Kamis, 11 September 2014
Yohanes Gabriel Perboyre
warna liturgi Hijau
Bacaan:
1Kor. 8:1b-7,11-13; Mzm. 139:1-3,13-14ab,23-24; Luk. 6:27-38. BcO 2Ptr. 3:1-10
Lukas 6:27-38:
27
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah
musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 28 mintalah
berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci
kamu. 29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga
kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu,
biarkan juga ia mengambil bajumu. 30 Berilah kepada setiap orang yang
meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang
mengambil kepunyaanmu. 31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang
perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. 32 Dan jikalau
kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena
orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik
kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. 34
Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap
akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang
berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka
menerima kembali sama banyak. 35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan
berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan
balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah
Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu
berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. 36 Hendaklah kamu murah
hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." 37 "Janganlah kamu
menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu
menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan
diampuni. 38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang
dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke
dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu."
Renungan:
Membaca bacaan ini saya
teringat cerita teman di Komsos KAS. Kurang lebih katanya, "Mo, dulu
paman saya itu seorang penjambret. Suatu kali dia mangkal di Hotel
Garuda. Dia melihat lelaki tua habis menukar uang. Didekati lelaki tua
itu lalu dikalungi celurit. Si lelaki tua itu tidak melawan malah
mengatakan, "Kalau mau hasil lebih banyak ayo ke rumahku." Pamanku pun
kemudian memboncengkan lelaki tua itu. Di perjalanan ia deg-degan. Ia khawatir
jangan-jangan orang yang dijambret ini adalah orang yang dia kenal namanya.
Sesampai di tempat tujuan pamanku makin yakin siapa lelaki tua itu.
Tetapi lelaki tua itu tetap mengajak ke rumahnya. Sesampai di rumahnya
lelaki tua itu menunjukkan tempat uangnya: "Silakan ambil uang-uang itu.
Namun perlu bapak ketahui, semua ini bukan uangku. Itu uang milik warga
di sini." Mendengar itu pamanku ngoplok (gemetar kakinya) lalu
tersungkur dan berkata, "Nyuwun pangapunten Rama Mangun." Pamanku tidak bisa
apa-apa dan hanya bisa bersujud di hadapan Rama Mangun."
Dalam Sabda Hidup ini
rasaku aku tidak perlu menulis renungan lain. Kisah nyata tentang paman
teman Komsos KAS dan Rama Mangunwijaya ini sudah bisa membantu kita
merenungkan Injil Luk. 6:27-38.
Kontemplasi:
Bayangkan kejadian yang kukisahkan dalam renungan tadi. Jadilah salah satu pemeran kisah tersebut.
Refleksi:
Apa yang akan kaulakukan kala mendapatkan ancaman dan perlakuan tidak adil?
Doa:
Tuhan semoga kebaikan bertumbuh subur di sekitarku untuk menggantikan aneka kejahatan yang merajalela. Amin.
Perutusan:
Marilah kita menaburkan kebaikan di sekitar kita, juga ketika kita diperlakukan tidak adil.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment