Penulis : Bramirus Mikail |
Selasa, 10 Juli 2012 | dalam http://health.kompas.com
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Suasana di salah satu barak Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 di kawasan Margaguna, Jakarta, Rabu
(11/4). Di panti ini ada 146 warga berusia lanjut yang tinggal dan
mendapatkan pembinaan. Sebagian besar dari mereka telantar dan
keberadaan keluarga mereka tidak jelas.
Dr. Wisjnu Wardhana SpPD FINASIM, dari Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo menjelaskan, penyebab malnutrisi atau kurang gizi pada orang berusia lanjut bersifat multifaktor. Salah satu faktor pemicunya adalah psiko-kognitif atau gangguan di otak, menurunnya saraf pengecap, turunnya produksi air liur, gigi tanggal, gusi menciut dan refleks peregangan dinding lambung berlebihan .
Faktor-faktor itu, kata wisjnu, akan menurunkan kemampuan membedakan bau dan rasa, menimbulkan masalah dalam mengunyah dan ada kecenderungan cepat merasa kenyang. "Akibatnya, asupan makanan akan menurun," katanya.
Untuk menyiasatinya, pemberian jenis makanan dan waktunya harus disesuaikan. "Tidak bisa seperti orang kebanyakan pada umumnya dengan pola makan pagi, siang dan malam, pada lansia mereka bisa makan kapan saja saat lapar," imbuhnya.
Wisjnu menambahkan, makanan yang diberikan sebaiknya harus yang lunak, banyak mengandung serat, ada kandungan karbohidrat kompleks, protein tinggi dan lemak supaya tidak gampang lemas. Jumlah asupan makanan juga tidak perlu sebanyak orang dewasa karena orang berusia di atas 60 tahun sudah mengalami penurunan fungsi tubuh. Demikian juga dengan kebutuhan cairan. Apabila orang normal membutuhkan cairan hingga 70 persen, pada lansia hanya membutuhkan sekitar 40 persen.
Pemberian vitamin pada lansia pada dasarnya tidak dilarang selama kebutuhan nutrisi lain cukup. "Kalau asupan karbohidrat, protein dan lemaknya kurang, vitamin apapun tidak akan bermanfaat pada tubuhnya," tambahnya.
0 comments:
Post a Comment