurut nilainya tidak dapat
diukur: penyebarluasan karya penebusan kepada semua orang dari segala waktu dan
tempat, karena penebusan diperuntukkan bagi semua orang benar.
635
Dengan demikian Kristus turun ke dunia orang-orang mati, agar "orang-orang
mati mendengar suara Anak Allah ... dan mereka yang mendengar-Nya, akan
hidup" (Yoh 5:25). Yesus, "Pemimpin
kehidupan" (Kis 3:15), datang "supaya
memusnahkan dia, yaitu iblis, yang berkuasa atas maut dan supaya dengan jalan
demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan
oleh karena takutnya kepada maut" (Ibr 2:14-15).
Kristus yang telah bangkit, sekarang memegang di tangan-Nya "segala kunci
maut dan kerajaan maut" (Why 1:18), dan
"dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di
atas bumi dan yang ada di bawah bumi" (Flp
2:10).
"Hari ini suasana sunyi mendalam meliputi dunia, suasana
sunyi mendalam dan lengang. Suasana sunyi mendalam, karena raja mengasoh. Rasa takut menguasai dunia dan is menjadi bisu, karena Allah -- dalam daging -- tertidur
dan membangunkan manusia yang tidur sejak zaman baheula
.... Ia pergi mencari Adam, leluhur kita, mencari domba yang hilang. Ia hendak
mengunjungi mereka yang hidup dalam kegelapan dan dalam bayangan maut. Ia
datang supaya membebaskan Adam yang tertangkap dan Hawa yang turut tertangkap
itu dari penderitaannya. la, yang sekaligus Allah dan anak mereka... `demi
engkau Aku menjadi anakmu, Aku, Allahmu ...
Bangunlah, hai orang yang sedang tidur ... Aku tidak menciptakan kamu, supaya
kamu ditahan dalam penjara dunia orang mati. Bangunlah dari orang-orang mati.
Akulah kehidupan orang-orang mati'" (Homili tua
pada hari Sabtu Agung).
0 comments:
Post a Comment