Karena Santo Fransiskus Xaverius adalah pelindung karya misi, pertemuan dibuka dengan nyanyian yang berasal dari kata-kata Injil "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk 16:15). Dengan perintah Yesus ini setiap orang Kristiani mendapatkan amanat untuk membawa suasana KEGEMBIRAAN IMAN di manapun berada. Dalam pertemuan ini dilontarkanlah soal "Bagaimana kita dapat membawa suasana sukacita dalam pertemuan umat Lingkungan?" Para peserta menanggapi soal ini dengan berbicara dengan teman-teman dekatnya. Ketika diungkapkan, semua menekankan pentingnya kehadiran dalam pertemuan Lingkungan yang berisi doa rutin dan acara-acara momen Gerejawi seperti pertemuan Adven, APP dan Bulan Kitab Suci. Dalam hal ini Rama Bambang kemudian mengatakan bahwa pada dasarnya Lingkungan adalah paguyuban iman yang terdiri dari antara 10-50 Kepala Keluarga. Maka pertemuan Lingkungan sebenarnya bercorak kekeluargaan terdiri dari anak, remaja, kaum muda, dan para orang tua. Lingkungan bukan kelompok kategorial yang anggotanya memiliki kekhasan sama. Dari sini ternyata yang menjadi soal adalah sulitnya kaum muda terlibat. Yang ikut terutama terdiri dari para bapak dan ibu.
Terhadap keprihatinan kaum tua tentang sulitnya kaum muda terlibat, yang katanya menjadi keprihatinan di kebanyakan Lingkungan-lingkungan di Paroki, Rama Bambang mengatakan bahwa acara-acara Lingkungan pada umumnya diwarnai oleh corak kaum tua. Kaum muda kalau ikut hanya disuruh ikut tanpa kesempatan leluasa terlibat dalam menentukan kebijakan model dan gaya pertemuan. Maka kesulitannya terutama terletak pada sikap kaum tua yang sulit menerima model kaum muda. Padahal untuk sungguh menjadi kaum tua Kristiani, orang-orang tua harus melandaskan diri pada kata-kata Tuhan Yesus "Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." (Yoh 21:18). Maka di sini muncul dua sikap dasar yang perlu terjadi:
- Pada Kaum Tua. Para tua harus mau menerima dan ikut menjalani hal-hal yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Ini menjadi sikap orang yang ikut Tuhan yang bersabda "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Luk 9:23). Kaum tua harus belajar untuk membiasakan diri "senang terhadap yang tidak menyenangkan".
- Pada Kaum Muda. Kaum muda harus ikut ambil bagian dalam bagian-bagian tertentu dari acara pertemuan Lingkungan, misalnya dalam Ibadat Sabda mengambil bagian bacaan atau doa-doa. Kaum muda harus tidak takut untuk menampilkan corak atau model sebagaimana ada dalam khasanah zaman kini misalnya seperti yang dilihat dalam tayangan TV. Yang harus dipahami adalah bahwa Lingkungan adalah laboratorium kehidupan, yaitu arena untuk pembelajaran pengembangan diri. Keberanian adalah syarat mutlak beriman sebagaimana dikatakan oleh Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria "Jangan takut" (Luk 1:30).
0 comments:
Post a Comment