diambil dari http://katakombe.org/para-kudus Hits: 2411 Diterbitkan: 02 Oktober 2014 Diperbaharui: 02 Oktober 2014
- Perayaan2 Oktober
- LahirSekitar tahun 616
- Kota asalAutun - Burgundy - Perancis
- WafatMartir - matanya dicungkil, lidahnya dipotong, lalu disiksa sampai kedua kakinya lumpuh.
Dibiarkan menderita sebagai seorang lumpuh, buta dan bisu lalu dibunuh tahun 678 atau 680 di Sarcing, Somme, Perancis - KanonisasiPre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Santo Leodegar lahir di Autun, Burgundy (Sekarang Perancis) pada sekitar tahun 616. Ia berasal dari keluarga bangsawan Kristen yang saleh. Ayahnya bernama Bobilo dan ibunya juga adalah seorang kudus; yaitu Santa Sigrada. Seorang adiknya juga adalah seorang santo dan martir Kristus bernama Santo Warren.
Karena ingin menjadi seorang imam, Leodegar lalu pergi ke kota Poitiers, untuk belajar di bawah bimbingan pamannya, yang adalah Uskup Poitiers. Oleh pamannya, ia ditahbiskan menjadi seorang diakon, lalu menjadi seorang imam. Pada tahun 650 santo Leodegar di angkat menjadi abbas (kepala biara) di biara Maxentius. Selama enam tahun menjadi abbas, santo Leodegar berusaha keras memperbaharui kehidupan spiritual para biarawan asuhannya dengan menerapkan aturan hidup Benediktin (benedictin rule) yang sangat ketat.
Pada tahun 656, Santo Leodegar harus meninggalkan biara Maxentius karena secara tidak diduga ia ditunjuk oleh Ratu Bathildis untuk menjadi Penasihat Kerajaan dan guru rohani bagi para pangeran. Santo Leodegar menduduki jabatan ini selama sembilan tahun. Pada tahun 665 Leodegar mengundurkan diri sebagai Penasihat Kerajaan beberapa saat setelah ratu Bhatildis menyerahkan tahta kerajaan pada puteranya Clotaire. Ratu yang saleh itu ingin menarik diri dari dunia ramai dan menjadi seorang biarawati. Ratu Bhatildis kini dikenal sebagai Santa Bhatildis.
Setelah mengundurkan diri sebagai penasihat Kerajaan, Santo Leodegar ditunjuk menjadi uskup kota Autun. Ia menjadi seorang uskup yang sangat saleh dan sederhana. Kesehariaannya tetap ia jalani layaknya seorang biarawan dan ia tetap hidup sesuai aturan hidup benediktin. Uskup Leodegar memperbaharui kehidupan para klerusnya dan menegakkan disiplin kehidupan gerejawi. Ia sangat memperhatikan penerimaan sakramen-sakramen bagi umat, terutama sakramen baptis.
Sekitar Tahun 675 terjadi perebutan kekuasaan di Autun antara Childeric dan Ebroin. Childeric terbunuh, dan kota Autun lalu dikepung Ebroin bersama para sekutunya. Untuk menghindari pertumpahan darah, bapa Uskup mengatur penyerahan diri dan memberikan dirinya sebagai jaminan kepada para penyerang agar mereka untuk tidak menghancurkan kota dan membunuhi para penduduk.
Karena dianggap sebagai pendukung Childeric, Ebroin lalu memerintahkan agar uskup Leodegar ditahan. Dalam penjara, bapa uskup disiksa dengan sangat mengerikan. Kedua matanya dicungkil dan lidahnya dipotong. Ia juga terus menerus disiksa sampai kedua kakinya menjadi lumpuh. Ebroin dengan keji sengaja membiarkan uskup Leodegar hidup dalam penderitaan sebagai seorang lumpuh, buta dan bisu selama dua tahun sebelum kemudian membunuhnya.
Uskup Leodegar meninggal sebagai seorang martir pada tahun 678 atau 680 di pinggir dekat hutan dekat Sarcing, Somme, Perancis.
Sumber : Katakombe.Org
0 comments:
Post a Comment