Minggu, 21 September 2014
Hari Minggu Biasa XXV
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yes. 55:6-9; Mzm. 145:2-3,8-9,17-18; Flp. 1:20c-24,27a; Mat. 20:1-16a. BcO Tb. 1:1-22
Matius 20:1-16a:
1
"Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang
pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. 2
Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar
sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. 3 Kira-kira pukul
sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain
menganggur di pasar. 4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke
kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan
merekapun pergi. 5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia
keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. 6 Kira-kira pukul lima
petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya
kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 7
Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya
kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. 8 Ketika hari malam
tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan
bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga
mereka yang masuk terdahulu. 9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja
kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. 10
Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat
lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.
11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan
engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat
dan menanggung panas terik matahari. 13 Tetapi tuan itu menjawab seorang
dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau.
Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? 14 Ambillah bagianmu dan
pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama
seperti kepadamu. 15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut
kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? 16
Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang
terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Renungan:
Spontan, kala
membaca bacaan hari minggu ini kata hatiku mengatakan, "yang tak laku
dihargai Tuhan". Tuan rumah atau pemilik kebun anggur dari pagi sampai
sore mencari orang yang menganggur untuk bekerja di kebunnya. Rasaku
mereka yang sampai sore belum mendapat pekerjaan adalah kelompok orang
yang tidak laku. Mereka yang tidak laku ini diambil oleh sang pemilik
anggur dan pada saatnya mereka mendapat penghargaan yang sama dengan
pekerja yang lain. Tuhan mengangkat yang tak laku menjadi sungguh
berharga. Itulah salah satu prinsip Kerajaan Sorga.
Dalam banyak
kesempatan kita bisa melihat banyak kejadian yang mengesampingkan segala
sesuatu yang dianggap tidak berharga, bahkan manusia pun diperlakukan
begitu. Diantara kekejaman seperti itu kita bisa bersyukur juga karena
ada banyak pribadi yang rela mengangkat yang tampaknya tak berharga
menjadi sungguh bernilai. Ada banyak lembaga sosial yang menolong
anak/orang tua terbuang. Terhadap benda, ada banyak orang yang kreatif,
bahkan menjadikan sampah menjadi emas.
Belajar dari pengalaman ini,
marilah kita membuka hati dan budi bahwa tidak ada yang tidak berharga
di sekitar kita. Ketika kita membuka mata dan hati kita akan mampu
melihat semua yang ada layak dihargai. Marilah kita ubah yang tak laku
menjadi bernilai.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu dan ikuti
alur dalam Injil . Rasakan bagaimana Tuhan menghargai setiap pribadi
sebagai makhlukNya yang sungguh berharga.
Refleksi:
Bagaimana sikapmu dalam menghadapi mereka yang dicap tak berharga?
Doa:
Tuhan semoga aku mampu menghargai sesamaku sebagaimana Engkau menghargaiku sebagai ciptaanMu yang terbaik. Amin.
Perutusan:
Aku tidak akan menganggap remeh sesama ataupun segala sesuatu yang diberikan Tuhan kepadaku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment