Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, November 2, 2018

Santo Hubertus

diambil dari http://katakombe.org/para-kudus Hits4040 Diterbitkan06 Oktober 2014 Diperbaharui09 Oktober 2014

  • Perayaan
    3 November
  • Lahir
    Sekitar tahun 656
  • Kota asal
    Maastricht, Belanda
  • Wafat
    Tanggal 30 Mei 727 di Fura (sekarang Tervueren), Brabant, Belgia - Oleh sebab alamiah
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Santo Hubertus lahir sekitar tahun 656 atau 658 di Toulouse Perancis. Ia adalah cucu dari Charibert, raja Toulouse dan anak dari Bertrand, raja muda Aquitaine. Sejak kecil Hubert sudah dididik secara Kristiani oleh orangtuanya. Namun ia sendiri kurang memperhatikan perkembangan kehidupan rohaninya. Ia lebih sibuk dengan kegemarannya: berburu kijang di hutan. Banyak waktunya dihabiskan untuk berburu. Bila tiba hari minggu, ia sibuk dengan anjing-anjing pemburunya, menyandang panah dan busur untuk pergi berburu, meskipun kawan-kawannya mengajaknya ke gereja.
Suatu hari, tepat pada hari Jumat Agung, saat umat kristiani sedang merenungkan sengsara dan wafat Kristus, Hubertus tak tergugah sedikit pun dengan hari raya besar itu. Ia malah menyiapkan perlengkapannya lalu pergi ke hutan untuk berburu. Tiba-tiba muncul seekor rusa jantan yang besar. Terdorong nafsu, Hubertus mengejar rusa itu makin jauh masuk ke dalam hutan. Tetapi, sekonyong-konyong rusa itu berdiri dengan tenang dan berpaling kearahnya. Di antara tanduknya terpancang salib yang bersinar menyilaukan. Hubertus tertegun, kemudian rusa itu menghilang, lenyap entah kemana. Suatu suara bergema dalam hatinya: “Hubertus, mengapa kau mengejar kenikmatan belaka? Waktumu kau sia-siakan dan hidupmu tak akan bernilai.” Kata-kata itu begitu menyentuh hatinya, sehingga ia mulai mencari Kristus yang tersalib.
Kejadian istimewa didalam hutan tersebut membuat Hubertus bertobat. Ia lalu memusatkan perhatiannya pada kehidupan rohaninya dan menjalani hidup dengan banyak berdoa dan bermatiraga. Kemudian ia menjadi rohaniwan yang melayani Uskup Santo Lambertus di Maastricht, Belanda. Melihat cara hidupnya yang saleh, Uskup Lambertus mentahbiskan dia menjadi imam, dan mengangkatnya menjadi pembantu Uskup. Tak lama kemudian Uskup Lambertus, yang lantang menentang tindakan asusila para pejabat istana, dibunuh secara keji. Hubert-lah yang dipilih menggantikannya.
Sebagai uskup, Hubertus sangat aktif dalam karyanya. Ia berhasil mempertobatkan banyak orang kafir yang masih menyembah berhala di pegunungan Ardenne. Sewaktu menyeberangi sungai dalam perjalanan pastoral ke desa-desa, ia mendapat kecelakaan sehingga jatuh sakit. Beberapa bulan kemudian uskup yang saleh ini tutup usia pada tanggal 30 Mei 727.
Latar belakangnya yang adalah seorang pemburu membuat ia diangkat menjadi pelindung para pemburu. Jenis anjing pelacak yang dulu sering menemaninya dalam berburu, sampai saat ini disebut sebagai saint hubert’s hound. Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment