Sunday, February 16, 2014
SELIMUT PUTIH MELOROT
Jam 02.20 dinihari Senin 17 Februari 2014 Rama Bambang sudah terbangun seperti kebiasaan kalau malam sebelumnya tidak ada acara sampai larut. Pada sekitar jam 03.00 lebih ada sesuatu yang mengusik hatinya. Ayam-ayam jantan Domus Pacis baik yang hias maupun yang kampung berkokok sahut menyahut. Rasanya cukup berbeda karena memberikan kesegaran rasa. Ketika membuka email dari BB diketemukan Rama Dwi Harsanto dari Jakarta menulis kegembiraannya mendapatkan kabar Yogya sudah hujan. "Ndak wis udan?" (Sudahkah hujan) kata Rama Bambang dalam hati karena sejak Kamis 13 Februari 2014 Domus Pacis tidak mengalami hujan. Padahal abu kiriman Gunung Kelud terus menyerbu dan membelai-belai. Dibersihkan 6 kali, bergerumut masuk 100 kali. Sekitar jam 03.30 ada pertanyaan dari salah satu relawan Domus yang sudah 2 kali datang ikut membersihkan kamar dari debu. Dia bertanya lewat SMS "Sudah hujan?" yang dijawab oleh Rama Bambang juga lewat SMS "Embuh" (Tidak tahu). Rama Bambang memang menjadi tidak yakin kalau Domus sudah mengalami hujan, karena Sleman sudah hujan di Sabtu 15 Februari tetapi Domus tetap terang benderang. Beberapa kali datang pertanyaan dari luar Yogya seperti dari Bu Ani di Karanganyar juga lewat SMS "Sudah hujan belum" yang selalu dijawab "Nggonku akeh pawang udan" (Tempatku banyak orang ahli menolak hujan). Biasanya ada jawaban "Ha ha ha ..." atau bahkan ada seorang berkata "Klebu Rama Bambang ta?" (Termasuk Rama Bambang, ta?).
Pada jam 06.00 Rama Bambang membuka pintu kamar dengan maksud akan mengambil koran hari ini. "Ya ampuuuuun ..... Mau bengi wis udah tenan" (Ya ampuuuuun .... Tadi malam tadi memang sudah hujan) kata Rama Bambang dalam kediamannya sambil melihat genting yang tampak kemerahan dan daun-daun pohon yang kehijauan. Selimut putihnya sudah melorot entah kemana. Pagi ini memang memberi kesegaran khusus.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment