Sabtu, 15 Februari 2014
Klaudius de La Colombiere
warna liturgi Hijau
Bacaan:
1Raj. 12:26-32; 13:33-34; Mzm. 106:6-7a,19-20,21-22; Mrk. 8:1-10.
Markus 8:1-10:
1 Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: 2 "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. 3 Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh." 4 Murid-murid-Nya menjawab: "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?" 5 Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh." 6 Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. 7 Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. 8 Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. 9 Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. 10 Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Renungan:
Saya tertarik dengan kata-kata Yesus ini, "Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh" (Mrk 8:13). Ketika membaca ini kembali saya teringat pengalaman th. 2002. Waktu itu saya berpindah tugas dari Paroki Karanganyar ke Komisi Kepemudaan dan bertempat tinggal di Wisma Salam. Saya sendirian naik mobil Katana milik Komisi Kepemudaan dengan beberapa barang saya. Ternyata begitu sampai di Salam ada banyak sekali yang turut serta ke Salam. Jujur rasanya gak enak pada Rm. Toto, Rm. Paroki Salam kala itu, karena tidak memberitahu jumlah yang akan ikut. Saya sendiri tidak tahu juga. Untung Paroki dah pengalamanan menerima imam pindahan. Dalam sambutannya Rm Toto mengatakan, "Jangan khawatir, kambing masuk kebun aja diberi rumput, masa tamu dari jauh tidak kami siapkan hidangan."
Banyak pengalaman saya rasakan bagaimana seseorang selalu ingin memberikan rasa nyaman, aman dan menyenangkan pada tamunya. Mereka tidak ingin tamu-tamunya yang sudah rela datang kepadanya mengalami situasi tidak menyenangkan dan lapar. Yesus pun tidak tega membiarkan orang-orang yang sudah mengikutinya selama tiga hari pulang dalam kelaparan. Sekalipun ada dalam keterbatasan Yesus, dan juga orang-orang yang ditamui tidak akan membiarkan mereka yang telah datang "rebah di jalan" karena lapar. Dan mereka ya rela menyediakan itu tak akan pernah kekurangan, malah mendapatkan lebih banyak.
Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Ingatlah bagaimana sikap dirimu ketika menerima tamu. Bandingkan dengan sikap Yesus yang memperhatikan ribuan orang yang datang kepadaNya.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menjamu orang-orang yang datang mengunjungimu.
Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai hospitalitas yang memadai kala menyambut dan menjamu mereka yang datang kepadaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengasah hatiku agar mempunyai hospitalitas dan kepedulian pada kebutuhan sesama.
0 comments:
Post a Comment