diambil dari http://www.rappler.com/indonesia/gaya-hidup
Don Kevin Hapal dari Rappler membagi tip setelah melakukan perjalanan selama dua minggu dengan sang nenek
Menikmati perjalanan dengan nenek di Castelgrande di Swiss. Foto oleh Don Kevin Hapal.
AKARTA, Indonesia - Tidak ada kata terlambat untuk mencoret satu lagi
keinginan dari daftar – bahkan ketika Anda berusia 80 tahun!
Itulah yang saya pelajari ketika saya pergi
traveling dengan nenek saya yang berusia 80 tahun mengelilingi 3 negara Eropa dan 6 kota di dalamnya selama dua minggu.
Awalnya kami ragu untuk pergi, mengingat usianya yang sudah lanjut.
Namun kami memiliki janji yang harus dipenuhi: membawa nenek ke tempat
yang selalu ia mimpikan ketika beliau masih muda.
Sejujurnya, saya menyiapkan diri untuk perjalanan yang menantang.
Tujuan utama saya adalah menjaga dirinya. Tapi secara mengagetkan,
bepergian dengan seorang lansia ternyata adalah sebuah pengalaman yang
menyenangkan dan unik pula bagi saya.
Tergantung bagaimana Anda melihatnya, tantangan untuk terus
memastikan ia terus berada di sisi kita, memeriksa kesehatannya, sambil
memastikan ia juga bersenang-senang, sungguh menambah keseruan berada di
negeri orang.
Tapi sebelum membeli tiket pesawat promo untuk Anda dan kakek-nenek,
ada beberapa tips yang perlu diketahui untuk membuat petualangan seru
dan ramah lansia. Simak di bawah ini.
Memastikan ia cukup sehat untuk bepergian
Perjalanan penulis di Sforza Castle di Milan, Italia. Foto oleh Don Kevin Hapal.
Sebelum Anda mempertimbangkan untuk bepergian dengan kakek atau
nenek, pastikan mereka tahan duduk di pesawat atau kereta selama
berjam-jam, berjalan di tempat panas atau dingin, atau makan makanan
yang asing.
Jangan hanya mempercayai apa yang mereka katakan. Agar lebih
meyakinkan, berkonsultasilah dengan dokter dan tanyakan obat-obatan apa
yang perlu dibawa. Mintalah resep tambahan agar semuanya siap ketika ada
delay.
Ada pula faktor-faktor lain yang bisa menjadi pertimbangan seperti
musim tertentu di negara tujuan (serbuk bunga pada musim semi dapat
menyebabkan masalah bagi penderita asma dan gangguan paru-paru), dan
polusi, serta hal-hal lainnya. Pastikan Anda sadar akan alergi dan
kondisi medis mereka, dan jangan pernah memaksa untuk pergi dengan
seseorang yang lanjut usia ketika dokter tidak mengizinkan.
Pelan-pelan
Nenek penulis saat bepergian di Paris, Prancis. Foto oleh Don Kevin Hapal.
Meskipun spontanitas dapat menambah keseruan ketika bepergian
sendiri, hal itu akan berbeda ketika Anda bepergian dengan seorang
lansia.
Saya tahu Anda ingin mendapatkan yang terbaik dari perjalanan. Tapi
ketika menyusun rangkaian perjalanan, ingatlah bahwa lansia lebih mudah
lelah. Jangan lupa untuk memberikan banyak jeda dalam perjalanan agar
mereka bisa beristirahat untuk mengambil napas.
Di Eropa, Anda bisa membeli segala macam tiket untuk tempat wisata secara
online,
yang bisa Anda lakukan untuk menghindari antrian panjang. Dalam cerita
saya, kami sudah membeli tiket jauh-jauh hari untuk perjalanan kereta
kami dari Milan ke kota-kota lain dan juga tiket masuk museum seperti
Louvre, jadi tidak ada waktu dan energi yang kami habiskan secara
sia-sia di dalam antrian (percayalah, antrian sangat panjang ketika masa
liburan).
Bepergian dengan kerabat lansia berarti harus memfokuskan diri pada
kualitas daripada kuantitas. Habiskan lebih banyak waktu di lebih
sedikit tempat.
Berjalan-jalan dengan perlahan di suatu tempat mungkin bukan hal yang umum bagi
traveller muda jaman sekarang, tapi semua ada hikmahnya: Anda dapat lebih mengapresiasi setiap hal yang Anda temukan!
Saya sering terlampau sibuk dengan kebiasaan saya mengambil foto
untuk Instagram ketika bepergian, namun saya telah belajar dari
pengalaman ini tentang pentingnya berhenti dan menikmati pemandangan.
Bersiaplah untuk keadaan darurat
Berikutnya, pertimbangkan kebutuhan khusus mereka dan keadaan darurat yang mungkin harus Anda hadapi.
Pastikan Anda tahu siapa yang harus dihubungi jika ada keadaan
darurat seperti rumah sakit atau kantor polisi terdekat. Anda juga akan
merasa jauh lebih nyaman jika memiliki seorang teman yang tinggal di
negara tujuan.
Kerabat lansia Anda mungkin sudah mengalami kepikunan, jadi Anda lah
yang harus menyimpan semua dokumen-dokumen penting seperti paspor.
Berikan mereka tanda pengenal lengkap dengan kontak Anda, untuk
menjaga-jaga jikalau anda terpisah dari mereka.
Dan juga, ingat jika teman bepergian Anda akan lebih sering pergi ke
toilet, jadi pastikan Anda tahu di mana toilet terdekat berada. Ketika
memesan tiket pesawat, pilihlah tempat duduk yang dekat dengan lorong
pesawat dan toilet. Membawa popok untuk orang dewasa juga merupakan
pilihan yang bagus.
Tips tambahan: Ketika Anda memesan tiket pesawat,
daftarkan teman lansia Anda sebagai penumpang berkebutuhan khusus
(gratis!). Pesawat akan menyediakan seseorang yang akan membantu dan
juga sebuah kursi roda sehingga teman lansia Anda tidak akan kelelahan
selama perjalanan. Anda juga bisa melewati antrian panjang melalui jalur
prioritas.
Bersiap untuk habiskan uang lebih
Nenek penulis saat berada di Venesia. Foto oleh Don Kevin Hapal.
Saya tahu jika penerbangan murah adalah hal yang dinikmati para
millennial sekarang ini, tapi bepergian dengan seorang lansia
membutuhkan Anda untuk lebih bersiap dalam hal biaya.
Pastikan Anda mengantisipasi segala jenis hal darurat, seperti harus
membawa teman lansia ke dokter atau mengubah jadwal pesawat pulang.
Ingatlah bahwa beberapa negara mengharuskan Anda mendapatkan insuransi
kesehatan sebelum bisa mendapatkan visa.
Tergantung pada kondisi kesehatan kakek-nenek, Anda harus memilih
akomodasi yang lebih mahal dan lebih nyaman, hal ini juga berlaku untuk
transportasi. Mereka tidak akan merasa nyaman tinggal di penginapan
khusus
backpacker atau tempat yang hanya menyediakan kasur dan sarapan saja.
Anda juga kemungkinan harus melakukan transaksi darurat, seperti
membeli mantel dan sepatu jika temperatur tempat tujuan lebih dingin
dari yang Anda perkirakan.
Jangan terlalu banyak melarang
Masyarakat
setempat percaya bahwa kalau kita berputar tiga kali di Galleria
Vittorio Emanuele II di Milan, keinginan kita akan terkabul. Foto oleh
Don Kevin Hapal.
Prioritaskan kesehatan mereka tapi jangan terlalu overprotektif dan
mengatur. Lagipula, bepergian tidak akan berkesan jikaAanda tak
membuatnya seru dan tidak terlupakan.
Pastikan kakek-nenek Anda ada dalam pandangan, tapi tetap biarkan
mereka melakukan apa yang mereka mau. Berikan mereka waktu untuk
melihat-lihat, berbicara dengan orang-orang, dan bersabarlah jika mereka
membuat kesalahan atau mengatakan hal-hal gila yang memalukan.
Percayalah, kebanyakan orang bersedia berbicara dengan mereka.
Bahkan, nenek saya memiliki lebih banyak teman daripada saya sendiri!
Tentu saja, Anda tetap harus waspada dengan berbagai tindakan yang
bisa mendatangkan konsekuensi besar. Dalam perjalanan saya, saya harus
berkali-kali mengingatkan nenek untuk tidak memetik bunga di
tempat-tempat kusus atau duduk di karya-karya yang di pajang di museum
(ia menganggap itu bangku).
Aturlah kesabaran Anda jangan sampai kehilangan kendali. Perlakukan
mereka layaknya Anda menjaga anak-anak Anda dalam sebuah perjalanan,
namun dengan rasa hormat yang mereka pantas dapakan. Ingatlah bahwa
mungkin mereka merasakan hal yang sama ketika Anda atau orangtua masih
kecil.
Abadikan semuanya!
Perjalanan di Verona, Italia. Foto oleh Don Kevin Hapal.
Terakhir, abadikan setiap momen kecil dalam perjalanan Anda!
Lansia kemungkinan memiliki kesulitan untuk mengingat. Setelah
perjalanan, kami harus selalu mengingatkan nenek bahwa kami pergi ke
Paris dan London.
Hal yang saya lakukan adalah mengambil foto sebanyak mungkin dan
memberikan mereka album foto fisik yang bisa ia bawa, jadi ia bisa
selalu mengingat setiap hal yang ia jumpai, makanan yang ia coba, dan
orang-orang yang ia temui.
Mereka mungkin tidak akan bisa mengingat semua detail perjalanan Anda
tapi mereka akan selalu ingat rasa hangat berada di sebuah kota impian
mereka dengan orang yang mereka cintai.
–Rappler.com