Jumat, 14 Juli 2017
Matius 10:16-23
10:16. "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke
tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus
seperti merpati.
10:17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena
ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah
kamu di rumah ibadatnya.
10:18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka
penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi
orang-orang yang tidak mengenal Allah.
10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu
kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu
akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
10:20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan
Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
10:21 Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh,
demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak
terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena
nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
10:23 Apabila
mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota
Israel, Anak Manusia sudah datang.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada gambaran bahwa orang yang menabur kebaikan akan menuai berbagai hamburan kebaikan. Apalagi dengan dekat Tuhan ada yang beranggapan orang akan punya kekuatan batin menangkal segala keburukan.
- Tampaknya, ada gambaran bahwa orang yang menabur keburukanlah yang menuai berbagai hamburan keburukan. Apalagi yang hidupnya berseberangan dengan Tuhan, orang hanya akan mendapatkan hidup celaka dan nestapa.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sedekat apapun kehidupan orang dengan Tuhan, hal ini tak akan menjamin orang bebas dari kekuatan-kekuatan jahat dari orang-orang lain karena kedekatan sejati dengan Tuhan justru menyadarkan orang akan berbagai kelemahan dan kekurangannya di tengah berbagai kekuatan jahat sehingga dalam ketulusan hatinya orang harus memiliki kewaspadaan yang mungkin dapat dirumuskan dengan ungkapan dalam budaya Jawa “kudu éling lan waspada” (menjaga kesadaran diri dan cermat menilai keadaan). Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang orang akan selalu teguh dalam kebaikan tetapi waspada terhadap ancaman keburukan lingkungan.
Ah, untuk selamat orang harus
mampu ikut arus kehidupan lingkungan.
0 comments:
Post a Comment