Bu Titik adalah relawati Domus Pacis yang mengurus paramenta liturgi rumah. Pada suatu hari beliau mengirimkan SMS ke Rama Bambang. Di situ diinformasikan bahwa dokter Prawito, salah satu prodiakon paroki Pringwulung dan aktivis Novena Domus Pacis, menyayangkan tidak adanya klinthing atau bel untuk setiap misa Domus. Bagi pak dokter konsekrasi dalam Doa Syukur Agung terasa kurang karena tidak ada bunyi bel menyertainya. Menghadapi perkara ini maka Bu Titik berusaha mencari bantuan. Maka datanglah Bu Anton diantar Bu Titik pada Selasa 19 Agustus 2014 di kamar Rama Bambang. Bu Anton menyumbang bel untuk perayaan misa.
"Yen makaten klinthing menika mangke dipun anyari nggih, bu?" (Kalau begitu bel ini nanti mulai dipakai ya, bu?) kata Rama Bambang. Pada tanggal penyerahan itu jam 5 sore di Domus Pacis memang ada Misa untuk merayakan ulang tahun tahbisan ke 27 Rama Tri Wahyono dan Rama Jaka. Bu Anton dan Bu Titik sungguh tampak antusias. Pada sekitar jam 3 sore Bu Titik bilang "Bu Anton nggih kula aturi ndherek misa mangke nggih, rama" (Bu Anton juga saya undang ikut misa nanti ya, rama) yang disahut oleh Rama Bambang "Nggih, bu" (Ya, bu). Perayaan misa pada sore itu memang tampak megah karena hadirnya banyak rama: 12 orang tampil selebrasi memimpin di altar dan 7 orang membaur bersama umat umum peserta. Sesudah mengantar 2 tarian dan sesudah berkat penutup, Rama Bambang yang berada di samping altar menyalami para imam yang ikut menjadi selebran. Nah ketika itu, Rama Bambang melihat klinting atau bel misa berada di altar. "Wadhuh, aku lali nglinthing dhek konsekrasi" (Aduh, aku lupa membunyikan bel ketika konsekrasi).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment