Senin, 02 Maret 2015 | 12:12 dalam http://www.beritasatu.com
Peters M Simanjuntak
Membahagiakan para orang lanjut usia
(lansia) menjadi obsesi Peters M Simanjuntak. Lewat Asosiasi Senior
Living Indonesia (ASLI) yang didirikannya, Peters memperjuangkan agar
pemerintah, swasta, dan masyarakat, lebih peduli pada kebutuhan orang
lanjut usia (lansia) demi peningkatan kualitas hidupnya.
“Saya prihatin saja dengan kenyataan bahwa para orang tua kerja keras cari uang untuk anaknya dan warisan jadi milik anaknya saat dia sudah meninggal. Sementara itu, dia sendiri enggak memikirkan dirinya. Padahal ketika sudah tua, dia butuh perhatian, anak-anak malah sibuk enggak ada yang memperhatikan, bahkan untuk ngobrol,” kata Peters di Jakarta, baru-baru ini.
Hal itu juga terjadi pada ibunya yang kini telah berusia lebih dari 70 tahun. “Saya sendiri jarang ketemu ibu. Paling ketemunya pagi hari saja. Padahal, ibu saya kan juga ingin ngobrol dengan saya, ingin didengarkan, dan diperhatikan. Perhatian itu yang sangat dibutuhkan orang tua,” tegas lelaki kelahiran Siantar, Sumatera Utara, tahun 1955 ini.
Peters menjelaskan, ada banyak yang menjadi kebutuhan para lansia. Selain butuh diperhatikan, didengarkan, dan diajak mengobrol, lansia juga butuh kemerdekaan, butuh perawat khusus (caregiver) yang ahli merawat dan melayani orang tua, dan yang terkadang dilupakan adalah butuh aktivitas dan kegiatan yang menjadi minat mereka.
“Orang tua itu butuh kemerdekaan, tetapi tetap harus ada yang mengawasi dan melayani kebutuhannya. Jangan sampai mereka jatuh dan celaka. Biarkan mereka melakukan aktivitas yang menyenangkan. Mungkin menyanyi, dansa, nonton film, dan lain-lain, supaya mereka bahagia dan tidak pikun,” tutur lelaki yang hobi karaoke di rumah bersama keluarganya ini.
"Caregiver"
Merasa tak mampu memberikan perhatian lebih lewat kehadiran fisik bagi ibunda tercinta, Peters pun akhirnya menginisiasi pendirian Asosiasi Senior Living Indonesia (ASLI) yang resmi dibentuk pada September 2014.
“Organisasi ini mewadahi perusahaan-perusahaan yang menyediakan segala kebutuhan untuk para lansia, mulai dari perusahaan penyedia personal care assistant, rumah sakit, senior residence, asuransi, dan lain-lain,” jelas Peters, pemilik RS Ichsan Medical Center (IMC) Bintaro, Tangerang, Banten ini.
Sampai saat ini ASLI masih terus melakukan edukasi kepada pemerintah, swasta, dan masyarakat, tentang para lansia yang memiliki kebutuhan khusus dan mendesak. “Kami ingin menyadarkan pemerintah bahwa harus ada tanggung jawab kepada lansia. Para lansia itu memiliki andil besar kepada negara lewat pajak yang mereka bayar selama ini,” tegas Peters yang juga direktur PT Komet Konsorsium, perusahaan penyedia dan penyewaan menara telekomunikasi.
Peters berharap, selain berbagai fasilitas fisik yang mengakomodasi kebutuhan para lansia, pemerintah seharusnya banyak membuat program untuk lansia. “Pemerintah bisa membuat program-program, seperti senam jantung bersama, menyediakan volunteer yang secara legal dilindungi pemerintah, menyediakan pengobatan gratis untuk lansia, dan lain-lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Peters memang sudah memiliki bisnis yang targetnya memenuhi kebutuhan para lansia. Lewat GIM Care Service, Peters membuat lembaga pendidikan yang melatih para perawat khusus untuk orang tua (caregiver).
“Populasi lansia saat ini sudah sama dengan balita. Pada 2020, jumlah populasi lansia akan lebih banyak dibanding anak-anak dan mereka butuh caregiver yang mengerti bagaimana mengurus dan mengerti psikologi orang tua,” kata Peters yang memiliki filosofi hidup untuk selalu bersyukur.
Saat ini, GIM Care Service baru menyediakan pendidikan setara dengan kursus beberapa bulan saja. Ke depan, GIM Care Service akan membuka pendidikan caregiver setingkat D1 dan D3. Tenaga lulusannya, selain dibutuhkan di rumah yang memiliki lansia, juga dibutuhkan di rumah sakit-rumah sakit.
“Selain di dalam negeri, tenaga caregiver Indonesia juga sangat dibutuhkan di Jepang dan Singapura yang saat ini populasi lansianya sudah lebih tinggi dibandingkan anak-anak,” katanya.
Pada Mei 2015, GIM Care Service juga akan meluncurkan Club Lansia atau Daycare Lansia di daerah Kebayoran Arcade, Bintaro. Kegiatan daycare lansia terdiri atas kegiatan harian, seperti senam, pemeriksaan kesehatan teratur, makan bersama, dan menyanyi bersama.
“Sementara itu, kegiatan mingguan bisa dalam bentuk menonton film bersama di dalam gedung dan kegiatan bulanan, seperti menonton film bersama ke bioskop, jalan-jalan, dan lain-lain,” tandas Peters.
“Saya prihatin saja dengan kenyataan bahwa para orang tua kerja keras cari uang untuk anaknya dan warisan jadi milik anaknya saat dia sudah meninggal. Sementara itu, dia sendiri enggak memikirkan dirinya. Padahal ketika sudah tua, dia butuh perhatian, anak-anak malah sibuk enggak ada yang memperhatikan, bahkan untuk ngobrol,” kata Peters di Jakarta, baru-baru ini.
Hal itu juga terjadi pada ibunya yang kini telah berusia lebih dari 70 tahun. “Saya sendiri jarang ketemu ibu. Paling ketemunya pagi hari saja. Padahal, ibu saya kan juga ingin ngobrol dengan saya, ingin didengarkan, dan diperhatikan. Perhatian itu yang sangat dibutuhkan orang tua,” tegas lelaki kelahiran Siantar, Sumatera Utara, tahun 1955 ini.
Peters menjelaskan, ada banyak yang menjadi kebutuhan para lansia. Selain butuh diperhatikan, didengarkan, dan diajak mengobrol, lansia juga butuh kemerdekaan, butuh perawat khusus (caregiver) yang ahli merawat dan melayani orang tua, dan yang terkadang dilupakan adalah butuh aktivitas dan kegiatan yang menjadi minat mereka.
“Orang tua itu butuh kemerdekaan, tetapi tetap harus ada yang mengawasi dan melayani kebutuhannya. Jangan sampai mereka jatuh dan celaka. Biarkan mereka melakukan aktivitas yang menyenangkan. Mungkin menyanyi, dansa, nonton film, dan lain-lain, supaya mereka bahagia dan tidak pikun,” tutur lelaki yang hobi karaoke di rumah bersama keluarganya ini.
"Caregiver"
Merasa tak mampu memberikan perhatian lebih lewat kehadiran fisik bagi ibunda tercinta, Peters pun akhirnya menginisiasi pendirian Asosiasi Senior Living Indonesia (ASLI) yang resmi dibentuk pada September 2014.
“Organisasi ini mewadahi perusahaan-perusahaan yang menyediakan segala kebutuhan untuk para lansia, mulai dari perusahaan penyedia personal care assistant, rumah sakit, senior residence, asuransi, dan lain-lain,” jelas Peters, pemilik RS Ichsan Medical Center (IMC) Bintaro, Tangerang, Banten ini.
Sampai saat ini ASLI masih terus melakukan edukasi kepada pemerintah, swasta, dan masyarakat, tentang para lansia yang memiliki kebutuhan khusus dan mendesak. “Kami ingin menyadarkan pemerintah bahwa harus ada tanggung jawab kepada lansia. Para lansia itu memiliki andil besar kepada negara lewat pajak yang mereka bayar selama ini,” tegas Peters yang juga direktur PT Komet Konsorsium, perusahaan penyedia dan penyewaan menara telekomunikasi.
Peters berharap, selain berbagai fasilitas fisik yang mengakomodasi kebutuhan para lansia, pemerintah seharusnya banyak membuat program untuk lansia. “Pemerintah bisa membuat program-program, seperti senam jantung bersama, menyediakan volunteer yang secara legal dilindungi pemerintah, menyediakan pengobatan gratis untuk lansia, dan lain-lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Peters memang sudah memiliki bisnis yang targetnya memenuhi kebutuhan para lansia. Lewat GIM Care Service, Peters membuat lembaga pendidikan yang melatih para perawat khusus untuk orang tua (caregiver).
“Populasi lansia saat ini sudah sama dengan balita. Pada 2020, jumlah populasi lansia akan lebih banyak dibanding anak-anak dan mereka butuh caregiver yang mengerti bagaimana mengurus dan mengerti psikologi orang tua,” kata Peters yang memiliki filosofi hidup untuk selalu bersyukur.
Saat ini, GIM Care Service baru menyediakan pendidikan setara dengan kursus beberapa bulan saja. Ke depan, GIM Care Service akan membuka pendidikan caregiver setingkat D1 dan D3. Tenaga lulusannya, selain dibutuhkan di rumah yang memiliki lansia, juga dibutuhkan di rumah sakit-rumah sakit.
“Selain di dalam negeri, tenaga caregiver Indonesia juga sangat dibutuhkan di Jepang dan Singapura yang saat ini populasi lansianya sudah lebih tinggi dibandingkan anak-anak,” katanya.
Pada Mei 2015, GIM Care Service juga akan meluncurkan Club Lansia atau Daycare Lansia di daerah Kebayoran Arcade, Bintaro. Kegiatan daycare lansia terdiri atas kegiatan harian, seperti senam, pemeriksaan kesehatan teratur, makan bersama, dan menyanyi bersama.
“Sementara itu, kegiatan mingguan bisa dalam bentuk menonton film bersama di dalam gedung dan kegiatan bulanan, seperti menonton film bersama ke bioskop, jalan-jalan, dan lain-lain,” tandas Peters.
Penulis: Mardiana Makmun/AB
Sumber:Investor Daily
2 comments:
panti jompo elit
Artikel yang menarik sekali
Mencegah Osteoporosis Untuk Lansia
Post a Comment