Pada hari Kamis 26 Februari 2015 15 orang (10 Ibu dan 5 Bapak) mengikuti pertemuan Kelompok Murangan Timur dalam program Jagongan Iman di rumah Ibu Rini. Dua orang dari peserta adalah peninjau dari Lingkungan Santo Antonius Paroki Mlati dan dari Lingkungan Murangan Barat Paroki Medari. Ini adalah pertemuan ketujuh yang membahas pokok Syahadat Katolik tentang iman kepada Tuhan Yesus "yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa". Di dalam pembicaraan para peserta terfokus pada kata-kata "duduk di sebelah kanan Allah Bapa". Dari berbagai lontaran pendapat, ada 4 hal yang dapat dipakai untuk membuat kesimpulan:
- Kesetaraan ilahi: Kembali-Nya Yesus ke surga lalu duduk di sebelah kanan Bapa menunjukkan kesetaraan ilahi di antara Pribadi-pribadi Allah Tritunggal Mahakudus.
- Pengutamaan: Istilah "duduk di sebelah kanan" berarti diutamakan. Apalagi surga adalah tempat tinggi atau utama.
- Jalan keselamatan: Peristiwa Yesus naik ke surga adalah untuk menyelamatkan manusia. Kata kuncinya adalah "kebangkitan" sehingga jelaslah tujuan Yesus sesudah bangkit dari antara orang mati.
- Anak Allah: Yesus yang turun ke dunia lalu kembali ke surga menunjukkan bahwa Dia 100% Manusia dan 100% Allah. Yesus mempunyai tempat istimewa bagi Bapa sebagai Anak Allah.
Yang menjadi bacaan untuk peneguhan dan perluasan cakrawala adalah Katekismus Gereja Katolik 659.661.663.664:
659 "Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada
mereka, terangkatlah Ia ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah" (Mrk
16:19). Tubuh Kristus telah dimuliakan pada saat kebangkitan, seperti
dibuktikan oleh sifat-sifat baru dan adikodrati, yang dimiliki tubuh-Nya mulai
sekarang dan seterusnya. Tetapi selama empat puluh hari, di mana Ia dengan
ramah makan dan minum bersama murid-murid-Nya dan mengajarkan mereka mengenai
Kerajaan Allah, kemuliaan-Nya masih terselubung dalam sosok tubuh seorang
manusia biasa. Penampakan Kristus lantas berakhir dengan masuknya kodrat
manusiawi-Nya secara definitif ke dalam kemuliaan ilahi, yang dilambangkan oleh
awan dan langit. Di sana Yesus duduk di sebelah kanan Allah. Sebagai
kekecualian - dan hanya satu kali - Ia menunjukkan Diri dalam suatu penampakan
terakhir kepada Paulus - seperti kepada anak yang "lahir cacat" (1
Kor 15:8) - dan menjadikan dia Rasul.
661
Langkah terakhir pemuliaan ini berhubungan erat dengan yang pertama, artinya
dengan turun-Nya dari surga dalam penjelmaan-Nya menjadi manusia. Dan hanya Dia
"yang datang dari Bapa", dapat "kembali kepada Bapa":
Kristus. "Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain daripada
Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia" (Yoh 3:13).
Diserahkan kepada kekuatan kodratinya, kodrat manusiawi tidak dapat masuk ke
dalam "rumah Bapa" (Yoh 14:2); ke dalam kehidupan dan kebahagiaan
Allah. Hanya Kristus dapat membuka pintu ini untuk manusia: "la memberi
harapan kepada anggota-anggota tubuh-Nya, supaya mengikuti Dia ke sana, ke mana
Ia mendahului mereka sebagai orang pertama" (MR, Prefasi Kenaikan Tuhan).
663
Sekarang Kristus duduk di sisi kanan Bapa: "Dengan ungkapan `di sisi kanan
Bapa' kita mengerti kemuliaan dan kehormatan Allah, di mana Putera Allah yang
sehakikat dengan Bapa, hidup sejak kekal dan di mana Ia sekarang, setelah dalam
waktu terakhir Ia menjadi daging, juga duduk secara badani, karena daging-Nya
turut dimuliakan" (Yohanes dari Damaskus, f. o. 4,2).
664
Duduk di sebelah kanan Bapa berarti awal kekuasaan Mesias. Penglihatan nabi
Daniel dipenuhi: "Kepada-Nya diberikan kekuasaan, kemuliaan, dan kekuasaan
sebagai raja. Segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa mengabdi kepada-Nya.
Kekuasaan-Nya kekal dan tidak akan lenyap. Kerajaan-Nya tidak akan musnah"
(Dan 7:14). Sejak saat ini para Rasul menjadi saksi-saksi
"kekuasaan-Nya", yang "tidak akan berakhir" (Syahadat Nisea-Konstantinopel).
0 comments:
Post a Comment