Peregrinus Laziozi, Yosef Maria Rubio
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kis. 6:1-7; Mzm. 33:1-2,4-5,18-19; Yoh. 6:16-21. BcO Why. 5:1-14.
Bacaan Injil:
16 Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu 17 dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, 18 sedang laut bergelora karena angin kencang. 19 Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. 20 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" 21 Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tuju.
Memetik Inspirasi:
Berada dalam sebuah perahu di tengah laut dengan ombak yang tinggi memang membawa sensasi tersendiri. Rasanya seperti naik mobil bannya kotak. Selain itu keberadaan di tengah laut tanpa tahu orientasi sama sekali soal arah dan tujuan semakin menambah tinggi denyut jantung. Hal yang paling membuat yakin adalah kepercayaan pada kemampuan nahkoda.
Para murid pun berada dalam situasi seperti itu. Mereka berada di tengah gelombang. Sekalipun mereka nelayan profesional rasa was-was tetap ada dalam diri mereka. Yesus hadir. Mereka sempat takut. Namun ketika tahu bahwa itu Tuhan maka mereka tenang. Tuhan meneguhkan hati mereka. Bersama Tuhan mereka aman.
Kiranya Tuhan mesti selalu menjadi sandaran kita, apalagi kala kita lagi dalam situasi sulit. Ia akan selalu memberikan pertolongan kepada mereka yang lagi kesulitan. Keyakinan ini besar dan layak dijaga karena Tuhan tidak ingin satu pun umat-Nya hilang atau tercecer. Mari kita sandarkan hidup kita kepada Tuhan.
Refleksi:
Adakah pengalamanmu ditolong Tuhan?
Doa:
Tuhan kami selalu membutuhkan pertolongan-Mu. Jangan biarkan kami berada dalam kesulitan. Kami pun percaya Engkau tidak akan membiarkan kami dalam situasi yang tidak mampu kami atasi. Amin.
Tuhan menjaga.
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment