"Jika seorang berdosa mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatnya kembali."
Sekali peristiwa Yesus
bersabda kepada murid-murid-Nya, “Apabila
saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia
mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan
dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau
tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan
mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga
mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah
atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian
ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia
ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang di
antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan
dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang
berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Setiap hari Minggu kita mendengarkan firman Tuhan. Kita
merenungkan makna firman itu bagi hidup kita. Demikian pula halnya pada hari
Minggu ini. Tetapi, secara istimewa diharapkan agar kita mulai memperhatikan
peran firman Tuhan. Hari Minggu Kitab Suci dirayakan setahun sekali, dengan
maksud agar berdampak sepanjang tahun dalam hidup kita sebagai umat Allah.
Mengapa Tuhan mau
berbicara kepada kita sepanjang sejarah keselamatan? Mengapa Sang Sabda menjadi
manusia? Mengapa Roh Kudus yang mengilhami para penulis Kitab Suci mau membantu
kita untuk memahami dan menghayati firman Tuhan? Bacaan hari ini dapat membantu
kita ikut mewujudkan harapan Tuhan, yang melalui firman-Nya mau menyelamatkan
dan mempersatukan umat manusia.
Injil hari ini
menolong kita untuk melihat dosa dalam hubungannya dengan jemaat. Awalnya,
menegur di bawah empat mata. Selanjutnya, membawa dua orang saksi. Akhirnya,
membuka perkara itu kepada jemaat. Tahap-tahap ini bertujuan untuk mengajak
orang Kristen yang berdosa tersebut kembali kepada jemaat. Kalau teguran sampai
tahap terakhir tidak diterima oleh yang bersangkutan, ia dipandang sebagai
orang yang tidak mengenal Allah. Langkah ini ditempuh sebagai kejutan bagi si
pendosa untuk rekonsiliasi dengan jemaat.
Jemaat sebagai
instansi mempunyai kuasa untuk mengucilkan atau menerima kembali anggota yang
tersesat. Kewibawaan komunitas jemaat menjadi semakin mendalam, karena Yesus
hadir bila dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya. Para murid diberi
janji bahwa Allah akan berdiri di belakang keputusan mereka di dunia.
Persetujuan jemaat yang bersatu dalam doa bersifat mengikat, karena Allah hadir
dalam doa jemaat secara khusus.
Apa artinya hal ini
bagi kita? Kita diundang untuk saling menegur dan mengingatkan. Kita semua
mempunyai tanggung jawab satu terhadap yang lain. Kita mempunyai tugas dan
kewajiban untuk membawa sesama yang berdosa, kembali kepada kebersamaan dalam
umat Allah. Namun, teguran itu menjadi semakin indah, kalau dilakukan melalui
langkah-langkah yang manusiawi.
Santo Agustinus sudah
memberikan peringatan ini kepada jemaat di keuskupannya. Satu-satunya alasan
menegur saudaranya yang berdosa adalah berdasar kasih. Jadi, segala alasan lain
seperti rasa kesal, jengkel, malu atau apapun harus disingkirkan. Dengan kata
lain, hendaknya kita membersihkan hati dari segala perasaan keliru agar dengan
hati penuh kasih dapat membantu saudara kita.
Tujuannya, yaitu
menolong orang agar selamat. Ibaratnya orang yang dalam bahaya tenggelam. Kita
tidak sampai hati melihat orang itu mati, kita ingin menolongnya. Bila dirinya
kita selamatkan, maka kita tidak hanya menolong satu orang itu saja, melainkan
juga banyak orang lain, seperti anggota keluarga, sahabat-sahabat, atau teman
kerjanya.
Semoga firman Tuhan
yang kita rayakan secara khusus pada hari Minggu Kitab Suci Nasional ini
membuka hati kita untuk makin menyadari akan tanggung jawab sosial, keselamatan
sesama dan akan rahasia cinta kasih Allah. (Chang/RUAH)
0 comments:
Post a Comment