Selasa, 24 Maret 2015
Hari biasa Pekan V Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Bil. 21:4-9; Mzm. 102:2-3,16-18,19-21; Yoh. 8:21-30. BcO Ibr. 11:20-31
Yohanes 8:21-30:
21
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu
akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku
pergi, tidak mungkin kamu datang." 22 Maka kata orang-orang Yahudi itu:
"Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku
pergi, tidak mungkin kamu datang?" 23 Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan
dari dunia ini. 24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan
mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia,
kamu akan mati dalam dosamu." 25 Maka kata mereka kepada-Nya: "Siapakah
Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara
dengan kamu? 26 Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu;
akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar
dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia." 27 Mereka tidak
mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. 28 Maka kata
Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu,
bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku
sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan
Bapa kepada-Ku. 29 Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia
tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang
berkenan kepada-Nya." 30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak
orang percaya kepada-Nya.
Renungan:
Saya terkesan dengan
kalimat ini, "Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia
tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang
berkenan kepada-Nya" (Yoh 8:29). Terbayang betapa intimnya Bapa dan
Putera. Begitu intimnya Putera dengan Bapa maka Bapa pun selalu
menyertai Putera, dan Putera senantiasa berbuat apa yang berkenan
kepadaNya.
Intimitas relasi menentukan perilaku. Mereka yang berelasi
secara intim bisa saling mengenali apa yang dimau oleh pasangan
relasinya. Bahkan seringkali tanpa kata sekalipun mereka sudah akan
mengenal kemauan pasangannya. Karena itu kerjasama di antara mereka
terbangun dengan sangat baik. Mereka saling mengerti dan mengenal
perilaku masing-masing.
Kita perlu menumbuhkan keintiman relasi dalam
komunitas dan keluarga kita. Hidup harian bisa menjadi guru
pembelajaran kita. Kita tidak bisa hanya mengandaikan dan menduga-duga
pembangunan ini, perlu diusahakan dibangun secara tekun.
Kontemplasi:
Bayangkan relasi erat Bapa dan Putera. Hadirkan relasi dalam keluarga dan komunitasmu.
Refleksi:
Apa yang telah kaulakukan untuk mempererat relasi dalam keluarga atau komunitasmu?
Doa:
Bapa
melalui PuteraMu Engkau menunjukkan bangunan relasi macam apa yang
mesti kubangun. Semoga aku pun menjadi pemeran dalam mempererat relasi
di komunitas dan keluargaku. Amin.
Perutusan:
Aku punya waktu untuk keluarga dan komunitasku. -nasp-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment