Rabu, 01 Oktober 2014
Pesta S. Teresia dr Kanak-kanak Yesus
warna liturgi Putih
Bacaan:
Yes. 66:10-14b atau 1Kor. 12:31-13:13; Mzm. 131:1,2,3; Mat. 18:1-5
Matius 18:1-5:
1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya:
"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 2 Maka Yesus memanggil
seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu
berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat
dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga. 4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi
seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 5 Dan
barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia
menyambut Aku."
Renungan:
Keinginan menjadi yang paling besar terkesan dalam pertanyaan ini,
"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" (Mat 18:1). Memang
pertanyaan itu adalah pertanyaan umum, namun bisa jadi tersirat
keinginan ada yang terpilih menjadi yang paling besar di antara mereka.
Saya membayangkannya menjadi: "Guru siapa yang terbesar di antara kami?"
Ada kecenderungan umum untuk menjadi yang terbesar, terbaik, terhebat
dan ter ter yang lainnya. Orang tua menginginkan anaknya menjadi yang
terbaik di sekolahnya. Atau kalau tidak sampai sejauh itu mereka sering
bercerita yang memberi kesan bahwa anaknya itu terbaik. "Anakku itu
pinter lo, dia sejak umur 3 tahun sudah mandiri. Bisa mandi dan makan
sendiri." "Anakku umur 3 tahun sudah mulai bisa bercerita tentang film
yang ditonton."
Menampilkan kehebatan anak menjadi tanda kehebatan orang tua. Anak
menjadi kedok rasa perasaan hebat orang tua. Namun ternyata kebesaran
Kerajaan Sorga terletak di dalam diri anak itu. Dalam jatidiri seorang
anak tanpa embel-embel keinginan dan kesombongan orang tua Kerajaan Surga itu
ditampilkan (bdk Mat 8:3).
Kontemplasi:
Duduklah di suatu tempat yang nyaman. Bayangkan keceriaan dan ketulusan anak. Rasakan kehadiran sorga di dalam diri mereka.
Refleksi:
Apa yang bisa kautimba tentang kerajaan sorga di dalam diri anak-anak.
Doa:
Yesus, semoga aku pun selalu membangun semangat pertobatan dan tulus
seperti anak supaya aku layak mendekati Kerajaan SurgaMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan menghidupkan sikap tobat dalam diriku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment