Selasa, 23 September 2014
Peringatan Wajib St. Padre Pio dr Pietrelcina
warna liturgi Putih
Bacaan:
Ams. 21:1-6,10-13; Mzm. 119:1,27,30,34,35,44; Luk. 8:19-21. BcO Tb. 3:7-17
Lukas 8:19-21:
19
Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak
dapat mencapai Dia karena orang banyak. 20 Orang memberitahukan
kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu
dengan Engkau." 21 Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan
saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan
melakukannya."
Renungan:
Rasa saya, setiap orang tua pasti
rindu pada anakNya, apalagi kepada anak yang merantau dan mengembara.
Dalam bayangan saya, sejak berkarya Yesus adalah pribadi pengembara. Ia
berjalan dari satu desa ke desa lain menghadirkan Kerajaan Allah. Selama
pengembaraanNya tidak diceritakan kapan Ia mampir rumah. Maka layaklah
ibu Maria kangen dan ingin menemuinya.
Namun ternyata kerinduan ibu
Maria pada Yesus anaknya ini terjawab secara lain. Yesus malah
mengatakan, "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang
mendengarkan firman Allah dan melakukannya" (Luk 8:21). Secara umum
jawaban ini akan sangat menyakitkan. Namun kesanku ibu Maria menangkap
arti dari jawaban ini dan alasan dari ketidakpulangan Yesus. Ibu Maria
melihat dengan jelas bahwa Anaknya bukan lagi miliknya. Ia adalah anak
Allah yang mesti menjalankan perutusan BapaNya. Pada diriNya mesti
terpancar pada persaudaraan yang terbentuk karena kesetiaan pada
kehendak Bapa, bukan sekedar persaudaraan darah. Siapapun yang setia
pada kehendak Bapa layak diangkat menjadi saudara Yesus.
Kontemplasi:
Coba ikuti kisah dalam Injil Luk. 8:19-21. Rasakan rasa yang berkembang dalam diri ibu Maria.
Refleksi:
Pernahkah anda mengalami pengalaman seperti ibu Maria (bc. Luk. 8:19-21). Apa yang kaulakukan kala (jika) mengalami seperti itu?
Doa:
Tuhan
aku sadar kadang butuh kesiapan batin untuk menerima sabdaMu. Semoga
aku pun mampu menangkap kata-kataMu seperti ibu Maria. Amin.
Perutusan:
Aku
akan membuka luas cakrawalaku sehingga tidak gampang tersulut oleh
kata-kata yang tidak mengenakkan karena belum kumengerti artinya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment