Pesta St. Matias
warna liturgi Merah
Bacaan-bacaan:
Kis. 1:15-17,20-26; Mzm. 113:1-2,3-4,5-6,7-8; Yoh. 15:9-17. BcO Kis. 5:12-32 atau 1Kor. 1:17-2:5 atau 1Kor. 4:1-16.
Bacaan Injil:
9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. 12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Memetik Inspirasi:
Di suatu desa tinggal orang yang kaya. Rumahnya besar. Pelayannya banyak. Setiap orang yang pingin ketemu dengannya kudu melewati beberapa tahapan. Bahkan bila tahapan itu terpenuhi belum tentu berkenan menemui. Ia tidak mau mendatangi, bahkan mereka yang dia perlukan. Semua orang yang mesti datang menghadap kepadanya, siapa pun bisa dimarahi bila tidak berkenan dalam hatinya. Ia menjadi tuan yang mesti ditunduki.
Yesus adalah Tuhan. Ia berasal dari Bapa. Ia tahu segala-galanya. Namun Yesus merendahkan diri-Nya dan hadir dalam rupa manusia. Ia tidak menganggap manusia sebagai hamba, tetapi sahabat. “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh 15:15). Ia menjadi sahabat manusia untuk mengangkat manusia menjadi anak Allah.
Tuhan tidak mengajari kita menjadi tuan/nyonya bagi sesama. Tuhan tidak mengajari kita menghambakan orang lain. Tuhan mengajari kita menjadi sahabat yang sepadan. Sahabat yang saling berbagi dan memberi. Sahabat yang saling mengenal dan mengangkat. Sahabat yang merelakan nyawanya. Siapa pun kita adalah manusia, manusia yang saling membutuhkan bukan menghambakan sesama.
Refleksi:
Siapakah sesamamu?
Doa:
Tuhan Engkau mengajari kami untuk menjadi sesama, bukan tuan/nyonya yang memperhambakan sesama. Semoga kami pun selalu mengingat ajaran-Mu itu dan bisa saling bersahabat. Amin.
Sahabat
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment