Saturday, February 1, 2014
RAMA HARJAYA
Kemarin, Sabtu 1 Februari 2014 sore hingga malam, Rama Bambang menengok Rama Harjaya di Panti Rapih di Lukas 317. Bu Rini dan suaminya serta Mas Kus ada di kamar itu menunggu. Bu Rini dan Mas Kus adalah sebagian dari adik-adik Rama Harjaya. Rama Harjaya hanya terbaring dengan menyandang berbagai peralamatan medis. "Kok astane ditaleni, ta?" (Mengapa kedua tangannya diikat?) seorang ibu yang ikut menjenguk bertanya yang dijawab oleh Mas Kus "Lha berbahaya nyopoti sing dipasang je" (Soalnya berbahaya melepasi apa saja yang dipasang). Beliau memang harus dibantu dengan tambahan oksigen. Infus, kateter, sonde untuk makan, dan alat-alat lain juga tersambung di tubuh Rama Harjaya.
Rama Harjaya masuk Rumah Sakit Panti Rapih pada Kamis 30 Januari 2014 sore hari. Pada sore itu Mas Tukiran agak panik karena Rama Harjaya mengalami sesak napas. Mas Tukiran segera lapor ke Panti Rapih sehingga mobil ambulance segera datang di Domus Pacis. Penghuni Domus dan para anggota Legio Maria yang selesai bersidang dan "makan-makan" (kata Dila anggota baru Legio di Domus) ikut terkejut. Mereka sampai depan pintu kamar tamu Domus mengantar Rama Harjaya yang oleh perawat Panti Rapih langsung dibawa dengan ambulance. Di UGD diketahui bahwa ada banyak dahak tak dapat keluar dari tenggorokan Rama Harjaya. Suhu badannya juga tinggi. Berbagai pemeriksaan dilakukan. Rama Bambang yang sedang dalam perjalanan pergi mendapat telepon dari Rama Agoeng yang juga sedang pergi. Rama Agoeng bilang mendapat informasi bahwa Rama Harjaya drop kondisinya dan dibawa ke Panti Rapih. Rama Bambang yang baru berada di Piyungan langsung menuju arah Barat dan sampai Sentul belok ke Utara menuju Panti Rapih.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment