Pada Rabu 14 November 2018 jam 09.07 ada pesan lewat WA dari Rm. Sapto, Pastor Pringwulung yang juga anggota pengurus Domus Pacis Puren. Beliau menulis " Rm ada info dr rm Lulus bsk sekitar jam 9 ibu2 dari kudus akan sowan ke domus. Jumlah sekitar 23 org."Dan ketika Rm. Bambang mengirim tanggapan "Oke, ramaaaa. Nyepaki napa, nggih?"(Oke, rama. Kami harus menyiapkan apa?), beliau menjawab "Namung unjukan mawon" (Kinum saja). Rm. Bambangpun menulis "Sandika, rama" (Siap, rama). Ketika makan siang akan adanya tamu langsung diinfokan oleh Rm. Bambang kepada para rama Domus. Kepada karyawa Rm. Bambang bilang "Sesuk ana tamu telu likur. Siapke unjukan, ya" (Besok ada tamu 23 orang. Kita menyapkan minum, ya).
Pagi berikutnya Rm. Bambang mengingatkan para rama Domus agar siap-siap jam 09.00. Tetapi ternyata mereka datang sesudah jam 11.00. Alasan baru diketahui oleh Rm. Bambang ketika membuka WA pada sore hari. Di situ Rm. Sapto mengirim pesan pada jam 10.43 "Rm Bambang. Tamu ibu2 njujug pastoran. Wonten acr kalian ibu2 paroki. Sasampunipun nembe dhateng domus. Kula boten saged ndherek. Punika kula ndherakaken rm gito priksa." (Rm. Bambang. Tamu ibu-ibu datang di pastoran. Ada acara dengan ibu-ibu paroki. Sesudahnya baru ke Domus. Saya tidak dapat ikut. Saya mengantar Rm. Gito periksa dokter). Para tamu itu ternyata angota-anggota Legio Maria Paroki Kudus. Para rama Domus menyambut dengan omong-omong santai. Tanya jawab antara para tamu dan para rama terjadi dalam suasana gembira penuh keakraban. Apalagi Rm. Bambang kerap mengulang sapaan "Para SANTA sekalipun belum wafat" yang membuat semua tertawa, karena istilah SANTA dan santo dalam Katolik kan untuk "orang Kudus".
0 comments:
Post a Comment