Yusuf Calasanz, Henrikus Saiz, Ignatius dr Santhi, Yohanes dr Salib
warna liturgi Hijau
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
1Kor. 15:35-37,42-49; Mzm. 56:10,11-12,13-14; Luk. 8:4-15. BcO Bar. 3:9-15,24-4:4.
1Kor. 15:35-37,42-49; Mzm. 56:10,11-12,13-14; Luk. 8:4-15. BcO Bar. 3:9-15,24-4:4.
Nas Injil:
4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: 5 “Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. 6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. 7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. 8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” 9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. 10 Lalu Ia menjawab: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. 11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. 12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. 13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. 14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. 15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”
4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: 5 “Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. 6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. 7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. 8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” 9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. 10 Lalu Ia menjawab: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. 11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. 12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. 13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. 14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. 15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”
Percikan Nas:
Dalam kepercayaan orang Jawa ada orang-orang yang dituakan. Mereka yang dituakan ini adalah orang-orang yang mampu menangkap tanda-tanda dan menterjemahkan aneka pesan yang ada. Memang ada yang bisa begitu karena rahmat yang dia terima. Tidak sedikit pula karena mereka belajar. Pelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut bukanlah hal ringan dan pendek. Ketekunan seseorang dan rahmat yang dimiliki akan menentukan tingkatan kemampuannya.
Tuhan bersabda, “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti” (Lu8:10). Tidak semua orang mempunyai rahmat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan. Hanya mereka yang terpilih dan mau belajar bersama Tuhan yang mampu membaca tanda-tanda Tuhan.
Kiranya masih ada kesempatan bagi kita untuk mampu menangkap tanda-tanda Tuhan. Belajar terus menerus menjadi syarat yang tak bisa diabaikan. Meditasi menjadi salah satu jalannya. Pada saatnya kita akan cakap membaca pesan dan tanda-tanda. Dalam nama Tuhan tidak ada yang tidak mungkin.
Dalam kepercayaan orang Jawa ada orang-orang yang dituakan. Mereka yang dituakan ini adalah orang-orang yang mampu menangkap tanda-tanda dan menterjemahkan aneka pesan yang ada. Memang ada yang bisa begitu karena rahmat yang dia terima. Tidak sedikit pula karena mereka belajar. Pelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut bukanlah hal ringan dan pendek. Ketekunan seseorang dan rahmat yang dimiliki akan menentukan tingkatan kemampuannya.
Tuhan bersabda, “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti” (Lu8:10). Tidak semua orang mempunyai rahmat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan. Hanya mereka yang terpilih dan mau belajar bersama Tuhan yang mampu membaca tanda-tanda Tuhan.
Kiranya masih ada kesempatan bagi kita untuk mampu menangkap tanda-tanda Tuhan. Belajar terus menerus menjadi syarat yang tak bisa diabaikan. Meditasi menjadi salah satu jalannya. Pada saatnya kita akan cakap membaca pesan dan tanda-tanda. Dalam nama Tuhan tidak ada yang tidak mungkin.
Doa:
Tuhan aku ingin selalu belajar pada-Mu. Engkau membuka banyak hal bagi para murid. Semoga Engkau pun berkenan membukaku untuk menangkap pesan-pesan-Mu. Amin.
Tuhan aku ingin selalu belajar pada-Mu. Engkau membuka banyak hal bagi para murid. Semoga Engkau pun berkenan membukaku untuk menangkap pesan-pesan-Mu. Amin.
Menangkap sabda
September adalah Bulan Kitab Suci
“Ayo rajin baca Kitab Suci”
(goeng).
“Ayo rajin baca Kitab Suci”
(goeng).
0 comments:
Post a Comment