Ludovikus, Yosef dr Calasanz
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Yeh. 43:1-7a; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Mat. 23:1-12. BcO Pkh. 11:7-12:14.
Nas Injil:
1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Percikan Nas:
Di suatu lingkungan ada orang yang pandai sekali berbicara. Kata-katanya sungguh manis dan baik. Sayangnya kelakuannya tidak selaras dengan apa yang dikatakannya. Terhadap orang seperti itu akan muncul sikap-sikap penolakan, tidak suka, jengkel dan lain-lain. Yang lebih parah bukan hanya perilaku orang tersebut yang ditolak, kata-kata baik yang dilontarkannya pun dianggap tidak baik.
Yesus memberi pelajaran kepada kita, “turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya” (Mat 23:3). Yesus meminta murid-murid menuruti dan melakukan apa yang diajarkan orang Farisi dan ahli Taurat tapi tidak perbuatan mereka. Ajaran baik tetap baik.
Memang mungkin kita jengkel dengan orang yang tidak konsisten dengan kata-katanya. Namun bagaimanapun kata-kata baik tetap baik. Kata-kata baik tidak bisa menjadi buruk karena yang mengatakannya tidak baik. Sejalan dengan ajaran Tuhan marilah kita menerima dan menuruti kata-kata dan ajaran baik sekalipun tidak harus mengikuti perbuatannya. Ajaran baik tetap baik.
Doa:
Tuhan semoga kami mampu memilah dengan baik kata dan perbuatan dalam hidup ini. Kuatkan hati kami untuk menerima yang baik sebagai baik. Berikanlahlah kami sikap rendah hati sekaligus tegas. Amin.
Ajaran baik
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment