Jumat, 28 Februari 2014
Markus 10:1-12
10:1 Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan
ke daerah seberang sungai Yordan dan di situ pun orang banyak datang
mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula.
10:2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk
mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami
diperbolehkan menceraikan isterinya?"
10:3 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa
perintah Musa kepada kamu?"
10:4 Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk
menceraikannya dengan membuat surat cerai."
10:5 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru
karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu.
10:6 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan
mereka laki-laki dan perempuan,
10:7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
10:8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
10:9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan
Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
10:10 Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid
itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu.
10:11 Lalu kata-Nya kepada mereka:
"Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia
hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.
10:12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan
kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, di era global perkawinan makin menjadi peristiwa yang mendapatkan penghargaan yang besar sebagai peresmian keinginan bersatu antara laki-laki dan perempuan sehingga dapat menjadi upacara besar dengan beaya tinggi. Karena begitu menjadi even penting sekali untuk perkawinan juga dapat tersedia even organizer (EO).
- Tampaknya, karena makin mekarnya individualisme, di era global ketidakcocokan pribadi antara suami isteri mudah terjadi perpisahan sehingga jumlah perceraian pun makin besar. Terhadap soal perceraian pun di dalam agama, bahkan agama Katolik, dapat terjadi dengan mempergunakan celah tata hukum perkawinannya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa orang yang sudah menjalani kehidupan berkeluarga meletakkan hubungan suami isteri bukan untuk menjalankan kehendak individual masing-masing dan bukan melandaskan hidup berkeluarganya pada perasaan keinginan orang. Dalam yang ilahi orang berkeluarga membiarkan diri tenggelam dalam aura gema suara relung hati sehingga apapun yang dialami akan makin meneguhkan dan memesrakan hubungan suami isteri.
Ah, kalau nyatanya sudah tidak cocok ya tak usah
dipaksakan tak pisah.
0 comments:
Post a Comment