Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
1Kor. 15:1-11; atau Ibr. 5:7-9; Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20; Yoh. 19:25-27 atau Luk. 2:33-35. BcO Est. 3:1-11
Nas Injil:
25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" 27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Percikan Nas:
Seorang ibu akan sangat gelisah kala anak yang disayanginya sakit. Ia akan pergi ke sana ke mari untuk pengobatan anaknya. Anak masuk angin pun seorang ibu sudah gelisah. Hati seorang ibu akan pedih kala anaknya mendapat hukuman, apalagi hukuman penjara. Ada rasa, “Salahkah aku mendidik anakku!?”
Maria menunggui anaknya yang ditangkap, dihukum, dihina dan disalib. Mari sejenak kita bayangkan duka Maria ini. Apa yang terbayang dalam diri anda? Duka yang dalam bergolak di hati sang bunda. Kesedihan yang mendalam dari seorang ibu yang melihat anaknya dihukum salib. Maria berdukacita.
Maria yang berduka hadir menemani anaknya yang sengsara. Hati berduka tapi daya kuat. Ia tak lari kala anaknya mati. Ia ada menjaga sang putra. Teladan bunda Maria sungguh luar biasa. Mari menimbanya agar kita pun kuat menghadapi perkara. Agar kita tetap tegak menyambut rencana Bapa. Tuhan akan menguatkan mereka yang percaya.
Doa:
Bunda walau berduka engkau tidak hilang percaya. Imanmu begitu kuat pada Bapa. Doakan kami semoga kami pun berdaya kala lagi duka. Bersama doamu kami percaya. Amin.
Maria berduka
September adalah Bulan Kitab Suci
“Ayo rajin baca Kitab Suci"
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment