Sebetulnya sejak tanggal 4 Februari 2015 Rama Bambang kerap merasa gelisah. Hal ini dimulai dengan berhentinya Mas Fredi dari kerja pramurukti di Domus Pacis. Dia adalah tenaga anggota Pramurukti RS Panti Rini, Kalasan. Domus Pacis memang menjalin kerjasama dengan Panti Rini sejak September 2011. Beberapa pramurukti kerja di Domnus secara bergantian: Mas Raharjo, Mas Krisa, Mas Santosa, dan Mas Fredi. Satu hal yang perlu dicatat bahwa setiap pergantian selalu harus menanti penggantinya untuk waktu tertentu. Hal ini selalu menimbulkan rasa gelisah dalam diri Rama Bambang karena kondisi pekerjaan Domus terutama untuk melayani para rama yang harus dibatu secara total dalam segalanya.
Sebenarnya Rama Bambang sudah bilang dan berpesan ke Panti Rini untuk menggantikan Mas Fredi. Tetapi kalau tidak amat proaktif, kesempatan mendapatkannya dapat dikatakan tidak mungkin. Dengan persetujuan Rama Toto (Minister Domus) dan Rama Agoeng (anggota Pengurus Domus) Rama Bambang berusaha mendapatkan orang yang mau kerja sebagai karyawan Domus. Untuk kemampuan ber-pramurukti, pengalaman sejak September 2011 hingga Februari 2015 dipandang sudah mencukupi sebagai pendidikan alamiah bagi iklim kerja Domus. Dari tanggal 3 Februari malam hingga 15 pagi Februari 2015 Rama Bambang merasa susah karena dua calon secara berturut-turut membatalkan kesanggupan mencoba kerja di Domus. Akhirnya pada tanggal 15 Februari 2015 sore Rama Bambang pergi ke rumah Mas Yuli, karyawan Museum Misi Muntilan, di Pakem. Dari pertolongan dia Rama Bambang berjumpa dengan Mas Heru Kiswanto lulusan STM Kanisius Pakem. Pada mulanya dia takut untuk bekerja melayani rama-rama. Tetapi dengan dorongan motivasi dari Mas Yuli dia mau mencoba untuk seminggu. Pada tanggal 16 Februari 2015 malam Rama Agoeng dan Rama Bambang menjemputnya.
0 comments:
Post a Comment