"Rama, wonten tamu" (Rama, ada tamu) suara Rama Agoeng terdengar sekitar jam 10.00 Senin 4 Agustus 2014 di kamar Rama Bambang yang sedang tiduran sambil mendengarkan radio. Rama Bambang segera pindah di kursi roda dan ternyata ada Rama Bilie dari Paroki Dirjodipuran, Sala, dengan 3 orang ibu. Mereka bergantian menyalami Rama Bambang dan kemudian diajak oleh Rama Agoeng ke kamar makan. Kedatangan mereka memang sudah diketahui karena sudah SMS ke Rama Agoeng beberapa jam sebelumnya ketika para rama Domus sedang makan pagi.
Ketika Rama Bambang menyusul mereka, di meja makan sudah terdapat tas bingkisan oleh-oleh. Ternyata salah satu ibu dulu biasa ikut pendalaman Jumat Pertama siang di makam Rama Sanjaya. Bahkan almarhum ibu salah satu lainnya, bu Popie, dulu juga peserta aktif acara makam Rama Sanjaya. Maka mereka tampak sudah akrab dengan Rama Bambang karena dialah yang menjadi pengisi acara di makam Rama Sanjaya pada waktu itu. Pembicaraan sana-sini ternyata kemudian terfokus pada kondisi Rama Harjaya yang kini masih di RS Panti Rapih. "Nanging sakniki pun rada pulih. Pun isa polah" (Tetapi sekarang sudah membaik. Sudah dapat bergerak dan berulah) kata Rama Bambang yang disambung dengan pertanyaan salah satu ibu "Lho waune parah ta?" (Lho, tadinya parah ya?). Rama Agoeng menjelaskan "Tadinya ketika ditensi tidak tampak pira. Ning sakniki pun ketok satus. Luka-luka gegere nggih pun kering. Nek wangsul kudu nukokke kasur udara" (Semula ketika ditensi tidak tampak angka berapa. Kini sudah tampak 100. Luka-luka dipunggung sudah mengering. Kalau pulang Domus harus dibelikan kasur udara). "Jare regane sekitar limang yuta" (Katanya harga kasur itu 5 jutaan rupiah) sambung Rama Bambang.
0 comments:
Post a Comment