Martinus de Porres, Pius Campidelli, Rupert Mayer
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Flp. 1:18b-26; Mzm. 42:2,3,5bcd; Luk. 14:1,7-11. BcO Keb. 7:15-30.
Nas Injil:
1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. 7 Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 8 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, 9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. 10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. 11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Percikan Nas:
Dalam banyak acara para pejabat sering datang setelah semua tamu datang. Seringkali disengaja tamu diundang satu jam sebelum pejabat yang diharapkan datang. Tamu-tamu pun harus menunggu minimal satu jam, bisa lebih karena pejabat sering datangnya pun telat dari jam undangan. Setelah pejabat datang semua orang diminta untuk menghormatinya, apapun acara yang lagi berlangsung dihentikan.
Dalam nama Yesus sikap seperti itu tidak patut diambil. Tuhan mengajak kita untuk tidak jumawa dengan status yang kita sandang. Malah kita diajak untuk menempatkan diri bukan sebagai orang hebat. Semakin tinggi jabatan kita semakin rela untuk menjadi yang terkecil.
Kehormatan manusia bukan terletak pada kekuatan, kesombongan dan rasa berjasa dirinya. Kehormatan orang malah muncul dalam sikap menghargai dan rasa tanggungjawab pada tugasnya. Walau tampaknya merendahkan diri namun kala kita mampu menghargai dan bertanggungjawab atas tugas-tugas kita maka orang pun akan menghormati kita. Jangan kita minta dihormati orang kalau kita tidak bisa menghargai orang.
Doa:
Tuhan pada-Mu aku bersandar. Engkaulah perlindungan dan kekuatanku. Semoga aku tidak gila kehormatan, namun aku sungguh mampu menghargai sesamaku. Bantulah aku untuk menjadi pribadi yang selalu mengedepankan penghargaan pada sesama. Amin.
Kehormatan
November bulan untuk mendoakan mereka yang telah meninggal. Sudah lakukan itu?
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment