Peringatan Wajib.
St. Yustinus
warna liturgi Merah
Bacaan-bacaan:
Kis. 18:23-28; Mzm. 47:2-3,8-9,10; Yoh. 16:23b-28;
BcO 1Yoh. 3:11-17.
Bacaan Injil:
23 Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. 24 Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. 25 Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. 26 Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, 27 sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. 28 Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa."
Memetik Inspirasi:
Ketika orang tua mulai sendiri karena anak-anaknya sudah mandiri ada rasa bahagia dalam diri mereka. Di antara rasa bahagia tersebut terselip pula rasa sedih. Mereka mengalami bayang-bayang suasana kehilangan. Dulu ketika bersama anak-anak sering datang meminta uang saku atau pun sesuatu yang lain. Kini ketika mandiri tidak ada lagi permintaan-permintaan tersebut. Kerinduan memberi sebagai orang tua sering muncul. Ia pun rindu dimintai oleh anak-anaknya.
Para murid telah lama bersama dengan Yesus. Banyak hal telah diberikan Yesus kepada mereka. Mungkin karena banyak telah mereka terima mereka pun jarang bahkan tidak pernah meminta kepada Yesus. Yesus pun rindu untuk diminta. “Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu” (Yoh 16:24).
Kebahagiaan orang tua adalah memberi pada anak-anaknya. Walau untuk memberi itu mereka harus berjerih payah, namun memberi itu menjadi tanda eksistensi mereka sebagai orang tua. Bapa pun bersukacita memberikan permintaan kita dalam nama Yesus. Maka kita tidak perlu sungkan untuk meminta di hadapan Tuhan. Walau kita sudah mandiri, permintaan yang kita ajukan kepada Tuhan bisa semakin mengeratkan relasi kita dengan-Nya.
Refleksi:
Apa permintaanmu kepada Tuhan?
Doa:
Ya Bapa kami mohon berilah kami rahmat kesejahteraan hidup dan iman. Semoga karena kasih-Mu kami pun semakin bertumbuh selaras dengan kehendak-Mu. Amin.
Meminta
Selamat hari lahirnya Pancasila
MoGoeng
Wates
Friday, May 31, 2019
Lamunan Peringatan Wajib
Santo Yustinus,
Martir
Sabtu, 1 Juni
2019
Yohanes 16:23b-28
16:23b. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu
minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
16:24
Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu
akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
16:25
Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi
berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa
kepadamu.
16:26
Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu,
bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa,
16:27
sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya,
bahwa Aku datang dari Allah.
16:28. Aku datang dari Bapa dan Aku
datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, banyak orang mengalami keinginan yang rasanya mendesak untuk dipenuhi. Orang dapat menjadikan itu sebagai isi doa kepada Tuhan.
- Tampaknya, ada anggapan bahwa dalam doa permohonan orang memang menginginkan Tuhan untuk memenuhi keinginannya. Orang dapat yakin akan kemahadayaan ilahi untuk melakukan yang diinginkannya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun yang diinginkan itu adalah hal luhur demi kepentingan dan kebaikan banyak orang, orang baru akan mengalami keterkabulan doa kalau dalam berdoa selalu berada dalam model nurani, yaitu menjadi penyerahan diri pada kehendak ilahi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan sadar bahwa doa permohonan adalah jalan penyerahan diri pada kehendak-Nya yang selalu baik.
Ah, asal banyak berdana, permohonan akan dikabulkan
oleh Tuhan.
Percikan Nas Jumat, 31 Mei 2019
Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Zef. 3:14-18a atau Rm. 12:9-16b; MT Yes. 12:2-3,4-bcd,5-6; Luk. 1:39-56.
BcO Kid. 2:8-14; 8:6-7.
Bacaan Injil:
39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. 40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. 41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, 42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. 43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? 44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. 45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." 46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, 47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. 50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; 52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; 53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” 56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Memetik Inspirasi:
Dalam saat-saat tertentu mungkin kita pernah mendapatkan berita atau pengalaman yang mengejutkan. Sesuatu yang lama kita inginkan tapi terasa mustahil didapatkan tiba-tiba hadir dalam hidup kita. Atau sakit yang tidak kunjung-kunjung sembuh tiba-tiba sembuh. Atau saat kita berputus asa mengharapkan kehadiran keluarga di rumah, tiba-tiba dia pulang.
Elisabet adalah perempuan yang sudah berusia. Harapannya untuk mendapat anak bisa jadi sudah sirna. Namun ternyata ia bisa mengandung. Maria gadis muda dan belum bersuami pun mengandung dari Roh Kudus. Mereka berdua yang mengalami peristiwa istimewa tersebut bertemu. Pertemuan mereka pun berlimpah pujian dan syukur.
Kiranya tidak ada yang mustahil di dunia ini. Segala sesuatu mungkin terjadi. Ketika kita mengandalkan Tuhan banyak kemungkinan yang tampaknya mustahil bisa terjadi. Belajar dari Elisabet dan Maria kiranya pengalaman tersebut menjadi ruang kidung pujian hidup kita. Pantaslah kita lambungkan syukur dan pujian pada Tuhan.
Refleksi:
Pernahkah anda mengalami peristiwa istimewa dalam dirimu?
Doa:
Bapa bagi-Mu tidak ada yang mustahil. Semua selalu mungkin. Semoga kami pun mempunyai keyakinan bahwa Engkau akan mewujudkan apa yang menjadi kerinduan kami. Teguhkanlah iman kami. Amin.
Tak ada yang mustahil
MoGoeng
Wates
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Zef. 3:14-18a atau Rm. 12:9-16b; MT Yes. 12:2-3,4-bcd,5-6; Luk. 1:39-56.
BcO Kid. 2:8-14; 8:6-7.
Bacaan Injil:
39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. 40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. 41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, 42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. 43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? 44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. 45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." 46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, 47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. 50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; 52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; 53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” 56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Memetik Inspirasi:
Dalam saat-saat tertentu mungkin kita pernah mendapatkan berita atau pengalaman yang mengejutkan. Sesuatu yang lama kita inginkan tapi terasa mustahil didapatkan tiba-tiba hadir dalam hidup kita. Atau sakit yang tidak kunjung-kunjung sembuh tiba-tiba sembuh. Atau saat kita berputus asa mengharapkan kehadiran keluarga di rumah, tiba-tiba dia pulang.
Elisabet adalah perempuan yang sudah berusia. Harapannya untuk mendapat anak bisa jadi sudah sirna. Namun ternyata ia bisa mengandung. Maria gadis muda dan belum bersuami pun mengandung dari Roh Kudus. Mereka berdua yang mengalami peristiwa istimewa tersebut bertemu. Pertemuan mereka pun berlimpah pujian dan syukur.
Kiranya tidak ada yang mustahil di dunia ini. Segala sesuatu mungkin terjadi. Ketika kita mengandalkan Tuhan banyak kemungkinan yang tampaknya mustahil bisa terjadi. Belajar dari Elisabet dan Maria kiranya pengalaman tersebut menjadi ruang kidung pujian hidup kita. Pantaslah kita lambungkan syukur dan pujian pada Tuhan.
Refleksi:
Pernahkah anda mengalami peristiwa istimewa dalam dirimu?
Doa:
Bapa bagi-Mu tidak ada yang mustahil. Semua selalu mungkin. Semoga kami pun mempunyai keyakinan bahwa Engkau akan mewujudkan apa yang menjadi kerinduan kami. Teguhkanlah iman kami. Amin.
Tak ada yang mustahil
MoGoeng
Wates
Thursday, May 30, 2019
Santa Camilla Battista da Varano
diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 4140 Diterbitkan:16 Mei 2017 Diperbaharui: 16 Mei 2017
- Sumber : Katakombe.Org
- Perayaan31 Mei
- Lahir9 April 1458
- Kota asalCamerino, Macerata, Italia
- Wafat31 Mei 1524 di Camerino, Macerata, Italia
Sebab alamiah - Beatifikasi7 April 1843 oleh Paus Gregorius XVI (cultus confirmed) 19 Desember 2005 oleh Paus Benediktus XVI (decree of heroic virtues)
- Kanonisasi17 Oktober 2010 oleh Paus Benediktus XVI Sumber : Katakombe.Org
Santa Camilla Battista da Varano lahir pada tanggal 9 April 1458 di Camerino, Macerata, Italia, dalam keluarga aristokrat Italia yang kaya-raya. Ayahnya adalah Pangeran Giulio Cesare da Varano, Duke of Camerino dan ibunya juga seorang wanita ningrat bernama Cecchina di Maestro Giacomo. Sebagai seorang puteri bangsawan, Camilla menerima pendidikan dari guru-guru terbaik di masa itu, dan sangat berbakat dalam Retorika dan Tata-bahasa.
Saat berusia 9 tahun, Camilla kecil mendengarkan homili hari Jum'at Agung dari seorang biarawan Fransiskan bernama Domenico di Leonessa. Khotbah tentang Sengsara Yesus ini begitu menyentuh, sampai ia menangis tersedu-sedu di dalam Gereja.
Pada masa Prapaskah 1479 Camilla kembali mendengarkan khotbah yang menggetarkan hati dari seorang biarawan Fransiskan bernama Francesco di Urbino. Kata-kata biarawan yang dijuluki "Sangkakala Roh Kudus" ini membuat hatinya bergetar hebat. Setelah rutin mendengarkan khotbah-kotbah dari don Francesco, Camilla mulai mendengar panggilan Tuhan didalam dirinya untuk meninggalkan kehidupan duniawi. Keinginannya menjadi biarawati segera ditentang keras oleh sang ayah yang telah mempersiapkan perjodohannya. Namun Camilla teguh mempertahankan panggilannya dan tetap memutuskan untuk menjadi pengantin Kristus.
Saat berusia 21 tahun, Camilla masuk sebuah biara suster dan mengucapkan kaulnya pada tanggal 24 Maret 1479 bertepatan dengan Hari Raya Santa Maria Menerima Kabar Gembira dari malaikat Tuhan. Dua tahun pertamanya sebagai seorang biarawati adalah perjuangan pahit melawan godaan dan cobaan yang berat. Selain sikap keluarganya yang tetap menentang pilihan hidupnya, Camilla juga harus menghadapi ejekan dan gosip dari sesama biarawati yang merasa aneh melihat seorang puteri bangsawan meninggalkan kastil yang megah untuk menjadi seorang biarawati miskin.
Pada tanggal 17 April 1479, Camilla pindah ke biara Klaris (OSC = Ordo Santa Clara) di Urbino Italia yang lebih kontemplatif dan memiliki regula (aturan hidup membiara) yang lebih ketat. Dalam biara inilah Camilla mengalami peningkatan kehidupan rohani yang luar biasa. Ia menjadi seorang suster yang sederhana dan penuh disiplin yang selalu hidup dalam doa dan meditasi. Ia akan berdoa sepanjang malam dan mengawali pagi harinya dengan menerima sakramen tobat. Camilla kemudian diberkati Tuhan dengan karunia penglihatan dan kerap menerima penampakkan dari para kudus dan para malaikat. Penampakan-penampakan Ilahi ini membuka pikirannya untuk memahami konsep-konsep teologi yang kelak dituangkan dalam tulisan-tulisannya. Camilla mengintensifkan meditasinya pada sengsara Kristus hingga dapat meresapi dan merasakan penderitaan Sang Juru Selamat secara nyata, fisik maupun mental. Pada masa ini ia menulis buku “Ricordi di Gesu”, sebuah panduan meditasi dalam bentuk sebuah surat dari Yesus kepadanya.
Pada tanggal 4 Januari 1484 Camilla da Varano ditunjuk menjadi Abbess (kepala biara susteran) biara Santa Maria Nouva di kota kelahirannya, Camerino. Biara ini terletak dekat istana ayahnya dan baru selesai dipugar sang ayah untuk membuat putrinya berada dekat dengannya. Dengan kekuasaannya, Pangeran Guilio Cesare da Varano menekan Vikaris Jenderal Ordo Fransiskan, yang memiliki otoritas atas Ordo Santa Clara, untuk menempatkan Suster Camilla di biara yang telah ia pugar tersebut. Camilla menolak keras pindah ke Camerino karena campur tangan ayahnya. Namun ia pindah juga setelah diingatkan akan kaul ketaatannya.
Di biara Camerino, Camilla da Varano menulis beberapa buku diantaranya : I dolori mentali di Gesu nella sua Passione (Kesedihan Hati Yesus Saat Menderita Sengsara), yang berisikan renungan panjang mengenai Sengsara Yesus. Antara tanggal 27 Februari dan 13 Maret 1491 Camilla menyusun Vita Spirituale (hidup Spiritual), buku autobiografinya yang adalah sebuah surat yang panjang untuk don Domenico di Leonessa, biarawan Fransiskan yang telah mengilhami tetesan air matanya saat ia berusia 9 tahun. Dalam Vita Spirituale Camilla mengucapkan terima kasih kepada don Domenico dan menceritakan bagaimana ia telah mengilhami perjalanan hidup spiritualnya.
Santa Camilla Battista da Varano - Tubuh tetap utuh
Pada tahun 1505, Paus Julius II mengirim Suster Camilla ke kota Fermo untuk membangun biara Klaris di kota itu. Ia pergi dan tinggal disana selama dua tahun lalu kembali ke Camerino. Pada 1521 Camilla diutus ke San Severino Marche untuk membimbing sebuah komunitas biarawati yang baru saja mengadopsi Regula Santa Klara. Disini ia menulis karyanya yang terakhir : Trattato della Purita di Cuore yang ia dedikasikan kepada Vikaris Jendral Fransiskan, Giovanni di Fano.
Suster Camilla Battista da Varano tutup usia di biara Klaris di Camerino pada tanggal 31 Maret 1524. Ia dibeatifikasi pada tanggal 7 April 1843 oleh Paus Gregorius XVI dan dikanonisasi pada 17 Oktober 2010, oleh Paus Benediktus XVI. Tubuhnya yang masih tetap utuh, saat ini disemayamkan di biara Santa Klara, Camerino, Macerata, Italia.
Lamunan Pesta
Santa Perawan
Maria Mengunjungi Elisabet
Jumat, 31 Mei
2019
Lukas 1:39-56
1:39.
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan
menuju sebuah kota di Yehuda.
1:40
Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
1:41
Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam
rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus,
1:42
lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua
perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
1:43
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
1:44
Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam
rahimku melonjak kegirangan.
1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang
dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
1:46
Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
1:47
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
1:48
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari
sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
1:49
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan
nama-Nya adalah kudus.
1:50
Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
1:51
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan
orang-orang yang congkak hatinya;
1:52
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan
orang-orang yang rendah;
1:53
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang
yang kaya pergi dengan tangan hampa;
1:54
Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
1:55
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan
keturunannya untuk selama-lamanya."
1:56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga
bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, berkunjung memang menjadi salah satu keutamaan hidup. Dengan berkunjung orang mengungkapkan kepedulian atau perhatian pada yang dikunjungi.
- Tampaknya, dengan berkunjung orang mau membuat yang dikunjungi mengalami kebahagiaan. Dengan berkunjung orang dapat rela untuk berbagi misalnya dengan membawa oleh-oleh.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun seringkali kali harus diwarnai oleh susah payah untuk menghadirkan kepedulian, kalau dilandasi dengan ketulusan nurani, tindakan berkunjung justru membuat si pengunjung mengalami kebahagiaan sejati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dalam berkunjung tidak hanya membuat riang yang dikunjungi, tetapi dia sendiri juga mengalami sukaria relung jiwa.
Ah, jaman kini berkunjung itu membuang-buang waktu.
Percikan Nas Kamis, 30 Mei 2019
HARI RAYA KENAIKAN TUHAN
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 1:1-11; Mzm. 47:2-3,6-7,8-9; Ef. 1:17-23atau Ibr. 9:24-28; 10:19-23; Luk. 24:46-53.
BcO Ef. 4:1-24.
Bacaan Injil:
46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. 48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini. 49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." 50 Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. 51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. 52 Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. 53 Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.
Memetik Inspirasi:
Hari ini kita semua sudah merayakan hari raya kenaikan Tuhan. Banyak gambar kenaikan Tuhan disebar dalam grup-grup whatsapp. Peristiwa ini semakin meneguhkan iman keyakinan kita pada Tuhan.
Anak sudah kembali kepada Bapa. Ada dalam kemuliaan abadi. Ia pun tetap memberi pesan kepada umat-Nya untuk menjadi saksi yang terus mewartakan pengampunan dan pertobatan. Pengampunan dan pertobatan ini pun menjadi salah satu ciri kita sebagai orang Katolik. Kekatolikan kita akan semakin terasa kuat kala kita pun menghadirkan pengampunan dan pertobatan.
Syukur kiranya sampai sekarang ini kita sebagai Gereja mengedepankan pengampunan dan pertobatan. Dalam banyak kotbahnya para imam mewartakan pengampunan dan pertobatan. Memang mungkin orang bisa gemes karena merasa Gereja kok tampak lemah. Namun sebagai murid-murid Kristus kita layak menghidupi terus menerus pengampunan dan pertobatan. Gereja pun sangat terbuka pada mereka yang memohon ampun dan bertobat. Maka kita pun selalu mengawali ekaristi dengan pertobatan dan pengampunan.
Refleksi:
Bagaimana pengampunan dan pertobatan hidup dalam dirimu?
Doa:
Tuhan, kami bersyukur mengimani Engkau sang pengampun. Pertobatan-pertobatan kami tidak pernah Kaudiamkan. Kiranya kami pun bisa selalu bertobat dan mengampuni. Amin.
Pengampunan dan Pertobatan
MoGoeng
Wates
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 1:1-11; Mzm. 47:2-3,6-7,8-9; Ef. 1:17-23atau Ibr. 9:24-28; 10:19-23; Luk. 24:46-53.
BcO Ef. 4:1-24.
Bacaan Injil:
46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. 48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini. 49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." 50 Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. 51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. 52 Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. 53 Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.
Memetik Inspirasi:
Hari ini kita semua sudah merayakan hari raya kenaikan Tuhan. Banyak gambar kenaikan Tuhan disebar dalam grup-grup whatsapp. Peristiwa ini semakin meneguhkan iman keyakinan kita pada Tuhan.
Anak sudah kembali kepada Bapa. Ada dalam kemuliaan abadi. Ia pun tetap memberi pesan kepada umat-Nya untuk menjadi saksi yang terus mewartakan pengampunan dan pertobatan. Pengampunan dan pertobatan ini pun menjadi salah satu ciri kita sebagai orang Katolik. Kekatolikan kita akan semakin terasa kuat kala kita pun menghadirkan pengampunan dan pertobatan.
Syukur kiranya sampai sekarang ini kita sebagai Gereja mengedepankan pengampunan dan pertobatan. Dalam banyak kotbahnya para imam mewartakan pengampunan dan pertobatan. Memang mungkin orang bisa gemes karena merasa Gereja kok tampak lemah. Namun sebagai murid-murid Kristus kita layak menghidupi terus menerus pengampunan dan pertobatan. Gereja pun sangat terbuka pada mereka yang memohon ampun dan bertobat. Maka kita pun selalu mengawali ekaristi dengan pertobatan dan pengampunan.
Refleksi:
Bagaimana pengampunan dan pertobatan hidup dalam dirimu?
Doa:
Tuhan, kami bersyukur mengimani Engkau sang pengampun. Pertobatan-pertobatan kami tidak pernah Kaudiamkan. Kiranya kami pun bisa selalu bertobat dan mengampuni. Amin.
Pengampunan dan Pertobatan
MoGoeng
Wates
Wednesday, May 29, 2019
Santa Joan of Arc
diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 8005 Diterbitkan: 23 Agustus 2013 Diperbaharui: 19 Jun 2015
- Sumber : Katakombe.Org
- Perayaan30 Mei
- Lahir6 January 1412
- Kota asalGreux-Domremy, Lorraine, Perancis
- Wafat30 Mei 1431; Martir. Dibakar hidup-hidup di Rouen, Perancis
- Beatifikasi11 April 1905 oleh Paus Santo Pius X
- Kanonisasi16 Mei 1920 oleh Paus Benediktus XV Sumber : Katakombe.Org
Joan Of Arc (Jeanne d’Arc) lahir di Greux-Domremy, Lorraine, sebuah desa kecil di Perancis. Jacques d'Arc, ayahnya, adalah seorang petani yang memiliki tanah yang cukup luas dan ibunya bernama Isabelle Romee, seorang wanita yang lembut dan penuh kasih.
Joan muda suka sekali berdoa, terutama pada tempat-tempat suci bagi Bunda Maria. Dalam doanya, gadis petani kecil yang jujur ini sering menerima penglihatan (vision) dari para kudus seperti Santa Margaret dari Antiokhia, Santa Catherine dari Alexandria, dan yang paling sering ia sebutkan adalah penampakan dari Malaikat Agung Michael. Suatu hari ketika dia sedang menonton domba-dombanya, St. Michael Malaikat Agung, menampakkan diri kepadanya dan berkata, "Putri Allah, pergilah selamatkanlah Perancis!"
Setelah selama tiga tahun Joan terus-menerus mendengar suara orang-orang kudus memanggilnya untuk bertindak; ketika ia berumur enam belas tahun, Joan memulai misinya. Ia menghadap raja dan meminta agar diberikan pasukan untuk membebaskan tanah Perancis yang sudah dikuasai Inggris.
Pada waktu itu, terjadi peperangan antara Perancis dan Inggris yang berlangsung selama seratus tahun. Karena itu, peperangan ini disebut dengan Perang Seratus Tahun. Inggris telah memenangkan banyak wilayah Perancis. Begitu banyaknya sampai-sampai raja Inggris juga menyebut dirinya sebagai raja Perancis.
Awalnya tidak mudah bagi Joan untuk menyakinkan Raja agar memberinya pasukan. Ia hanyalah seorang gadis petani, berasal desa terpencil dan buta huruf pula. Namun Joan tidak menyerah. Ia mengatakan pada raja bahwa Tuhan telah mengutusnya untuk memimpin pasukan Perancis di medan perang. Agar raja percaya kepadanya, Joan meramalkan bahwa peperangan yang saat itu sedang terjadi di Herrings akan berakhir dengan kekalahan Perancis. Ramalan Joan kemudian terbukti benar. Dan raja Charles VII pun mulai percaya pada kata-kata Joan.
Dengan izin Raja, Joan memimpin pasukan Perancis ke kota Orleans, dimana ia sendiri berdiri paling depan menghadapi musuh. Dalam baju zirah yang putih berkilau, gadis remaja ini berkuda menerjang pasukan Inggris dengan panji kebesaran yang berkibar di atas dirinya. Pada panji kebesarannya tertera nama-nama YESUS dan MARIA. Dia terkena anak panah dalam pertempuran itu, tapi dia terus maju bertempur dan menyemangati anak buahnya untuk tidak menyerah. Ia berkata kepada mereka bahwa Tuhan menghendaki agar Inggris keluar dari tanah Perancis. Prajurit Perancis mendengarkan kata-kata panglima wanita ini dan bertempur dengan penuh semangat. Akhirnya setelah bertempur mati-matian mereka berhasil menghancurkan sebagian besar pasukan Inggris. Pasukan yang tersisa mundur dari medan pertempuran lalu melarikan diri. Kemenangan ini disambut dengan penuh sukacita karena selama ini mereka selalu saja kalah oleh bala tentara Inggris.
Kemenangan demi kemenangan kemudian diraih pasukan Perancis dibawah kepemimpinan St. Joan. Ia memimpin pasukannya menghancurkan pos–pos pertahanan pasukan Inggris, lalu merebut sebuah benteng Inggris yang sangat kuat di Ies Tourelles. Pada pertempuran di les Tourelles Joan terkena anak panah dibahunya; namun seperti tidak merasakan apa-apa, Joan mencabut panah tersebut lalu diiringi pekikan yang menyemangati pasukannya, ia kembali maju bertempur.
Satu demi satu kota–kota Perancis yang dikuasai Inggris direbut kembali oleh Joan. Kota Jargeau direbut Joan pada tanggal 12 Juni 1429. Tiga hari kemudian, tanggal 15 Juni, Joan menghancurkan pasukan Inggris di Meung-sur-Loire dan merebut kota itu. Dua hari selanjutnya Joan menuju Beaugency dan merebut kota tersebut tanpa perlawanan berarti dari pasukan Inggris.
Ketika pihak Inggris mengirimkan pasukan bantuan dalam jumlah besar; Joan segera menyongsong pasukan tersebut. Pertempuran dahsyat terjadi. Di kemudian hari pertempuran ini dikenal dengan nama pertempuran Patay. Joan memerintahkan Pasukan perintis (vanguard) Perancis untuk secepatnya menyergap pasukan Inggris sebelum pasukan panah mereka dapat menyiapkan pertahanan. Serbuan mendadak ini membuat Pasukan Inggris yang dipimpin oleh Jendral Sir John Fastolf kocar-kacir. Sebagian besar pasukan dan para komandannya tewas. Pasukan yang tersisa lari pontang-panting menyelamatkan diri, termasuk juga Jendral Sir John Fastolf.
Nama Joan of Arc kemudian menjadi momok bagi pasukan Inggris. Kenyataan tentang seorang perawan suci yang memimpin pasukan Perancis dibawah panji bertuliskan YESUS dan MARIA, membuat nyali pasukan Inggris ciut.
Setelah pertempuran Patay, St. Joan memimpin Pasukan Perancis berbaris menuju Reims dari Gien-sur-Loire pada tanggal 29 Juni. Semua kota yang dikuasai Inggris di sepanjang jalan menuju Reims menyerah tanpa syarat kepada pasukan Perancis. Di kota Troyes, Pasukan Inggris takluk setelah dikepung selama empat hari, tanpa adanya pertumpahan darah.
Sebuah kisah mukjizat menyertai St. Joan saat ia merebut Troyes. Pasukan Perancis menderita krisis logistik pada saat mencapai Troyes. Tapi sungguh ajaib; beberapa bulan sebelum kedatangan mereka, seorang biarawan pengelana bernama Richard telah berkhotbah akan datangnya akhir dunia di Troyes. Ia berhasil meyakinkan penduduk Troyes untuk menanam kacang-kacangan yang memiliki masa panen pendek. Pasukan St. Joan tiba tepat pada saat panen tiba dan ribuan anggota pasukannya tidak menderita kelaparan. Mujizat ini membuat pasukan Perancis dan masyarakat kota itu percaya bahwa Joan of Arch adalah seorang utusan Tuhan. Bahkan para sejarawan saat ini juga menyimpulkan bahwa Joan of Arc sepertinya bukanlah seorang pemimpin militer yang cakap. Ia lebih tepat disebut sebagai seorang yang “diberkati”.
Setelah kemenangan demi kemenangan diraih, waktu penderitaan Joan dimulai. Dalam satu pertempuran dia ditangkap oleh Pasukan Burgundi. Kemudian ia dijual ke Inggris. Charles VII Raja Perancis yang tidak tahu berterima kasih itu bahkan tidak pernah berusaha untuk menyelamatkannya. Raja pengecut itu ternyata takut akan popularitas Joan yang bisa menjadi ancaman bagi tahtanya. Joan dimasukkan ke dalam penjara dan setelah melalui sebuah persidangan yang penuh intrik politik dan ketidak-adilan ia dijatuhi hukuman mati.
Catatan di pengadilan menunjukkan bukti kecerdasan Joan yang luar biasa. Ia mampu memberi jawaban yang briliant pada pertanyaan jebakan yang disusun dengan sangat teliti oleh para pendakwanya yang sangat terpelajar. Seperti sewaktu ditanya : “Apakah anda tahu bahwa anda berada dalam berkat Tuhan (God's grace)..?”. Pertanyaan ini adalah jebakan. Jika Joan menjawab iya, maka ia akan dituduh bidaah karena mengganggap dirinya sebagai seorang nabi atau seorang utusan Tuhan. Tapi jika menjawab tidak, maka dengan sendirinya Joan telah mengakui kesalahannya. Jawaban Joan sungguh diluar dugaan. Gadis desa yang buta huruf ini berkata : “Jika tidak, semoga Tuhan menempatkan saya di sana; dan jika iya, semoga Tuhan tetap memberkati saya." Mendengar jawaban ini mereka yang menginterogasinya menjadi takjub dan langsung menunda interogasi pada hari itu. (jadi ingat kisah di Mat 22:15-22).
Saat dihukum mati Joan bahkan belum mencapai umur dua puluh tahun. Namun dia dengan gagah berani menyambut kematiannya pada tanggal 29 Mei 1431. Ia diikat pada sebuah tiang yang tinggi dan dibakar sampai mati. Kata-kata terakhirnya adalah "Yesus."
Setelah perang berakhir Paus Kallixtus III mengesahkan proses pengadilan ulang atas Joan d’Arc. Proses ini melibatkan banyak pihak dari seluruh Eropa dan mengikuti prosedur standar pengadilan saat itu. Para ahli teologi menganalisis kesaksian dari 115 saksi mata. Kesimpulan akhir dimumkan pada bulan Juni 1456, yang menyatakan bahwa Joan adalah seorang martir yang tidak bersalah. Pengadilan ini juga menyimpulkan bahwa hakim yang memutuskan hukuman bagi Joan telah menjatuhkan hukuman mati kepada seorang wanita yang tak berdosa demi balas dendam politik. Pengadilan secara resmi memutuskan Joan of Arc tak bersalah pada tanggal 7 Juli 1456.
Empat ratus delapan puluh sembilan tahun kemudian, pada tanggal 16 Mei 1920, Paus Benediktus XV mengumumkan Joan sebagai seorang Kudus.
Sumber : Katakombe.Org
Lamunan Hari Raya
Kenaikan Tuhan
Kamis, 30 Mei
2019
Lukas 24:46-53
24:46
Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan
bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
24:47
dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus
disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
24:48
Kamu adalah saksi dari semuanya ini.
24:49
Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus
tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari
tempat tinggi."
24:50.
Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia
mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.
24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari
mereka dan terangkat ke sorga.
24:52
Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan
sangat bersukacita.
24:53
Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, berbicara tentang perpisahan memang dapat membuat perasaan tidak enak. Bahkan ada yang menjadi bersedih hati karena adanya perpisahan.
- Tampaknya, perpisahan dengan sosok yang jadi andalan kehidupan bisa membuat orang merasa kehilangan segalanya. Dia dapat merasa tidak punya daya untuk menghadapi hidup hariannya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, seberat apapun orang mengalami berpisah dengan orang yang amat dekat bahkan menjadi andalan hidup, dia akan menyadari bahwa itu adalah saat khusus menghayati anugrah berkat yang sangat aktual untuk menjalani tugas kehidupan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan yakin bahkan setiap lepas dari daya andalan tertentu, itu pasti menjadi saat hadirnya daya andalan yang sangat dibutuhkan secara aktual.
Ah, yang namanya ditinggal sosok yang diandalkan itu
ya pasti membuat frustrasi.
HARI RAYA KENAIKAN TUHAN /C/2013 - Kis 1:1-11 Ibr 9:24-28; 10:19-23 Luk 24:46-53
diambil dari https://www.facebook.com/notes/seputar-liturgi-dan-perayaan-ekaristi-gereja-katolik/homili-mgr-fx-hadisumarta-ocarm 9 Mei 2013 pukul 01.23
Homili Mgr F.X Hadisumarta O.Carm
HARI RAYA KENAIKAN TUHAN /C/2013 - Kis 1:1-11 Ibr 9:24-28; 10:19-23 Luk 24:46-53
PENGANTAR
Pada Hari Raya Kenaikan Tuhan ke surga, dalam Kisah Rasul (Bac.I) dua malaikat berkata kepada murid-murid Yesus: “Hai orang-orang Galilea, mengapa kamu berdiri melihat ke langit? Yesus yang terangkat ke surga meninggalkan kamu ini akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke surga”. Pesan Injil hari ini ialah, bahwa Yesus pergi bukan untuk meninggalkan kita, tetapi justru untuk datang kembali dan akan tetap hadir di antara kita, namun secara lain.
HOMILI
Yesus hidup di Palestina, khususnya di daerah Galilea selama tigapuluh tiga tahun, dan selama itu Ia hanya sekitar tiga tahun tampil berkarya di tengah masyarakat. Yesus hidup dan berbuat serba tampak bagi semua orang, sebab Ia sungguh manusia! Tetapi Yesus adalah Allah, Putera Bapa, yang mengutus-Nya untuk menyelamatkan kita manusia. Baik dengan sikap, kata maupun perbuatan-Nya Yesus berbuat baik, bahkan rela menderita dan mati di salib, namun Ia bangkit kembali. Dan kini kita merayakan kenaikan-Nya ke surga untuk kembali kepada Bapa, yang telah mengutus-Nya.
Kisah Rasul dan Injil Lukas hari ini ingin menegaskan dan menyadarkan kita secara makin meyakinkan, bahwa Kristus dimuliakan di sisi kanan Allah. Namun Ia datang kembali dan hadir di tengah kita, untuk meneruskan pewartaan dan pelaksanaan keselamatan, namun dalam bentuk atau secara lain. Kehadiran-Nya dahulu sebagai manusia hanya terbatas di Palestina bersama dengan murid-muird-Nya.Tetapi sekarang pun Ia hadir di seluruh dunia kita ini. Keselamatan Yesus adalah universal, artinya berlaku untuk semua orang di seluruh dunia. Kondisi-Nya sebagai manusia seperti kita dahulu di Palestina sangat terbatas. Tetapi berkat kebangkitan-Nya dan telah naik ke surga, dalam kondisi-Nya yang baru sebagai Roh Ia mampu hadir kembali di dunia kita, bukan hanya terbatas di Palestina melainkan hadir di seluruh dunia. Bahkan Ia juga hadir di dalam hati kita masing-masing, dan di dalam Gereja-Nya sepanjang segala masa!
Betapa indah dan mulia makna kenaikan Yesus Kristus ke surga! Tetapi sekaligus kita harus tahu apa sebenarnya yang dituntut dari diri kita untuk dapat merayakan dan menghayati makna perayaan Kenaikan Tuhan ini. Kita ini hanya mampu mengarahkan hidup kita ke surga sejauh hidup kita makin dekat dengan Yesus! Kita ini yakin, bahwa Ia tidak pernah berhenti berada di antara kita sepanjang masa. Maka Perayaan Kenaikan Yesus mengingatkan kita, bahwa kita ini adalah orang-orang yang lemah dan banyak kekurangannya. Khususnya kekurangan percaya pada diri sendiri. Itulah yang dikatakan malaikat-malaikat dalam Kisah Rasul: “Mengapa kamu berdiri melihat ke langit? Yesus yang terangkat ke surga meninggalkan kamu ini akan datang kembali…”
Kristus mengerti kekurangan kita, yaitu kurang percaya pada diri sendiri. Kristus mengerti suram dan gelapnya keadaan kita sebagai manusia. Tetapi Ia juga mengerti kekuatan kita. Nah, dengan mengerti dan memahami keadaan kita itu, Yesus memanggil kita dan menyerahkan kepada kita kepercayaan-Nya yang abadi kepada kita sebagai umat-Nya. Itu berarti Ia memanggil dan mengutus kita untuk selalu mengasihi dan mengabdi kepada-Nya, meskipun kita ini lemah namun tetap merupakan sasaran kasih-Nya.
Kenaikan Yesus ke surga adalah suatu penyadaran akan panggilan-Nya kepada kita sebagai umat kristiani, untuk ikut bersama Dia mewartakan dan membawa sebagian dari kegembiraan dan perdamaian surgawi, yang diberikan oleh Yesus kepada setiap orang yang ingin diselamatkan oleh-Nya. Inilah makna kebangkitan dan kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus: Yesus Kristus bukan meninggalkan apalagi membuang umat manusia yang telah diciptakan untuk dikasihi-Nya.
Kasih-Nya inilah yang harus mendorong kita semua sebagai murid-murid-Nya, bukan untuk hanya terus menerus melihat ke langit, melainkan melihat juga ke bumi, ke dunia kita, di mana kita hidup. Yesus dahulu hanya mampu hadir sangat terbatas di Palestina, tetapi sesudah bangkit sebagai roh Ia dapat hadir di manapun Ia mau menyelamatkan manusia. Kristus pergi kembali ke surga kepada Allah Bapa justru bertujuan untuk dapat kembali lagi ke dunia kita ini, namun dalam bentuk kehadiran yang lain. Ia akan hadir di mana pun yang dikehendaki-Nya. Namun Kristus tidak mau menyelamatkan sesama kita semuanya secara sendirian, tetapi bersama dengan kita. Ia akan datang kembali dalam peristiwa Pentakosta, di mana Roh-Nya akan diberikan kepada murid-murid-Nya, termasuk kita semua, untuk ikut melaksanakan pewartaan kabar gembira penyelamatan-Nya (evangelisasi) kepada semua orang. Dengan demikian Kenaikan Yesus ke surga adalah suatu persiapan Kedatangan Roh-Nya dalam Pentakosta.
Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm
kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm link http://www.imankatolik.or.id/homili_mgr_hadisumarta_ocarm.html
HARI RAYA KENAIKAN TUHAN /C/2013 - Kis 1:1-11 Ibr 9:24-28; 10:19-23 Luk 24:46-53
PENGANTAR
Pada Hari Raya Kenaikan Tuhan ke surga, dalam Kisah Rasul (Bac.I) dua malaikat berkata kepada murid-murid Yesus: “Hai orang-orang Galilea, mengapa kamu berdiri melihat ke langit? Yesus yang terangkat ke surga meninggalkan kamu ini akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke surga”. Pesan Injil hari ini ialah, bahwa Yesus pergi bukan untuk meninggalkan kita, tetapi justru untuk datang kembali dan akan tetap hadir di antara kita, namun secara lain.
HOMILI
Yesus hidup di Palestina, khususnya di daerah Galilea selama tigapuluh tiga tahun, dan selama itu Ia hanya sekitar tiga tahun tampil berkarya di tengah masyarakat. Yesus hidup dan berbuat serba tampak bagi semua orang, sebab Ia sungguh manusia! Tetapi Yesus adalah Allah, Putera Bapa, yang mengutus-Nya untuk menyelamatkan kita manusia. Baik dengan sikap, kata maupun perbuatan-Nya Yesus berbuat baik, bahkan rela menderita dan mati di salib, namun Ia bangkit kembali. Dan kini kita merayakan kenaikan-Nya ke surga untuk kembali kepada Bapa, yang telah mengutus-Nya.
Kisah Rasul dan Injil Lukas hari ini ingin menegaskan dan menyadarkan kita secara makin meyakinkan, bahwa Kristus dimuliakan di sisi kanan Allah. Namun Ia datang kembali dan hadir di tengah kita, untuk meneruskan pewartaan dan pelaksanaan keselamatan, namun dalam bentuk atau secara lain. Kehadiran-Nya dahulu sebagai manusia hanya terbatas di Palestina bersama dengan murid-muird-Nya.Tetapi sekarang pun Ia hadir di seluruh dunia kita ini. Keselamatan Yesus adalah universal, artinya berlaku untuk semua orang di seluruh dunia. Kondisi-Nya sebagai manusia seperti kita dahulu di Palestina sangat terbatas. Tetapi berkat kebangkitan-Nya dan telah naik ke surga, dalam kondisi-Nya yang baru sebagai Roh Ia mampu hadir kembali di dunia kita, bukan hanya terbatas di Palestina melainkan hadir di seluruh dunia. Bahkan Ia juga hadir di dalam hati kita masing-masing, dan di dalam Gereja-Nya sepanjang segala masa!
Betapa indah dan mulia makna kenaikan Yesus Kristus ke surga! Tetapi sekaligus kita harus tahu apa sebenarnya yang dituntut dari diri kita untuk dapat merayakan dan menghayati makna perayaan Kenaikan Tuhan ini. Kita ini hanya mampu mengarahkan hidup kita ke surga sejauh hidup kita makin dekat dengan Yesus! Kita ini yakin, bahwa Ia tidak pernah berhenti berada di antara kita sepanjang masa. Maka Perayaan Kenaikan Yesus mengingatkan kita, bahwa kita ini adalah orang-orang yang lemah dan banyak kekurangannya. Khususnya kekurangan percaya pada diri sendiri. Itulah yang dikatakan malaikat-malaikat dalam Kisah Rasul: “Mengapa kamu berdiri melihat ke langit? Yesus yang terangkat ke surga meninggalkan kamu ini akan datang kembali…”
Kristus mengerti kekurangan kita, yaitu kurang percaya pada diri sendiri. Kristus mengerti suram dan gelapnya keadaan kita sebagai manusia. Tetapi Ia juga mengerti kekuatan kita. Nah, dengan mengerti dan memahami keadaan kita itu, Yesus memanggil kita dan menyerahkan kepada kita kepercayaan-Nya yang abadi kepada kita sebagai umat-Nya. Itu berarti Ia memanggil dan mengutus kita untuk selalu mengasihi dan mengabdi kepada-Nya, meskipun kita ini lemah namun tetap merupakan sasaran kasih-Nya.
Kenaikan Yesus ke surga adalah suatu penyadaran akan panggilan-Nya kepada kita sebagai umat kristiani, untuk ikut bersama Dia mewartakan dan membawa sebagian dari kegembiraan dan perdamaian surgawi, yang diberikan oleh Yesus kepada setiap orang yang ingin diselamatkan oleh-Nya. Inilah makna kebangkitan dan kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus: Yesus Kristus bukan meninggalkan apalagi membuang umat manusia yang telah diciptakan untuk dikasihi-Nya.
Kasih-Nya inilah yang harus mendorong kita semua sebagai murid-murid-Nya, bukan untuk hanya terus menerus melihat ke langit, melainkan melihat juga ke bumi, ke dunia kita, di mana kita hidup. Yesus dahulu hanya mampu hadir sangat terbatas di Palestina, tetapi sesudah bangkit sebagai roh Ia dapat hadir di manapun Ia mau menyelamatkan manusia. Kristus pergi kembali ke surga kepada Allah Bapa justru bertujuan untuk dapat kembali lagi ke dunia kita ini, namun dalam bentuk kehadiran yang lain. Ia akan hadir di mana pun yang dikehendaki-Nya. Namun Kristus tidak mau menyelamatkan sesama kita semuanya secara sendirian, tetapi bersama dengan kita. Ia akan datang kembali dalam peristiwa Pentakosta, di mana Roh-Nya akan diberikan kepada murid-murid-Nya, termasuk kita semua, untuk ikut melaksanakan pewartaan kabar gembira penyelamatan-Nya (evangelisasi) kepada semua orang. Dengan demikian Kenaikan Yesus ke surga adalah suatu persiapan Kedatangan Roh-Nya dalam Pentakosta.
Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm
kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm link http://www.imankatolik.or.id/homili_mgr_hadisumarta_ocarm.html
Santo Sirilus dari Kaisarea
diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 2730 Diterbitkan: 10 Mei 2014 Diperbaharui: 11 Mei 2017
- Sumber : Katakombe.Org
- Perayaan29 Mei
- LahirHidup pada abad ke-3
- Kota asalCappadocia - Turki
- WafatMartir - Dipancung pada tahun 251 di Caesarea Cappadocia Turki
- Venerasi-
- Beatifikasi-
- KanonisasiPre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Sirilus lahir di Kapadokia, Asia Kecil (Sekarang wilayah Turki) pada pertengahan abad ke-3. Ia masih berusia remaja saat dibabtis menjadi seorang Kristen. Karena imannya ini; ia harus meninggalkan segala miliknya, meninggalkan keluarganya, dan mengorbankan nyawanya sebagai seorang saksi Kristus.
Ayah Sirilus adalah seorang penyembah berhala. Ia menjadi sangat marah ketika mendengar bahwa anaknya telah dibabtis menjadi seorang kristen. Ia berusaha dengan berbagai cara agar Sirilus meninggalkan iman barunya. Ia menganiaya dan menyiksa putranya untuk memaksanya murtad. Karena Sirilus tetap teguh memeluk imannya; ia diusir dari rumah dan dijebloskannya kedalam penjara. Sirilus sedih; namun bukan karena perlakuan kejam ayahnya; tapi karena ayah dan keluarganya tidak mau mengerti akan keputusannya. Satu-satunya yang menguatkan hatinya adalah kata-kata Kristus dalam kitab suci :
“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; ....... ” (Mat 10:37)
Ketika dihadapkan ke pengadilan, Sirilus sedikitpun tidak takut ketika diancam oleh hakim. Karena itu sang hakim mencoba untuk membujuknya. Ia mengatakan bahwa Sirlilus akan diberi pengampunan dan tidak akan dihukum jika ia membenci dan menghujat nama Yesus. Sirilus juga akan memperoleh bagian yang besar dari harta warisan ayahnya bila ia berbaikan dengan sang ayah.
Tetapi dengan tegas remaja ini menjawab : “Karena iman, aku telah diusir dari rumah. Namun aku pergi dengan dengan gembira, sebab aku mempunyai tempat tinggal lain yang lebih mulia yang sedang menantikanku.”
Hakim lalu mencoba menakut-nakuti pikiran remaja ini. Ia memerintahkan agar Sirilus dibawa ke sebuah api unggun besar, seakan-akan hendak dibakar hidup-hidup. Ketika mereka kembali, sang hakim berkata membujuknya : "Anakku, engkau telah melihat api yang akan membakarmu dan pedang yang akan memenggal kepalamu. Segera tinggalkan Yesus, dan kembalilah ke rumah ayahmu. Engkau akan sangat beruntung dan akan memperoleh harta warisan dari ayahmu."
Namun dengan gagah martir belia ini menjawab, "Tuan hakim, anda telah berbuat kesalahan dengan membawa saya kembali kesini. Saya tidak takut pada api atau pedang sebab Yesus akan menerima saya. Seharusnya anda tidak menunda waktu lagi. Segera Jatuhkanlah hukumanmu, supaya saya cepat pergi kepada-NYA".
Mendengar kata-kata remaja ini, sang hakim menjadi sangat marah. Ia lalu menyuruh para serdadu untuk segera memenggal kepala Sirilus.
Santo Sirilus dari Kaisarea menerima mahkota kemartirannya sekitar tahun 251.
Sumber : Katakombe.Org
Sumber : Katakombe.Org
Tuesday, May 28, 2019
Percikan Nas Rabu, 29 Mei 2019
Yosef Gerard
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 17:15,22 - 18:1; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Yoh. 16:12-15.
BcO 1Yoh. 2:18-29.
Bacaan Injil:
12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. 14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. 15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Memetik Inspirasi:
Ada orang mengikuti program short course. Dari pagi sampai malam kuliah, kuliah dan mengerjakam tugas. Pulang sampai rumah atau kamar badan lelah dan tidak bisa apa-apa lagi. Materi yang semestinya diberikan dalam beberapa bulan dipadatkan dalam beberapa waktu saja. Daya tampung yang terbatas dijejali sampai penuh.
Banyak hal yang ingin disampaikan Yesus kepada para murid. Namun Ia tahu bahwa kalau semua disampaikan para murid kesulitan untuk menampung. “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya” (Yoh 16:12). Maka Ia pun menahan diri dan akan mengutus Roh Kebenaran untuk menyampaikannya kepada para murid.
Memang mesti diakui bahwa semua orang memiliki keterbatasan. Orang seistimewa apa pun tetap mempunyai keterbatasan dalam menanggung sesuatu. Maka layak kiranya kita pun perlu mengenali batas kemampuan kita dalam menanggung sesuatu. Pengenalan ini akan membantu kita hidup dengan baik, tidak lambat dan juga tidak sangat berbeban.
Refleksi:
Seberapa besar kekuatanmu untuk menanggung sesuatu?
Doa:
Bapa ada banyak hal yang mesti kami terima dan berikan. Utuslah Roh-Mu untuk menuntun kami dalam menata yang mesti kami tanggung. Kami percaya dalam tuntunan-Mu kami bisa. Amin.
Kekuatan Menanggung
MoGoeng
Wates
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 17:15,22 - 18:1; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Yoh. 16:12-15.
BcO 1Yoh. 2:18-29.
Bacaan Injil:
12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. 14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. 15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Memetik Inspirasi:
Ada orang mengikuti program short course. Dari pagi sampai malam kuliah, kuliah dan mengerjakam tugas. Pulang sampai rumah atau kamar badan lelah dan tidak bisa apa-apa lagi. Materi yang semestinya diberikan dalam beberapa bulan dipadatkan dalam beberapa waktu saja. Daya tampung yang terbatas dijejali sampai penuh.
Banyak hal yang ingin disampaikan Yesus kepada para murid. Namun Ia tahu bahwa kalau semua disampaikan para murid kesulitan untuk menampung. “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya” (Yoh 16:12). Maka Ia pun menahan diri dan akan mengutus Roh Kebenaran untuk menyampaikannya kepada para murid.
Memang mesti diakui bahwa semua orang memiliki keterbatasan. Orang seistimewa apa pun tetap mempunyai keterbatasan dalam menanggung sesuatu. Maka layak kiranya kita pun perlu mengenali batas kemampuan kita dalam menanggung sesuatu. Pengenalan ini akan membantu kita hidup dengan baik, tidak lambat dan juga tidak sangat berbeban.
Refleksi:
Seberapa besar kekuatanmu untuk menanggung sesuatu?
Doa:
Bapa ada banyak hal yang mesti kami terima dan berikan. Utuslah Roh-Mu untuk menuntun kami dalam menata yang mesti kami tanggung. Kami percaya dalam tuntunan-Mu kami bisa. Amin.
Kekuatan Menanggung
MoGoeng
Wates
Lamunan Pekan Paskah VI
Rabu, 29 Mei
2019
Yohanes 16:12-15
16:12
Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum
dapat menanggungnya.
16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu
yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia
akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
16:14
Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya dari pada-Ku.
16:15 Segala sesuatu yang Bapa punya,
adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya dari pada-Ku."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, kalau berbicara hal-hal rohani orang kerap mengaitkannya dengan agama. Agama dipandang mengurus kerohanian.
- Tampaknya, kalau orang serius dengan hidup rohani, dia akan tekun dalam beragama. Dia akan mempelajari, memperdalam, dan menjalani seluk beluk hidup keagamaan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun tekun mempelajari dan menjalani hidup keagamaan, orang belum tentu menghayati kerohanian yang sejatinya merupakan amanat bimbingan nurani yang membuat orang selalu terbuka pada masa depan sehingga siap baru dan diperbarui. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu segar dan dinamis dalam menghayati hidup.
Ah, kerohanian itu ya keagamaan.
Percikan Nas Selasa, 28 Mei 2019
Maria Ana dari Paredes
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 16:22-34; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Yoh. 16:5-11.
BcO 1Yoh. 2:12-17.
Bacaan Injil:
5 tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. 7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. 8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Memetik Inspirasi:
Pada umumnya ketika ada kematian ada anggota keluarga yang menangis. Kala yang mau meninggal itu berada dalam masa kritis para penunggunya pun menangis. Tangis itu pun pecah kala orang tersebut menyampaikan pesan terakhir yang disampaikan dengan nada suara terpatah-patah. Perginya orang tersebut membuat yang ditinggal pun berdukacita.
Yesus pun mesti pergi meninggalkan para murid-Nya. Ia mesti kembali kepada Bapa. Kabar ini pun membawa dukacita bagi para murid. Namun Yesus memberikan kekuatan pada para murid yang ditinggalkan dengan mengutus Penghibur. Penghibur itu datang “akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman” (Yoh 16:8).
Siapa pun dari kita pasti akan meninggalkan orang-orang yang kita cintai. Siapkah kita? Apa yang akan dikatakan, berikan dan wariskan agar mereka yang kita tinggalkan tidak berdukacita? Waktu kepergian kita tidak kita ketahui. Namun mau tidak mau kita kudu siap. Maka pantas kita pun menguatkan mereka yang akan kita tinggalkan.
Refleksi:
Apa yang ingin kauberikan untuk menguatkan mereka yang akan kautinggalkan?
Doa:
Tuhan kuatkanlah saudara-saudariku. Semoga aku pun sanggup memberikan kekuatan pada mereka yang mungkin akan kutinggalkan. Utuslah Roh Penghibur untuk menuntun hidup mereka. Amin.
Ketika harus pergi
MoGoeng
Wates
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 16:22-34; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Yoh. 16:5-11.
BcO 1Yoh. 2:12-17.
Bacaan Injil:
5 tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. 7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. 8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Memetik Inspirasi:
Pada umumnya ketika ada kematian ada anggota keluarga yang menangis. Kala yang mau meninggal itu berada dalam masa kritis para penunggunya pun menangis. Tangis itu pun pecah kala orang tersebut menyampaikan pesan terakhir yang disampaikan dengan nada suara terpatah-patah. Perginya orang tersebut membuat yang ditinggal pun berdukacita.
Yesus pun mesti pergi meninggalkan para murid-Nya. Ia mesti kembali kepada Bapa. Kabar ini pun membawa dukacita bagi para murid. Namun Yesus memberikan kekuatan pada para murid yang ditinggalkan dengan mengutus Penghibur. Penghibur itu datang “akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman” (Yoh 16:8).
Siapa pun dari kita pasti akan meninggalkan orang-orang yang kita cintai. Siapkah kita? Apa yang akan dikatakan, berikan dan wariskan agar mereka yang kita tinggalkan tidak berdukacita? Waktu kepergian kita tidak kita ketahui. Namun mau tidak mau kita kudu siap. Maka pantas kita pun menguatkan mereka yang akan kita tinggalkan.
Refleksi:
Apa yang ingin kauberikan untuk menguatkan mereka yang akan kautinggalkan?
Doa:
Tuhan kuatkanlah saudara-saudariku. Semoga aku pun sanggup memberikan kekuatan pada mereka yang mungkin akan kutinggalkan. Utuslah Roh Penghibur untuk menuntun hidup mereka. Amin.
Ketika harus pergi
MoGoeng
Wates
Percikan Nas Senin, 27 Mei 2019
Agustinus dr Canterbury
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 16:11-15; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Yoh. 15:26-16:4a.
BcO 1Yoh. 2:1-11.
Bacaan Injil:
26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. 27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." 1 "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. 2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. 4 Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." (16-4b) "Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu,
Memetik Inspirasi:
Yesus berkata, “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah” (Yoh 16:2). Para murid Tuhan diprediksi akan mengalami situasi tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir ini kita melihat apa yang dikatakan Yesus itu terjadi. Ada sekelompok orang yang merasa bahwa mereka berbhakti kelada Tuhan kala membunuh orang lain. Karena sikap seperti itu mereka pun sering tampak bergembira kala membunuh orang. Mereka pun mengabadikannya melalui foti dan video. Tidak berhenti di situ. Mereka pun berani mematikan dirinya demi membunuh banyak orang.
Tentu bila hal tersebut terjadi membuat hati menjadi miris. Perlu sikap waspada dan usaha-usaha preventif. Ketika ada tanda-tanda layak segera disikapi. Ketika kita diam kita membiarkan kejahatan bertumbuh. Maka layak kita besinergi supaya kita bersama-sama sepaham untuk tidak membiarkan rencana jahat berkembang.
Refleksi:
Bagaimana menjaga hidup bersama agar radikalisme tidak berkembang?
Doa:
Bapa jagailah kami dari orang-orang yang memakai nama-Mu demi kepentingan mereka sendiri. Semoga kami bisa hidup damai dalam kerukunan. Amin.
Mencegah Radikalisme
MoGoeng
Wates
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 16:11-15; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Yoh. 15:26-16:4a.
BcO 1Yoh. 2:1-11.
Bacaan Injil:
26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. 27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." 1 "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. 2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. 4 Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." (16-4b) "Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu,
Memetik Inspirasi:
Yesus berkata, “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah” (Yoh 16:2). Para murid Tuhan diprediksi akan mengalami situasi tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir ini kita melihat apa yang dikatakan Yesus itu terjadi. Ada sekelompok orang yang merasa bahwa mereka berbhakti kelada Tuhan kala membunuh orang lain. Karena sikap seperti itu mereka pun sering tampak bergembira kala membunuh orang. Mereka pun mengabadikannya melalui foti dan video. Tidak berhenti di situ. Mereka pun berani mematikan dirinya demi membunuh banyak orang.
Tentu bila hal tersebut terjadi membuat hati menjadi miris. Perlu sikap waspada dan usaha-usaha preventif. Ketika ada tanda-tanda layak segera disikapi. Ketika kita diam kita membiarkan kejahatan bertumbuh. Maka layak kita besinergi supaya kita bersama-sama sepaham untuk tidak membiarkan rencana jahat berkembang.
Refleksi:
Bagaimana menjaga hidup bersama agar radikalisme tidak berkembang?
Doa:
Bapa jagailah kami dari orang-orang yang memakai nama-Mu demi kepentingan mereka sendiri. Semoga kami bisa hidup damai dalam kerukunan. Amin.
Mencegah Radikalisme
MoGoeng
Wates
Monday, May 27, 2019
Pengalaman Eksklusif?
Ketika membuka FB pada Rabu dini hari jam 03.25 tanggal 22 Mei 2019, Rm. Bambang menemukan permintaan pertemanan dari Maria Hermawan. Pada saat membuka nama itu, dia menemukan gambar-gambar dengan judul tertulis "Dinner dengan Romo2 sepuh Domus Pacis, indahnya berbagi". Rm. Bambang langsung mengerti bahwa Maria Hermawan adalah pemberi 2 buah stiker besar yang menjadi gambar dalam Kapel Santo Barnabas. Itu adalah gambar Santo Barnabas dan Santo Paulus yang tertempel pada dua jendela kaca kiri kanan tabernakel. Begitu bagusnya stiker itu sampai Rm. Harto hingga kini mengira bahwa itu adalah gambar kaca patri.
Tetapi gambar-gambar yang dihadirkan oleh Bu Maria dalam FB itu menyangkut peristiwa para rama beserta karyawan dan beberapa relawan. Acara ini terjadi berdasarkan informasi dari Bu Ninik lewat WA. Pada hari Sabtu 11 Mei 2019 Bu Ninik mengirim berita "Sore mooo... Kl kamis atau jumat depan mau ditraktir dhahar sama bu Maria (yg kasih stiker kemarin) apakah rm² yg lain bisa? Makan malam... Semua romo diajak". Rm. Bambang menjawab "Sing sela, kecuali aku, hari Jumat. Aku pas ke Klaten" (Yang kosong hari Jumat, kecuali aku. Aku pas ke Klaten). Tetapi karena Rm. Bambang juga diharuskan ikut, maka disepakatilah acara makan itu terjadi pada Selasa 21 Mei 2019. Maka pada Selasa tanggal 21 itu ketika jam menunjukkan angka 18.00 ada 4 mobil keluar dari Domus Pacis Puren. Mobil fasilitas Domus di kendarai oleh Mas Handoko, mobil Rm. Jayasewaya oleh Mas Topan, mobil Bu Rini oleh Rachel, dan mobil Pak Narya oleh pemiliknya sendiri.
Pada malam itu semua penghuni Domus Pacis diajak makan malam oleh suami-istri Pak Hermawan dan Bu Maria yang ada bersama ibunda Mu Maria dan salah satu keluarga anaknya (suami-istri dan satu anak kecilnya). Semua rama ikut, yaitu: Rm. Yadi, Rm. Ria, Rm. Tri Hartono, Rm. Tri Wahyono, Rm. Jayasewaya, Rm. Djonowasono, Rm. Harto, dan Rm. Bambang. Karyawan yang ikut adalah Pak Tukiran, Mas Barnabas, Mas Tono, Mas Ardi, Mas Falah, dan Mas Topan. Sedang relawan yang ikut mendampingi adalah Pak Naryo, Bu Ninik (Istri Pak Naryo), Bu Rini, Rachel, dan Mas Handoko. Sebelum makan malam dimulai, ada acara saling kenal antara keluarga Bu Maria dan rombongan Domus Pacis. Rm. Bambang mengatakan bahwa makan luar bagi para rama Domus adalah bentuk piknik. Bagi keluarga Bu Maria tampaknya peristiwa itu menjadi kebahagiaan karena jadi wujud berbagi. Bagi para rama dan karyawan tampaknya itu juga menjadi peristiwa khusus karena mengalami tempat makan eksklusif, Rich Hotel.
Subscribe to:
Posts (Atom)