Pontianus, Hippolitus, Markus dr Aviano
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yeh. 9:1-7; 10:18-22; Mzm. 113:1-2,3-4,5-6; Mat. 18:15-20. BcO Za. 10:3 - 11:3
Matius 18:15-20:
15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. 16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. 17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. 18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. 19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. 20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
Renungan:
Sejauh kualami kita ini mempunyai dorongan untuk bertemu dan ngobrol dengan yang lain. Ketika dua atau tiga orang berkumpul obrolan pun bisa ke mana-mana. Tiap kali pulang ke rumah kuliat tetanggaku sering duduk-duduk berdua dan ngobrol di pinggir perempatan. Bapak ibuku pun hanya berdua dan mereka sering ngobrol aneka macam hal, seakan-akan gak pernah kehabisan bahan cerita.
Kebiasaan bertemu dan ngobrol tersebut bisa menjadi embrio bagi percakapan hidup sebagai orang beriman. Bisa menjadi kesempatan untuk saling meneguhkan peziarahan hidupnya sebagai musafir yang berkehendak berjumpa dengan Tuhan. Ketika kita mengangkat percakapan harian menjadi percakapan hidup beriman kita akan mendapati Tuhan hadir. "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka" (Mat 18:20).
Maka marilah kita mengangkat percakapan harian kita menjadi percakapan dalam Nama Tuhan. Kita kelola peristiwa-peristiwa harian kita menjadi peristiwa-peristiwa iman yang menguatkan.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Ingatlah peristiwa-peristiwa dirimu ngobrol dengan sesamamu. Sejauh mana anda membawa percakapan harianmu menjadi percakapan orang beriman.
Refleksi:
Apa Nama Tuhan ada dalam percakapan harianmu? Mengapa?
Doa:
Ya Yesus sudilah Engkau hadir dalam aneka perjumpaanku dengan sesamaku. Bantulah kami menemukan buah-buah rohani dalam percakan harian kami. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengolah makna rohani dari peristiwa harianku.
0 comments:
Post a Comment