Lukas 7:1-10
7:2
Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat
dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.
7:3
Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua
Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.
7:4
Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya,
katanya: "Ia layak Engkau tolong,
7:5
sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah
ibadat kami."
7:6
Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari
rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan
kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak
menerima Tuan di dalam rumahku;
7:7
sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi
katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
7:8
Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku
berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada
seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah
ini!, maka ia mengerjakannya."
7:9
Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling
kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu,
iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang
Israel!"
7:10
Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba
itu telah sehat kembali.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada gambaran bahwa orang akan hebat kalau memiliki status tinggi di tengah masyarakat. Dia memiliki jabatan tinggi dan harta tak sedikit.
- Tampaknya, ada gambaran bahwa orang akan terhormat kalau masuk golongan kaum elit. Dia menjadi golongan semacam kaum selebritis.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun punya jabatan tinggi dan kaya raya serta menjadi selebritis, orang belum tentu sungguh menghayati kehebatan dan penghormatan sejati kalau tak punya kedekatan dengan massa rakyat biasa bahkan kaum kecil. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menemukan kesejatian sumber hidup karena kepeduliannya dengan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.
Ah, dekat dengan kaum gembel tak ada untungnya.
0 comments:
Post a Comment