Yesus Dipersembahkan di
Kenisah
Minggu, 2 Februari 2014
Lukas 2:22-32
2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut
hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada
Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
"Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa
yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor
anak burung merpati.
2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh
Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh
Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang
diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus.
Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan
kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil
memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu
ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang
dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala
bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi
bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada kecenderungan masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai yang sudah dialami dalam perjalanan hidupnya. Hal ini dilakukan dengan menjadikan rumusan-rumusan adat-istiadat tradisional dan hukum.
- Tampaknya, warga masyarakat pada umumnya akan taat dengan menjalani dan menyingkiri apa saja yang diatur dalam adat tradisional dan hukum. Hal ini dapat berarti ikut mempertahankan eksistensi dan identitas sebuah masyarakat dan atau bangsa.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa dalam pelaksanaan sejati atas tata tradisi dan hukum orang tidak hanya hidup berdasarkan nilai-nilai yang muncul di masa lampau. Dalam yang ilahi orang akan mesra dengan gema relung hati sehingga dalam pelaksanaan hukum dan tradisi mampu menguak nilai-nilai hidup di masa depan.
Ah, bagaimanapun tradisi dan hukum hanya jadi
pemasung kebebasan.
0 comments:
Post a Comment