Senin, 30 Maret
2015
Yohanes 12:1-11
12:1.
Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang
dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
12:2
Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang
yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
12:3
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya,
lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak
semerbak di seluruh rumah itu.
12:4
Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera
menyerahkan Dia, berkata:
12:5
"Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya
diberikan kepada orang-orang miskin?"
12:6
Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin,
melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang
disimpan dalam kas yang dipegangnya.
12:7
Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari
penguburan-Ku.
12:8
Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu
ada pada kamu."
12:9
Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka
datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang
telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.
12:10
Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga,
12:11
sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada
Yesus.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, di era global orang amat diwarnai oleh dimensi ekonomi dalam hidupnya. Sekaya apapun seseorang, dia harus tetap menata keuangannya agar tidak terjerumus dalam kesalahan yang mengakibatkan kerugian besar bahkan kemiskinan.
- Tampaknya, orang yang ber-Tuhan akan mengingat kaum miskin sehingga akan selalu berbagi kesejahteraan. Sekaya apapun dia tidak akan memboroskan uangnya dan justru akan makin menambah bagian untuk kepentingan yang miskin.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa kesejatian berbagi selalu dilandaskan pada kedalaman kalbu yang terendam limpahan cinta sehingga tanpa landasan ini perhatian terhadap kaum miskin dapat hanya menjadi topeng untuk mengumpulkan uang atau apapun bagi dirinya sendiri. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menghayati kasih sejati sehingga merelakan harta miliknya.
Ah, bagaimanapun juga pada jaman kini orang harus
mendahulukan kesejahteraan diri.
0 comments:
Post a Comment