Sabtu, 20
September 2014
Lukas 8:4-15
8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang,
yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus,
berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
8:5 "Adalah seorang penabur keluar untuk
menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir
jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan
setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan
semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.
8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah
tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus
berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia
mendengar!"
8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud
perumpamaan itu.
8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia
untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu
diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat
dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah
firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang
telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari
dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah
orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi
mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan
mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah
mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh
kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak
menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang,
yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan
mengeluarkan buah dalam ketekunan."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, telinga atau pendengaran memang memiliki peran lebih di antara indera-indera manusia. Orang memang dapat susah karena buta, tak dapat mencium aroma, tak dapat mencecap rasa, tetapi dapat amat menderita batin karena tuli.
- Tampaknya, orang masih dapat bergaul dan berelasi dengan enak sekalipun buta, gagap, lumpuh. Tetapi kalau tuli orang dapat menderita salah tangkap menerima pembicaraan orang lain bahkan dapat keliru duga sehingga tersinggung merasa dibicarakan ketika ada orang-orang omong-omong.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa sekalipun bukan tuna rungu atau merosot daya pendengarannya, orang sejatinya tuli bila hidupnya hanya terkurung dalam pandangannya sendiri. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan memiliki kebiasaan membuka ruang penangkapan terhadap aura batin dari kata-kata orang lain.
Ah, jaman kini menerima orang lain harus
memperhitungkan ada keuntungan atau tidak.
0 comments:
Post a Comment