Robertus Bellarminus, martinus dr Finojosa, Hildegardis, Sisilia Eusepi
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
1Kor. 11:17-26; Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17; Luk. 7:1-10. BcO Est. 3:1-11
Nas Injil:
1 Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. 2 Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. 3 Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. 4 Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, 5 sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." 6 Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; 7 sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 8 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 9 Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" 10 Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.
Percikan Nas:
Dalam banyak berita kita sering mendengar, melihat dan membaca kisah sedih para TKI. Ada yang mengalami siksaan, ditelantarkan, dipenjara bahkan dihukum mati. Namun beberapa hari yang lalu ada berita yang di luar berita biasa tersebut. Seorang TKI dari Ponorogo mendapat kunjungan mantan majikannya di Hongkong. Saya tidak tahu isi lengkap berita tersebut, namun perjumpaan tersebut sudah memberikan kelegaan di tengah derita. Oase di padang gurun.
Dalam Injil sang Penatus sangat menyayangi dan menghargai hambanya. Ketika hamba tersebut sakit ia gelisah dan sibuk mencari obat bagi kesembuhan hamba tersebut. Ia pun rela datang dan memohon kepada Yesus yang notabene berasal dari bangsa yang bermusuhan dengannya. Ia menghargai hambanya dan memperlakukannya sebagai pribadi yang bermartabat.
Setiap manusia yang diciptakan Tuhan mempunyai martabat yang sama. Siapa pun mereka layak mendapatkan penghargaan sebagai pribadi yang bermartabat. Perlakuan pada mereka sebagai pribadi yang bermartabat akan menegaskan martabat kita. Waspada dengan dorongan diri merasa lebih hebat, pintar, kuasa, berwenang dari yang lain. Sesamaku semartabat denganku. Sesamaku bukan kacungku.
Doa:
Tuhan terima kasih telah memberikan sesama yang sepadan dan semartabat denganku. Keyakinan itu membuat aku bisa bekerjasama dan saling mendukung. Kesadaran itu membuat kami mampu bersama menuju kehidupan yang selaras dengan-Mu. Amin.
Semartabat
September adalah Bulan Kitab Suci
“Ayo rajin baca Kitab Suci"
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment