Hari Minggu Biasa XXII,
Hari Minggu Kitab Suci Nasional
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Ul 4:1-2,6-8; Mzm. 15:2-3a,3cd-4ab,5; Yak. 1:17-18,21b-22,27; Mrk. 7:1-8,14-15, 21-23. BcO 1Tim. 5:3-25.
Nas Injil:
1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. 2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. 3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; 4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. 5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" 6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. 8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." 14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. 15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." 21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, 22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Percikan Nas:
Kadang orang bisa marah karena terpicu oleh omongan orang. Ketika mendengar omongan orang, tanpa konfirmasi, yang mengusik harapan dan kemauannya ia menjadi marah. Omongan itu, meski benar atau tidak, masih bernilai sebagai omongan. Namun omongan itu menjadi jahat dalam rupa amarah orang yang menerimanya.
Tuhan bersabda, “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya” (Mrk 7:15). Yang keluar dari seseoranglah yang menajiskan bukan yang masuk dalam diri orang. Orang yang menerima segala sesuatu mempunyai kesempatan untuk membatinkan dan mengolahnya. Hasil pembatinan dan pengolahan yang kemudian dikeluarkan itu yang menentukan najis atau tidak.
Kiranya kita sungguh perlu memilih dan memilah apa yang akan kita katakan dan perbuat. Info apapun yang kita terima mesti kita batinkan dalam kebeningan hati. Sikap kita perlu kita tata dengan baik jangan sampai menajiskan diri kita sendiri. Orang tidak akan terlalu melihat apa yang dikatakan orang kepada kita tapi mereka sangat peka dengan kata yang keluar dari mulut kita dan tindakan kita.
Doa:
Bapa semoga kami bisa menjaga dan menata kata dan tindakan saya. Semoga kami tidak menajiskan diri kami karena omongan yang belum jelas yang kami terima. Semoga dari mulutku muncul kata-kata yang bijak dan dari diriku mengalir tindakan yang bermakna. Amin.
Menata kata dan tindakan
September adalah Bulan Kitab Suci
“Ayo rajin baca Kitab Suci"
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment