Senin, 29 Desember 2014
Tomas Becket
warna liturgi Putih
Bacaan:
1Yoh. 2:3-11; Mzm. 96:1-2a,2b-3,5b-6; Luk. 2:22-35. BcO Kol. 1:1-14
Lukas 2:22-35:
22
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka
membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23 seperti
ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus
dikuduskan bagi Allah", 24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa
yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau
dua ekor anak burung merpati. 25 Adalah di Yerusalem seorang bernama
Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi
Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 26 dan kepadanya telah dinyatakan
oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus.
Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan
kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 28 ia menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 29 "Sekarang, Tuhan,
biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan
firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 32 yaitu terang
yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan
bagi umat-Mu, Israel." 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala
apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon memberkati mereka dan
berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk
menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 dan suatu pedang
akan menembus jiwamu sendiri?,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak
orang."
Renungan:
Simeon seorang suci. Dia adalah pribadi yang
diberi kesempatan untuk melihat Mesias sebagaimana diberitakan Roh
Kudus. Ia pun, ketika melihat Yesus menemukan yang dijanjikan Roh Kudus
itu dan mampu melihat kedukaan yang mungkin akan ditanggung Maria.
Kesucian
hati Simeon memancar pada kemampuannya untuk melihat-lihat tanda.
Banyak orang dianugerahi rahmat ilahi ini dalam hidupnya. Ketekunannya
berdoa, bersamadi dan berpuasa menghantar mereka peka pada tanda-tanda
kehidupan dan arahnya.
Namun bagaimanapun kemampuan itu adalah
rahmat. Mereka yang mempunyai kemampuan itu mesti meletakkan diri dalam
kuasa sang pemberi rahmat itu. Simeon pun tetap berpegang pada kehendak
Tuhan (bdk. Luk 2:29).
Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Hadirkan dirimu di hadapan Allah dan dengarkanlah suaraNya.
Refleksi:
Bagaimana anda mengenali tanda-tanda kehidupan?
Doa:
Syukur
bagimu Tuhan karena Engkau telah menunjukkan Mesias kepada Simeon.
Semoga kami pun mampu menangkap tanda-tanda kehidupan dengan lebih baik.
Amin.
Perutusan:
Aku belajar hening dan menangkap tanda-tanda kehidupan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment