Rabu, 07 Januari 2015
St. Raimundus dr Penyafort,Lindalva
warna liturgi Putih
Bacaan:
1Yoh. 4:11-18; Mzm. 72:2,10-11,2-13; Mrk. 6:45-52. BcO Yes. 63:7-19
Markus 6:45-52:
45
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu
dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia
menyuruh orang banyak pulang. 46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia
pergi ke bukit untuk berdoa. 47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah
di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 48 Ketika Ia
melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka
kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air
dan Ia hendak melewati mereka. 49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di
atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka
berteriak-teriak, 50 sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat
terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini,
jangan takut!" 51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan
anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, 52 sebab sesudah
peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap
degil.
Renungan:
Setelah orang-orang pergi, para murid pun pergi, Yesus mengambil waktu untuk berdoa. Ia berdoa dalam kesendirian.
Berdoa
membutuhkan niat, usaha dan tindakan nyata. Ada niat dalam diri yang
perlu dibangun agar mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan
penghalang-penghalang. Keberadaan yang lain, merasa kerjaan belum
selesai, rasa cape dan lelah seringkali menjadi penghalang kita membuat
doa. Maka diperlukan usaha untuk menyingkirkannya terlebih dahulu.
Kadang perlu kok pamitan: "maaf saya mau berdoa dulu". Pasti ada rasa
malu melakukan itu. Tapi mengapa kita harus malu untuk melakukan hal
baik? Bukankah itu kesaksian? Kita perlu bertindak. Dan tindakan itu
tampak ketika kita sungguh seorang diri berdoa di hadapan Allah.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu berada dalam daerah jahat. Engkau hadir dan menghadirkan terang Tuhan di sana.
Refleksi:
Kapan anda menyediakan waktu untuk berdoa, mengapa?
Doa:
Ya Yesus, semoga aku pun seperti Engkau, berani mengambil sikap dan waktu untuk berdoa. Amin.
Perutusan:
Aku akan bersaksi dengan cara berdoa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment