Selasa, 16
September 2014
Lukas 7:11-17
7:11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama
Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak
menyertai-Nya berbondong-bondong.
7:12 Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang
mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan
banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
7:13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah
hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan
menangis!"
7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya,
dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku
berkata kepadamu, bangkitlah!"
7:15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai
berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
7:16 Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan
Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah
kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya."
7:17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh
Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, pada umumnya orang amat menyingkiri yang namanya kematian. Pembunuh berdarah dingin pun menolak mengalami sendiri kematian.
- Tampaknya, pada umumnya orang menggambarkan kematian sebagai peristiwa yang menghentikan datangnya masa depan. Padahal hidup tanpa masa depan adalah pengalaman yang amat membuat derita.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa sebenarnya kematian bukanlah hal yang harus ditangisi bahkan diratapi karena dalam kematian sejatinya terbuka masa penuh kehidupan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan ikhlas kehilangan yang biasa dihayati karena yakin dalam hilang ada temuan yang jauh lebih berlimpah kebaikan dan keluhurannya.
Ah, bagaimanapun kematian adalah bencana berhentinya
hidup.
0 comments:
Post a Comment