Jumat, 05 Desember 2014
Filipus Rinaldi, Bartolomeus Fanti
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yes. 29:17-24; Mzm. 27:1,4,13-14; Mat. 9:27-31. BcO Yes. 11:10-16
Matius 9:27-31:
27
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta
mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai
Anak Daud." 28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah
kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka:
"Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya
Tuhan, kami percaya." 29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata:
"Jadilah kepadamu menurut imanmu." 30 Maka meleklah mata mereka. Dan
Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya
jangan seorangpun mengetahui hal ini." 31 Tetapi mereka keluar dan
memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
Renungan:
Membaca Mat
9:27, "Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta
mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai
Anak Daud.", terbayang bagaimana dua orang buta itu berjalan
tergopoh-gopoh mengikuti Yesus. Ketika mereka tidak mampu lagi seirama
dengan jalan Yesus mereka mulai berteriak-teriak minta dikasihani. Dan
Yesus pun tergerak oleh kesetiaan usaha mereka.
Mungkin kita pun
sering seperti si buta itu ketika mengikuti perkembangan jaman sekarang
ini. Kita tertatih-tatih dan tergopoh-gopoh mengikuti percepatan jaman
ini. Namun sayangnya jaman ini sering tidak gampang tergerak oleh
teriakan-teriakan mereka yang tertinggal. Bahkan tidak jarang mereka ini
malah dianggap penghambat dan layak untuk ditinggal bahkan dibuang.
Belajar
dari bacaan hari ini marilah kita mempunyai hati kepada mereka yang
tertinggal. Dan kala kita tertinggal dan lemah kita dengan rendah hati
meminta pertolongan mereka yang kuat. Kolaborasi yang baik akan membuka
mata kita yang buta dan membuat langkah kita dengan sesama selaras satu
sama lain.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu berjalan bersama-sama dengan kelompokmu. Mereka masih sangat kuat dan kau merasa lelah sekali.
Refleksi:
Bagaimana sikapmu kala tertinggal dan melihat yang lain tertinggal?
Doa:
Ya Tuhan semoga hatiku tidak buta atas kebutuhan orang lain. Semoga aku juga berani mengakui kelemahanku. Amin.
Perutusan:
Aku akan jujur dengan kondisiku dan juga terbuka dengan kebutuhan orang lain.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment