warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
1Kor. 2:1-5; Mzm. 119:97,98,99,100,101,102; Luk. 4:16-30; BcO 1Tim. 6:1-10.
1Kor. 2:1-5; Mzm. 119:97,98,99,100,101,102; Luk. 4:16-30; BcO 1Tim. 6:1-10.
Nas Injil:
16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 18 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” 20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” 22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” 23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” 24 Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. 25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. 26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” 28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 18 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” 20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” 22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” 23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” 24 Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. 25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. 26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” 28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Percikan Nas:
Suatu kali saya bertemu dengan seorang anak yang selalu ketakutan kalau ditanya. Begitu ada pertanyaan ditujukan kepadanya keringat dingin langsung keluar dari tubuhnya. Setiap kali ditanya selalu seperti itu. Lalu kuajak anak itu berdoa sejenak dan kemudian membuat tulisan mengapa ia begitu. Dalam suasana damai dan tenang anak itu menulis. Setelah kubaca tulisannya ternyata ia selalu takut menjawab karena kala di rumah kalau menjawab pertanyaan orang tua ia selalu mendapat bentakan dan pukulan. Orang tuanya selalu tidak percaya pada jawaban-jawabannya.
Orang-orang Nasaret kagum ketika Yesus membacakan kutipan dari kitab nabi Yesaya. Mereka heran. Namun kala tahu siapa Yesus itu mereka mulai tidak percaya kepada Yesus. Ketidakpercayaan mereka ini membuat sedikit terjadinya mukjijat di situ.
Ketidakpercayaan memang menghadirkan aura negatif. Membuat seorang anak mengalami ketakutan berkepanjangan. Orang Nasaretpun tidak mengalami rahmat mukjijat Yesus. Ketidakpercayaan menghapus kemungkinan-kemungkinan baik yang akan datang. Ketidakpercayaan malah menghadirkan penolakan. Apakah kita juga akan melepaskan mukjijat Tuhan karena ingin mempertahankan ketidakpercayaan kita?
Suatu kali saya bertemu dengan seorang anak yang selalu ketakutan kalau ditanya. Begitu ada pertanyaan ditujukan kepadanya keringat dingin langsung keluar dari tubuhnya. Setiap kali ditanya selalu seperti itu. Lalu kuajak anak itu berdoa sejenak dan kemudian membuat tulisan mengapa ia begitu. Dalam suasana damai dan tenang anak itu menulis. Setelah kubaca tulisannya ternyata ia selalu takut menjawab karena kala di rumah kalau menjawab pertanyaan orang tua ia selalu mendapat bentakan dan pukulan. Orang tuanya selalu tidak percaya pada jawaban-jawabannya.
Orang-orang Nasaret kagum ketika Yesus membacakan kutipan dari kitab nabi Yesaya. Mereka heran. Namun kala tahu siapa Yesus itu mereka mulai tidak percaya kepada Yesus. Ketidakpercayaan mereka ini membuat sedikit terjadinya mukjijat di situ.
Ketidakpercayaan memang menghadirkan aura negatif. Membuat seorang anak mengalami ketakutan berkepanjangan. Orang Nasaretpun tidak mengalami rahmat mukjijat Yesus. Ketidakpercayaan menghapus kemungkinan-kemungkinan baik yang akan datang. Ketidakpercayaan malah menghadirkan penolakan. Apakah kita juga akan melepaskan mukjijat Tuhan karena ingin mempertahankan ketidakpercayaan kita?
Doa:
Tuhan, bangunlah kepercayaan dalam diri kami sekalipun terasa tidak mudah. Kami berharap Engkau berkenan menghidupkan kepercayaan kami. Banyak mukjijat-Mu terjadi kala kami percaya. Amin.
Tuhan, bangunlah kepercayaan dalam diri kami sekalipun terasa tidak mudah. Kami berharap Engkau berkenan menghidupkan kepercayaan kami. Banyak mukjijat-Mu terjadi kala kami percaya. Amin.
Ketidakpercayaan
September adalah Bulan Kitab Suci
“Ayo rajin baca Kitab Suci”
(goeng).
“Ayo rajin baca Kitab Suci”
(goeng).
0 comments:
Post a Comment