Santo Yusuf,
Suami Santa Perawan Maria
Kamis, 19 Maret
2015
Lukas 2:41-51a
2:41.
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.
2:42
Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti
yang lazim pada hari raya itu.
2:43
Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus
di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44
Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka,
berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum
keluarga dan kenalan mereka.
2:45
Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus
mencari Dia.
2:46
Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di
tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
2:47
Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala
jawab yang diberikan-Nya.
2:48
Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya
kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan
aku dengan cemas mencari Engkau.”
2:49
Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa
Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
2:50
Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka
ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, seseorang menjadi tokoh karena kemampuannya tampil di muka umum. Dia menjadi populer karena banyak orang mengaguminya.
- Tampaknya, seseorang menjadi besar karena kemampuan dan karyanya yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Dia menjadi teladan karena selalu berada di atas rata-rata kebanyakan orang.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa kemampuan hidup biasa sebagaimana masyarakat umum dengan mengikuti acara-acara dan tatanan biasa, hal ini akan membuat orang mengalami kesejatian jadi orang besar karena tanpa itu prestasi sebesar apapun tak akan bermakna dan bermanfaat bagi kebaikan umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mampu menjadi bagian masyarakat umum dan justru dalam yang biasa itulah muncul yang luar biasa.
Ah, kalau tidak memiliki status dan kuasa khusus ya
hanya akan tetap jadi jembel.
0 comments:
Post a Comment