Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Yeh. 34:1-11; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 20:1-16a. BcO Pkh. 5:10-6:8.
Yeh. 34:1-11; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 20:1-16a. BcO Pkh. 5:10-6:8.
Nas Injil:
1 “Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. 2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. 3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. 4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. 5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. 6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. 8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. 9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. 10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. 11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, 12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. 13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? 14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. 15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? 16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”
1 “Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. 2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. 3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. 4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. 5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. 6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. 8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. 9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. 10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. 11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, 12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. 13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? 14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. 15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? 16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”
Percikan Nas:
Pada jaman sekarang ini omong soal keadilan rasanya kok makin sulit. Bahkan sesuatu yang ada patokan hukumnya pun sering dibelokkan tergantung pada kekuatan dan kekuasaan. Orang kecil menyogok bisa diperkarakan dan dipidana, namun orang besar yang terang-terangan menyogok bisa melenggang bebas. Di jalanan kalau mobil atau motor besar nyerobot lampu merah dilepas, sedang simbok-simbok yang naik motor butut nyerobot lampu merah langsung ditilang. Bahkan kebaikan pun sering dianggap tidak adil.
Tuan yang memperkerjakan pegawainya pun dirasa tidak adil oleh para karyawannya ketika mereka menerima gaji. Sebagaimana dikisahkan dalam Injil sang tuan menggaji sama mereka yang bekerja satu hari dengan yang beberapa jam bahkan hanya satu jam. Kesan yang tampak sang tuan tidak adil dan lupa bahwa mereka sudah mengadakan perjanjian. Kiranya sang tuan tidak bertindak di luar perjanjian yang telah disepakati.
Mungkin baik kalau salah satu penilaian akan keadilan ada dalam kesepakatan perjanjian. Perjanjiannya lampu merah berhenti maka siapapun yang melanggar layak ditilang. Menyogok dipidana, maka siapapun yang menyogok kena pasal pidana. Kalau semua konsisten dengan perjanjian yang ada kiranya semua akan merasakan keadilan tersebut. Maka rasanya perlu kesadaran bersama akan hukum dan perjanjian.
Pada jaman sekarang ini omong soal keadilan rasanya kok makin sulit. Bahkan sesuatu yang ada patokan hukumnya pun sering dibelokkan tergantung pada kekuatan dan kekuasaan. Orang kecil menyogok bisa diperkarakan dan dipidana, namun orang besar yang terang-terangan menyogok bisa melenggang bebas. Di jalanan kalau mobil atau motor besar nyerobot lampu merah dilepas, sedang simbok-simbok yang naik motor butut nyerobot lampu merah langsung ditilang. Bahkan kebaikan pun sering dianggap tidak adil.
Tuan yang memperkerjakan pegawainya pun dirasa tidak adil oleh para karyawannya ketika mereka menerima gaji. Sebagaimana dikisahkan dalam Injil sang tuan menggaji sama mereka yang bekerja satu hari dengan yang beberapa jam bahkan hanya satu jam. Kesan yang tampak sang tuan tidak adil dan lupa bahwa mereka sudah mengadakan perjanjian. Kiranya sang tuan tidak bertindak di luar perjanjian yang telah disepakati.
Mungkin baik kalau salah satu penilaian akan keadilan ada dalam kesepakatan perjanjian. Perjanjiannya lampu merah berhenti maka siapapun yang melanggar layak ditilang. Menyogok dipidana, maka siapapun yang menyogok kena pasal pidana. Kalau semua konsisten dengan perjanjian yang ada kiranya semua akan merasakan keadilan tersebut. Maka rasanya perlu kesadaran bersama akan hukum dan perjanjian.
Doa:
Tuhan semoga kami mampu hidup bersama dengan baik dan selalu ingat akan perjanjian yang telah disepakati. Semoga mereka yang bertugas menjaga itu pun mempunyai ketegasan sesuai perjanjian yang disepakati. Jadikanlah hidup kami damai dan adil. Amin.
Tuhan semoga kami mampu hidup bersama dengan baik dan selalu ingat akan perjanjian yang telah disepakati. Semoga mereka yang bertugas menjaga itu pun mempunyai ketegasan sesuai perjanjian yang disepakati. Jadikanlah hidup kami damai dan adil. Amin.
Kesepakatan Perjanjian
(goeng).
(goeng).
0 comments:
Post a Comment