Pada Jumat 16 Januari 2015 Kelompok Gondang berkumpul untuk Jagongan Iman pertemuan keempat. Lima belas orang terdiri dari 5 orang bapak dan 10 orang ibu amat bersemangat mengikuti program Pendampingan Kaum Tua Pewarta yang didampingi oleh Rama Bambang. Pertemuan di rumah Bapak Haryono di Kraguman ini membicarakan pokok keempat dari Syahadat Iman Katolik yang berbunyi "Yesus ... yang menderita sengsara pada zaman Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan".
Ketika para peserta menyampaikan pemahamannya sendiri terhadap pokok itu, ada beberapa butir pemahaman yang muncul yang menyangkut menyatunya Yesus dengan keseluruhan hidup manusia, kesetiaan-Nya pada perutusan ilahi, keteladanan-Nya, dan tindakan penebusan dosa. Dari butir-butir ini ternyata yang menonjol kerap disebut adalah butir penebusan. Karya penebusan ini dalam pendalaman lebih lanjut menghasilkan beberapa pemahaman:
- Itu itu terjadi karena manusia berada dalam kuasa setan akibat pengaruh dosa asal.
- Penebusan dosa berkaitan dengan peristiwa pembebasan Paskah yang dalam agama Yahudi yang dilakukan dengan menyembelih domba.
- Penebusan ini sesuai dengan kata imam agung waktu Yesus diadili bahwa lebih baik satu orang mati untuk keselematan semua bangsa.
- Penebusan adalah peristiwa yang sungguh unik dan istimewa yang mengajarkan bahwa hidup itu anugerah, maka derita tidak boleh dihindari.
571 Misteri Paska salib dan kebangkitan Kristus adalah
jantung warta gembira yang harus disampaikan para Rasul dan Gereja sebagai
penerusnya kepada dunia. Dalam kematian Putera-Nya Yesus Kristus, rencana
keselamatan Allah terpenuhi "satu kali untuk selama-lamanya" (Ibr
9:26).
572
Gereja tetap setia kepada penjelasan "seluruh Kitab Suci", yang Yesus
sendiri berikan sebelum dan sesudah Paska-Nya: "Bukankah Mesias harus
menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" (Luk 24:26)”
Kesengsaraan Kristus mendapat bentuk historisnya yang konkret, karena "Ia
ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat" (Mrk 8:31),
yang "menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan" (Mat 20:19).
576
Dalam mata banyak orang di Israel, Yesus rupa-rupanya melanggar keyakinan
mendasar dari bangsa terpilih itu:
- melawan ketaatan kepada hukum dalam segala perintah yang
tertulis dan, untuk orang Farisi, dalam penjelasan yang diberikan oleh tradisi
lisan;
- melawan tempat sentral kanisah Yerusalem sebagai tempat suci,
tempat tinggal Allah secara khusus;
- melawan iman akan Allah yang Esa, yang pada kemuliaan-Nya
tidak seorang pun dapat mengambil bagian.
0 comments:
Post a Comment