Senin, 01 September 2014
Maria Margareta Redi
warna liturgi Hijau
Bacaan:
1Kor. 2:1-5; Mzm. 119:97,98,99,100,101,102; Luk. 4:16-30. BcO 1Tim. 6:1-10
Lukas 4:16-30:
16
Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya
pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca
dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah
dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 18 "Roh Tuhan ada
pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi
orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." 20 Kemudian Ia menutup
kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata
semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia
memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini
sewaktu kamu mendengarnya." 22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan
mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata
mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" 23 Maka berkatalah Ia kepada
mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib,
sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu
ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" 24 Dan
kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang
dihargai di tempat asalnya. 25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini
benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika
langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya
kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. 26 Tetapi Elia diutus bukan
kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan
janda di Sarfat, di tanah Sidon. 27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak
orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang
ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." 28 Mendengar itu
sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 29 Mereka bangun,
lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung,
tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 30
Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Renungan:
Hari
ini kita memasuki bulan Kitab Suci Nasional. Bulan Kitab Suci ini
diadakan salah satu alasannya agar kita biasa membuka, membaca, mencecap
dan mengaplikasikan Sabda Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Kebiasaan
membaca Kitab Suci memang perlu dilatih dan diusahakan. Yesus pun
melakukannya. "....menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke
rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab" (Luk 4:16).
Ketika Yesus mengurai isi Kitab yang dibaca kita bisa mengandaikan bahwa
Yesus sudah biasa membaca Kitab Suci.
Dalam kesempatan ini saya
hanya ingin mengajak anda untuk menemukan kembali KS anda, membukanya,
membacanya, mencecapnya dan menjalani perutusannya. Kalau tidak mampu
mengerti isinya tidak perlu merasa minder, tapi terus saja membacanya.
Kata-kata dalam KS itu sendiri yang akan berbicara pada kita kala kita
terus membacanya.
Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Bacalah Kitab yang dibaca Yesus dan biarkan teks itu memberikan arti bagi hidupmu.
Refleksi:
Apa yang bisa menggerakkanmu untuk membangun kebiasaan membaca KS?
Doa:
Ya Tuhan, singkirkanlah penghalang sabdaMu. Semoga aku selalu mempunyai kerinduan untuk membaca dan mendengarkan sabdaMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan mulai membiasakan diri membaca KS.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment