Belum jam 04.00 pagi, Minggu 21 September 2014, Domus Pacis sudah hidup. Rama Tri Wahyono dan Rama Harto sudah dituntun ke kamar mandi untuk dimandikan. Kamar Rama Agoeng, Rama Yadi, Rama Jaka, dan Rama Bambang sudah terang dengan lampu dihidupkan. Mbak Tari dan Mas Fredy sungguh sibuk. Pada jam 04.30 Rama Bambang sudah berpakaian dan keluar kamar. Yahya pun sudah berdandan rapi. Jam 04.45 penghuni Domus Pacis sudah siap di garasi. Mas Handoko, relawan nyopir juga sudah siap. Rama Yadi, Rama Harto, Rama Jaka, Rama Tri, Rama Agoeng, Rama Giyono, dan Rama Bambang menunju mobil. Rama Harto, Rama Bambang, Rama Yadi, Rama Tri, dan Mbak Tari berada di mobil APV yang disopiri Mas Handoko. Mobil L300 yang dikemudikan Rama Jaka menampung Rama Agoeng, Rama Giyono, Bu Nonie, Mas Fredy, dan kemudian nyamper Pak Tukiran dan Bu Rini di Sleman. Pak Kus (adik Rama Harjaya) bersama Mas Indra, Mas Ega, dan Mas Wisnu berada di mobil Grandmax dengan Pak Kus sebagai sopir. Ketika mobil Grandmax ditinggal di Semarang para penumpangnya pindah ke L300 sementara Rama Giyono diturunkan di RS Elisabet untuk cek kesehatan. Rombongan Domus berangkat jam 05.00 dan sampai Semarang hampir jam 08.00 langsung santap pagi yang sudah disediakan. Acara selesai dan berangkat pulang pada jam 14.00. Rombongan berhenti di Magelang untuk makan sore di rumah makan dan sampai Domus Pacis pada jam 20.00.
Acara di Kantor Pusat Pastoral Keuskupan Agung Semarang Jalan Imam Bonjol hari itu sebenarnya adalah acara ulang tahun ke 10 Majalah Inspirasi yang dipimpin oleh Rama Aloysius Budi Purnomo. Khusus untuk acara ini digelar tema sekitar ketekunan kerasulan. Komunitas Rama Tua Domus Pacis dipanggil untuk menghadirkan sharing pengalaman dinamika kehidupannya. Acara dipandu oleh seorang animator tingkat nasional, Pak Yulius, yang pada awal berdiri Majalah Inspirasi ikut menjadi pengurus. Suasana sharing terasa menarik karena para peserta acara, yang berjumlah lebih dari 400 orang, tampak amat antusias. Rama Suhartono, salah satu rama tua yang masih ikut berkarya di Paroki Lampersari, ikut hadir dan oleh Rama Budi Purnomo juga diminta tampil di panggung. Acara bersama, sebelum makan siang, ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Rama FX Sukendar, Vikjen Keuskupan Agung Semarang, yang didampingi oleh Rama Agoeng, Rama Bu Purnomo, dan Rama Jaka serta diiringi kor 60 siswa-siswi SD Kanisius Cabean Bongsari bersama 8 orang gurunya.
Ketika makan pagi di Domus sehari kemudian, Senin 22 September 2014, Rama Agoeng berkata "Wingi kathah ingkang terharu. Bahkan sawetawis bapak lan ibu menangis" (Kemarin banyak yang terharu. Bahkan beberapa bapak dan ibu menangis). Rama Bambang menyambung "Mas Handoko nggih terharu lan ngomentari suasana hubungan antar rama ing Domus, para karyawan ingkang ugi ketingal tresna, lan kanca-kanca Komsos ingkang akrab sanget. Para rama ingkang rekaos minggah lan mandhap mobil ugi dipun bopong" (Mas Handoko juga terharu dan memberikan komentar akan suasana hubungan antar rama Domus, para karyawan yang tampak mencintai, dan teman-teman Komsos yang juga amat akrab. Para rama yang amat susah naik dan turun mobil juga dibopong). Tampaknya hari itu Komunitas Domus Pacis dengan beberapa orang jaringannya memang menghadirkan kesaksian penghayatan hidup berimannya bersama beberapa orang jaringannya. Tetapi Domus Pacis pun menerima kasih berlimpah karena mendapatkan bantuan dana yang tidak sedikit dari kelompok Inspirasi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment