diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 2234 Diterbitkan: 15 Maret 2016 Diperbaharui: 01 April 2016
- Perayaan18 November
- LahirSekitar tahun 879
- Kota asalLe Mans, Perancis
- Wilayah karyaPerancis, Italia
- Wafat18 November 942 di Tours, Perancis - Sebab alamiah
- KanonisasiPre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Santo Oddo lahir dalam keluarga bangsawan di sebuah desa kecil dekat Le Mans Perancis. Ayahnya bernama Obbo, seorang tuan tanah dan juga seorang perwira dalam dinas militer Perancis. Monsieur Obbo juga adalah seorang Katolik yang saleh. Ia telah lama merindukan seorang putera sebagai penerus nama keluarganya. Meskipun isterinya yang bernama Arenberga sudah terlalu tua untuk melahirkan, namun dengan penuh iman Obbo tetap memanjatkan doa dan permohonannya kepada Tuhan. Iman memang dapat memindahkan gunung. Arenberga kemudian mengandung dan Oddo pun lahir.
Ketika masih bayi, Oddo sering sakit-sakitan. Khawatir akan keselamatan putera tunggalnya, Obbo membawa puteranya ke Basilika Santo Martinus di Tours. Dalam Basilika, dihadapan makam santo Martinus, Obbo mengucapkan doa dan mempersembahkan puteranya kedalam perlindungan Santo pelindung Perancis tersebut; “..Oh, permata para orang kudus, terimalah anak ini..” ucapnya.
Semenjak saat itu, Oddo tumbuh menjadi anak yang sehat dan tidak sakit-sakitan lagi.
Setelah Oddo dewasa, ayahnya menginginkan agar ia dapat menjadi seorang perwira militer. Untuk itu Oddo dikirim ke istana pangeran William, Duke of Aquitaine. Disini setiap hari Oddo harus berlatih berburu dan menjalani latihan-latihan militer lainnya. Namun selama 3 tahun tinggal di Aquitaine, Oddo selalu sakit-sakitan. Ia sering mengalami sakit kepala yang membuatnya lebih banyak berada di pembaringan daripada berlatih ketangkasan. Saat sang ayah datang mengunjunginya, ia terkejut mendapati putera kesayangannya begitu menderita oleh rasa sakit dikepalanya.
Obbo lalu teringat akan doa yang ia ucapkan dulu di Basilika Santo Martinus. Ia merasa bahwa ini semua adalah pertanda dari Santo Martinus. Ia lalu menceriterakan kejadian itu kepada puteranya dan mereka berdua memutuskan untuk kembali ke Tours. Di dalam Basilika, didepan makam Santo Martinus, sekali lagi Obbo mempersembahkan puteranya yang kini telah dewasa. Mereka berdoa bersama; lalu sang ayah menghantar puteranya menuju biara Benediktin di kota itu. Entah suatu kebetulan atau keajaiban, biara yang mereka datangi adalah sebuah biara Ordo Benediktin bernama “Biara Benediktin Santo Martinus dari Tours”. Semenjak itu, di sepanjang hidupnya Oddo menaruh hormat dan memiliki devosi yang mendalam kepada santo Martinus. Ia juga tidak pernah lagi menderita sakit kepala.
Setelah menjalani masa novisiat, Oddo menerima Tonsura dan ditahbiskan menjadi seorang biarawan Ordo Benediktin. Kesalehannya begitu menonjol dan ia menjadi seorang Benediktin yang sangat kudus. Ia setia pada disiplin hidup membiara sesuai regula yang ditulis oleh santo Benediktus dan menjadi teladan saudara-saudaranya.
Beberapa tahun kemudian Oddo diutus biaranya untuk melanjutkan studi di kota Paris dibawah bimbingan Santo Remigius of Auxerre. Ia menamatkan studinya empat tahun kemudian lalu kembali ke Tours. Selama beberapa tahun kemudian Oddo hidup dalam doa dan keheningan dalam sel pertapaan di biaranya. Suatu hari para pembesar biara memintanya untuk menulis ringkasan dari buku Moralia Paus Gregorius Agung. Awalnya Oddo menolak karena merasa dirinya tidak layak meringkas karya dari paus yang agung tersebut, namun ia kemudian keluar dari sel pertapaannya dan menerima tugas itu setelah paus Gregorius menampakkan diri kepadanya.
Pada tahun 924, Oddo terpilih menjadi Abbas di biara Baume. Tiga tahun kemudian ia terpilih menjadi Abbas untuk biara di Cluny. Sebagai pemimpin biara, Oddo selalu bersikap tegas dalam hal disiplin dan pelaksanaan aturan-aturan hidup membiara, tetapi ia juga bijaksana dan lembut kepada rekan-rekan se-biara.
Pada tahun 931, Paus Yohanes XI meminta abbas Oddo untuk memperbaharui kehidupan rohani di biara-biara di sekitar Aquitaine, Perancis utara dan juga Italia. Paus juga sering menugaskannya untuk menjadi juru damai ketika terjadi pertikaian diantara para bangsawan. Abbas Oddo juga kerap menjadi utusan Paus untuk meminta para bangsawan Perancis agar melepaskan kontrol mereka terhadap biara-biara sehingga biara dapat kembali menjadi pusat spiritual, bukan menjadi sumber keuangan bagi para bangsawan lokal.
Selama hidupnya, Oddo tercatat mendirikan sebuah biara di Aventine Roma. Ia juga menulis banyak buku. Di antaranya adalah buku biografi Santo Gerald dari Aurillac, tiga buku esai tentang moralitas, beberapa buku homili, sebuah buku puisi tentang karya Penebusan, dan dua belas antifon paduan suara untuk menghormati Santo Martinus dari Tours. Ia juga dikenal sebagai abbas yang miskin karena tidak memiliki harta apapun, selain buku-buku ilmu pengetahuan dan buku doa. Uang dan semua harta dunia yang ada padanya akan ia serahkan pada para orang-orang miskin yang ditemuinya.
Di tahun 942, ketika sedang menjadi utusan Paus untuk mendamaikan pertikaian antara para bangsawan di Italia, Oddo jatuh sakit. Ia dapat merasakan bahwa hari kematian sudah dekat. Karena itu ia mempersiapkan dirinya dengan semakin meningkatkan puasa dan matiraga. Ia tidak ingin meninggal dunia di Italia, karena itu ia berdoa memohon kekuatan melalui perantaran Santo Martinus, sumber devosi seumur hidupnya. Santo Martinus kemudian menampakkan diri kepadanya dan berkata :
“..Oh, jiwa yang suci, kekasih Allah, panggilanmu sudah dekat. Tapi aku, Santo Martinus, akan memberimu kekuatan untuk kembali ke tanah airmu, dimana hidupmu akan berakhir, dan Kristus akan memberkahimu untuk tinggal bersama umat pilihan-NYA. "
Oddo yang sedang sakit keras secara ajaib dapat kembali ke Perancis. Ia memutuskan untuk tidak kembali ke Cluny melainkan langsung menuju biara Tours karena ingin dimakamkan disamping Santo Martinus. Ia tiba tepat pada hari pesta Santo Martinus tanggal 11 November 942. Setelah menyiapkan diri selama beberapa hari, Oddo tutup usia tujuh hari kemudian pada tanggal 18 November 942. Sumber : Katakombe.Org
0 comments:
Post a Comment