Jumat, 05 September 2014
Beata Teresa dr Kalkuta
warna liturgi Hijau
Hari Biasa
Bacaan:
1Kor. 4:1-5; Mzm. 37:3-4,5-6,27-28,39-40; Luk. 5:33-39. BcO 2Tim. 2:22 - 3:17
Lukas 5:33-39:
33
Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes
sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi,
tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." 34 Jawab Yesus kepada mereka:
"Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai
itu bersama mereka? 35 Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu
diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa." 36Ia
mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun
mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada
baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada
yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang
baru itu. 37 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru
ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru
itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan
kantong itupun hancur. 38 Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam
kantong yang baru pula. 39 Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur
tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua
itu baik."
Renungan:
Suatu kali saya jajan bersama beberapa
teman. Setelah makanan dihidangkan satu teman, "Wah bakmi itu enaknya di
warung A, nasi goreng di warung B....." Semua makanan yang ada
diperbandingkan dengan warung-warung yang dia yakini enak. Aku pun menanggapi,
"Sekarang yang ada makanan yang di depanmu. Makanlah itu. Atau kita
pergi ke 5 warung yang kaukatakan tadi?"
Ada kecenderungan umum untuk
tidak mudah menikmati apa yang dihadapi dan merasa bahwa apa yang
dimilikinya lebih baik. Apa yang ada dicacat dengan yang tidak ada.
Makanan yang ada tidak dinikmati karena otak dan katanya memikirkan dan
mengatakan yang lain. Padal akhirnya ya tetep makan sampai habis.
Pada
jaman Yohanes orang-orang Farisi mengecam cara hidup Yohanes. Ketika
Yesus mengambil perilaku yang berbeda mereka pun mengkritikNya (bdk.
Luk. 5:33-39). Rupanya sikap tidak pernah puas dengan apa yang dihadapi
dan ditemui adalah sifat orang Farisi.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Lihatlah sikap-sikapmu ketika menghadapi sesuatu bahkan sekedar makanan yang tersaji di hadapanmu.
Refleksi:
Sudahkah
anda menjadi orang yang mampu menerima dan menyikapi yang anda temui
dengan bijak? Ataukah anda termasuk pribadi yang banyak mengeluh?
Doa:
Tuhan
semoga segala sesuatu yang di hadapanku bisa kurasakan sebagai
anugerahmu. Dan aku pun mampu menerima dengan baik apa yang telah
Kauberikan kepadaku. Amin.
Perutusan:Aku akan mensyukuri apa yang kutemui dan kuterima.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment