Catatan: Yang terpapar di bawah ini berasal dari sajian Rm. Petrus Noegroho Agoeng SW, Pr. untuk para lansia dalam Novena Ekaristi Seminar di Domus Pacis Puren Minggu 2 September 2018. Sajian asli berupa power point. Rm. Bambang menuliskan kembali dengan menghilangkan beberapa gambar yang menyertainya.
Allah Berberita (dari
Alkitab)
- Allah selalu hadir dalam sejarah hidup manusia dan member arah menuju damai sejahtera (lih. Ibr
1:1-2)
- Allah memilih manusia untuk mengusahakan dan memelihara (lih Kej 2:15)
- Allah memberikan pemahaman kehidupan, memberikan pedoman dan kebebasan pada manusia (lihKej 2:16)
- Allah menunjukkan akibat yang akan ditanggung manusia bila melanggar (lihKej 2:17)
Kata Gereja (dari dokumen Konsili Vatikan II Inter Mirifika tentang Komunikasi Sosial)
- Gereja selayaknya memanfaatkan perkembangan tehnologi komunikasi ini untuk menyiarkan Warta Keselamatan, dan mengajarkannya bagaimana manusia dapat menggunakan media tersebut dengan tepat dalam semangat manusiawi dan kristen (IM art 3)
- Setiap orang yang memakainya perlu mengetahui norma-norma moral, mempraktekkannya dengan setia dan dengan cermat membina suara hatinya sendiri. (IM art 4)
- Masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi benar, mengindahkan keadilan dan cinta kasih, lengkap, jujur dan menjaga martabat manusia, juga informasi yang menyangkut kejahatan moral (IM art.5-8)
- Waspada dan menghindari apa saja yang bisa menimbulkan kerugian rohani dan dapat membahayakan sesama (IM art.9).
- Orang tua wajib untuk menjaga keluarganya terhadap tayangan maupun terbitan yang bertentangan dengan iman dan tata susila (IM art.10).
Yang
Bisa Kita Buat
- Perlu meningkatkan kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media.
- Tujuannya agar sebagai konsumen media (termasuk kakek-nenek) menjadi sadar (melek) tentangcara media dikonstruksi (dibuat) dan diakses.
Manusia Sebagai Makhluk Individu dan
Sosial
- Manusia membutuhkan komunikasi. Yang harus disadari zaman kini adalah era milenial. Di era milenial orang biasa berkomunikasi satu sama lain tidak harus bertemu muka satu sama lain. Bahkan orang dalam komunikasi banyak hanya berjumpa satu sama lain dalam tulisan elektronik.
- Semua itu terjadi karena adanya perubahan komunikasi manusia. Orang mengalami perubahan hubungan satu sama lain dari model manual ke model digital, yaitu dengan menggunakan alat-alat hasil tekhnologi seperti HP dan internet.
Karakter Dunia Digital
- Vilatile (cepat berganti dan cepat basi): Lingkungan menuntut agar kita bisa cepat beradaptasi dengan cepat terhadapa perubahan yang tidak terduga.
- Unceratin (tidak pasti): Lingkungan membutuhkan kita unuk cepat mengambil tindakan dalam situasi yang tidak pasti.
- Complex: Lingkungan menjadi sangat dinamis dengan dan saling ketergantungan dengan kondisi sekitar.
- Ambigous (mendua): Kondisi yang sering terjadi di luar kebiasaan kita. Kita harus senantiasa berpikir “outside the box” atau di luar keahlian kita.
Wilayah Hidup Manusia Milenial
•
Yang duluan yang
mempengaruhi
•
Yang menarik yang dipilih
•
Yang eksis yang berpeluang
•
Yang dilihat yang ditiru
•
Yang terkenal yang dipercaya
•
Yang dekat yang diikuti
•
Yang sensasional yang
disimak
•
Yang dilarang yang dicari
•
Yang disenangi yang diikuti
Interaksi di Media Sosial
- Isi Media Sosial menurut
data Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan: 90,30%
berita bohong, 21,60% Informasi bersifat menghasut, 59% informasi tidak
akurat.
- Konten negatif ini berdampak pada persepsi masyarakat. Penelitian yang dilakukan LIPI menunjukan 86% mahasiswa dari lima perguruan tinggi ternama di Pulau Jawa menolak ideologi Pancasila.
Tujuan dan Dampak Hoaks
1.
Provokasi dan
agitasi negatif.
2.
Menyulut kebencian,
kemarahan, dan hasutan kepada orang banyak untuk mengadakan huru-hara,
pemberontakan dll.
3.
Membentuk persepsi negatif
untuk memanipulasi alam pikiran dan memberikan respon seperti keinginan pembuat
berita palsu.
4.
Menimbulkan opini negatif
sehingga terjadi disintegrasi bangsa, dll.
Ciri-ciri Hoaks
- Menciptakan
kecemasan, kebencian, permusuhan, dll. (fear arousing)
- Sumber
tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau
klarifikasi. (whispered propaganda)
- Pesan
sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah (one-sided)
- Mencatut
nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal. (transfer
device)
- Memanfaatkan
fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat. (plain folks)
- Judul
dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.
- Memberi
penjulukan. (name calling)
- Minta
supaya dishare atau diviralkan. (band wagon)
- Menggunakan
argumen dan data yang sangat teknis supaya Nampak ilmiah dan dipercaya
(card stacking)
- Artikel
yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir
pernyataan narasumbernya.
- Berita
ini biasanya ditulis oleh media abal-abal. Media yang tidak jelas alamat
dan susunan redaksi.
- Manipulasi
foto dan keterangannya. Foto-foto yang digunakan biasanya sudah lama dan
berasal dari kejadian di tempat lain dan keterangannya juga dimanipulasi.
Pelaku juga dapat mengubah latar dan foto sebuah peristiwa dengan
mengandalkan kecanggihan piranti pengolah gambar dan keterampilannya.
Bentuk Hoaks
1.
Yang paling
sering diterima:
·
Tulisan (62,10%)
·
Gambar (37,50%
·
Video (0,40%)
2.
Saluran
penyebaran berita hoaks:
·
Radio (1,20%)
·
E Mail (3,10%)
·
Media cetak
(5,00%)
·
Televisi (8,70%)
·
Situs web
(34.90%)
·
Aplikasi chatting
(whatsapp, line, telegram) (62,80%)
·
Media sosial
(facebook, teitter, instagram, path) (92,40%).
Hasil survei daring Mastel yang diikuti oleh 1.116
responden pada tahun 2017 menunjukkan media sosial, aplikasi komunikasi, dan
situs menjadi saluran tertinggi penyebaran hoaks dalam bentuk tulisan, gambar,
dan video.
Etika di Dunia Digital
ASEAN
SOMRI di Filipina pada 22-23 Maret 2017 menyepakati 5 nilai: READI dalam
penyebaran informasi:
No.
|
Nilai Utama
|
Deskripsi
|
1
|
Responsibility
(tanggungjawab)
|
Kita harus berpikir dan
bertanggungjawab terhadap konten yang diunggah.
|
2
|
Empathy
(empati)
|
Kita harus berpikir dan berempati akan
akibat konten yang diunggah terhadap perasaan orang lain.
|
3
|
Authenticity
(otentik)
|
Kita harus tetap otentik dan siap
berjaga terhadap semua konten yang diunggah.
|
4
|
Discernment
(kearifan)
|
Kita harus kritis mengevaluasi
informasi/konten online yang diperoleh sebelum mengambil tindakan
terhadapnya.
|
5
|
Integrity
(integritas)
|
Kita harus melakukan hal yang benar,
berani menyuarakan kebenaran, dan melawan perilaku negatif di dunia online.
|
Upaya: Menciptakan Konten Positif
untuk Melawan Konten Negatif dan Hoaks
- Melaksanakan literasi
media kepada masyarakat agar mereka sadar untuk tidak membuat atau turut
menyebarkan hoaks namun menciptakan konten-konten positif (indonesiabaik,
kidi).
- Aktif melakukan klarifikasi
resmi dan counter issue terhadap berita-berita hoaks atau potensi hoaks
di berbagai kanal (GPR Widget, FMB9).
- Turut mengampanyekan
dan menggandeng komunitas untuk melawan hoaks (Siberkreasi,
turnbackhoax.id)
- Melaporkan
materi-materi hoaks ke: aduankonten@mail.kominfo.go.id, aduankonten.id dan
http://trustpositif.kominfo.go.id/ agar segera mendapat tindak lanjut.
- Hoaks dapat dicek di
media mainstream atau di https://hoaxanalyzer.com, www.snopes.com saring
sebelum sharing.
Media
SaranaPewartaan
- Media memang bukanlah pewarta, namun sarana yang
dapat “berperan” dalam pewartaan.
- Media merupakan representasi kebutuhan khalayak
yang terpercaya, adil dan objektif
- Efek Media: memberikan pengetahuan, membentuk perilaku
dan membangun kebiasaan
- Secara diam-diam (kalau perlu terus terang) menggunakan sarana media untuk menyampaikan kabar gembira tentang hidup dan karya Yesus Kristus dalam menghadirkan Kerajaan Allah.
0 comments:
Post a Comment